Jl. AUP No. 3 Pasar Minggu,
Jakarta Selatan 12520,
Provinsi DKI Jakarta

(021) 7824 669

ID EN
Logo

Kementerian Pertanian

Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan

7

SORGUM, SOLUSI KEMANDIRIAN PANGAN

Beras merupakan makanan pokok mayoritas penduduk indonesia. Namun seiring dengan meningkatnya urbanisasi dan berkembangnya masyarakat kelas menengah atas mulai menggeser pola konsumsi  masyarakat dengan semakin bervariasinya olahan pangan sehingga menaikkan konsumsi produk berbasis gandum seperti roti, pizza, dan pasta. Sedangkan mayoritas masyarakat kelas menengah bawah terus mengganti berasnya ke mi instan karena lebih praktis dengan harga  terjangkau.Kondisi ini tentunya menjadi pemicu tingginya konsumsi gandum di Indonesia. Jika hal ini dibiarkan dikhawatirkan dapat menghilangkan khasanah cita rasa masakan nusantara karena pelan-pelan masyarakat mulai beralih pada produk olahan berbasis gandum yang notabene tanaman gandum sendiri sulit berkembang di Indonesia karena kondisi tanah Indonesia yang berbukit-bukit ditambah lagi dengan masalah iklim tropis yang tidak terlalu cocok dengan tanaman gandum. Hal ini tentunya membuat negara Indonesia hingga saat ini masih harus membuka keran impor gandum.

Melansir dari CNBC  Indonesia, Presiden Joko Widodo memiliki perhatian serius terhadap adanya potensi krisis pangan. Hal ini tak lepas dari situasi global saat ini, termasuk adanya konflik antara Ukraina dan Rusia yang merembet ke berbagai negara. Salah satu dampak konflik tersebut yaitu kenaikan harga komoditas gandum. Sudah barangnya mahal, barangnya tidak ada. 

Berangkat dari kondisi tersebut sudah semestinya menjadi pertimbangan besar bagi kita untuk mencari jalan keluar akar permasalahan ini. Jika dilihat dari potensi lahan kita yang besar, banyak yang belum dimanfaatkan, banyak yang belum produktif. Banyak alternatif pangan yang dapat dimanfaatkan sebagai substitusi produk berbasis gandum. Setidaknya membuka peluang untuk mengurangi angka ketergantungan kita terhadap impor. Tugas besar kita sekarang adalah bagaimana negara kita bisa mandiri urusan pangan supaya tidak tergantung pada negara lain.

Diversifikasi pangan bisa jadi pertimbangan besar. Harapannya melalui penyediaan berbagai komoditas pangan terjadi penganekaragaman konsumsi pangan masyarakat sehingga ketergantungan terhadap suatu bahan makanan dapat teratasi. Selain padi dan ubi kayu kita masih punya sorgum yang memiliki potensi besar jika dikembangkan dengan baik. Sorgum merupakan serealia lokal yang potensial sebagai pengganti tepung terigu.

Tepung sorgum dapat menggantikan tepung terigu baik sebagian maupun seluruhnya, sesuai dengan jenis produknya. Secara umum tepung ini dapat diolah menjadi produk pasta, bakery, roti, aneka kue dan kue kering, serta makanan tradisional. Kue-kue ini termasuk berbagai kue kering, biskuit, eggroll, kerupuk.


Sorgum memiliki kandungan zat besi yang cukup tinggi dibandingkan dengan jenis serealia lainnya, seperti, beras, singkong, dan gandum. Kandungan zat besi sorgum sebanyak 5,4 mg/100 g, lebih tinggi dibandingkan dengan zat besi gandum (3,5 mg/100 g). Kandungan protein sorgum 10-11% hanya sedikit di bawah gandum (12%). Literatur lain melaporkan bahwa tepung sorgum memiliki kandungan serat pangan 6-8% dan kandungan serat ?-glukan 3-6%. Indeks Glikemik berbagai produk olahan sorgum tergolong rendah. Beras dan tepung sorgum digunakan sebagai bahan baku dalam berbagai produk seperti beras sorgum instan, bubur sorgum instan, aneka kue, dan jenis pasta. Selain itu, hasil samping pengolahan sorgum yaitu dedak mengandung karbohidrat fungsional esensial yang dapat dimanfaatkan sebagai serat, pengental, dan pengemasan (Widowati dan Luna 2022). 

Selain dilihat dari komponen gizi, sorgum juga merupakan salah satu jenis serealia yang tahan terhadap kekeringan, sehingga dapat tumbuh dengan ketersediaan air yang sedikit. Hal itulah yang membuat tanaman itu sangat baik untuk dibudidayakan sebagai bahan pangan. Untuk itu pengembangan sorgum di Indonesia, serta produk dan produk sampingan berbahan sorgum, harus didukung oleh peneliti, pemerintah daerah, dan sektor swasta. 

Penulis:

1. Adillah Nazir

2. Annisa Istiqamah

Sumber:

1. https://www.cnbcindonesia.com/

2. S Widowati and P Luna (2022). Nutritional and Functional Properties of Sorghum (Sorghum bicolor (L.) Moench)-based Products and Potential Valorisation of Sorghum Bran. cessing IOP Conf. Series: Earth and Environmental Science 1024 (2022) 012031. doi:10.1088/1755-1315/1024/1/012031



WhatsApp


Email


Jam Pelayanan

Hari Kerja
08:00 s/d 16:00