Komisi IV DPR RI Mendukung Langkah Cepat Kementan Kendalikan belalang kembara di Sumba.
Sumba Barat Daya, Rombongan Anggota Komisi IV DPR RI melihat langsung gerakan pengendalian (gerdal) hama belalang kembara yang dilakukan oleh brigade pengendalian hama belalang dari Dinas Pertanian di desa Hambeli Ate kecamatan Kodi Utara kabupaten Sumba Barat Daya (SBD) Provinsi NTT. Tidak hanya melihat gerdal, rombongan juga melihat demplot ujicoba pengendalian hama belalang dengan agens pengendali hayati (APH) berupa bakteri merah (Seratia sp.) hasil eksplorasi di wilayah Sumba.
"Pengendalian hama (belalang) yang dilakukan sudah cukup baik, kedepan menurut pemikiran saya belalang ini bisa diolah, dicampur dengan jagung untuk dijadikan pakan ternak," ucap Edward. Dengan cara ini petani bisa mendapatkan 2 keuntungan, pertama hama belalang terkendali yang kedua dapat bahan baku buat ternak tambahnya.
Edward menambahkan akan terus mendukung langkah Kementan untuk membantu penanganan belalang termasuk membantu alokasi anggaran, hal ini menjawab keluhan dari pemerintah daerah dan petani karena sudah stok insektisida semakin menipis.
Hal ini dibenarkan oleh Kornelius Kodi Mete Bupati SBD, “Untuk saat ini stok persediaan obat hama sudah sudah habis, dikhawatirkan jika tidak tuntas hama belalang akan kembali menyerang pertanaman jagung petani yang akan panen.” Upaya lain yang dilakukan mekanik (penangkapan) dengan mengunakan jala membutuhkan banyak tenaga dan waktu.
Kornelius berharap DPR RI dan Kementan dapat terus membantu penangganan belalang hingga tuntas.
Langkah Cepat Kementan
Menanggapi serangan hama belalang di pulau Sumba, Suwandi, Direktur Jenderal Tanaman Pangan sudah mengambil beberapa langkah cepat dan terukur.
Suwandi menjelaskan telah menerjunkan tim terpadu dengan perguruan tinggi, melakukan detasering, eksplorasi APH dan memetakan sumber serangan serta gerdal mekanis manual dengan jaring di beberapa lokasi.
Tercatat sejak Januari hingga Juni 2022 telah ditangkap 16 ton belalang di seluruh Sumba dan diberikan dikompensasi berupa uang untuk setiap kilogram belalang bagi petani.
Untuk pengendalian dengan insektisida kimia tetap dilakukan secara selektif dengan disemprot dengan menggunakan insektisida pada pagi, siang, sore atau pun malam hari.
Untuk jangka menengah dan panjang Suwandi telah menyiapkan pengendalian dengan agensia pengendali hayati (APH), dengan melakukan perbanyakan dan pengembangan APH dan melestarikan musuh alami dari belalang kembara.
“Saat ini sedang tahap uji coba di lokasi yang terdampak dan jika hasilnya bagus maka akan dilanjutkan dengan uji keamanan hayatinya,” ujar Suwandi.
Selain bakteri merah,upaya lainnya yang disiapkan berupa pestisida nabati asap cair untuk memandulkan telur belalang dan saat ini sedang diuji dan dikembangkan Kementan bersama Universitas Cendana.
Untuk menambah kemampuan dan wawasan petugas, Kementan juga sudah mengadakan Bimbingan teknis bagi POPT, penyuluh pertanian dan kelompak tani di 4 Kabupaten di pulau Sumba.
Suwandi menambahkan kedepan APH dan cara yang ramah lingkungan
Harus mulai digalakkan oleh masyarakat dan pemerintah daerah.
"Kita harus mulai melestarikan predator alami seperti burung pemakan belalang/serangga, agar ekosistem alam bisa seimbang melalui peraturan perundang-undangan daerah," tuturnya.
APH dan cara yang ramah lingkungan dipilih karena jika penggunaan kimia terus menerus dan secara berlebihan akan berdampak tidak baik bagi lingkungan tegas Suwandi.