Pengembangan Varietas Unggul Baru Dalam Mendukung Peningkatan Produktivitas dan Produksi Padi
Tantangan
jumlah penduduk yang semakin hari semakin meningkat, sehingga kebutuhan pangan
juga terus meningkat. Beras sebagai salah satu kebutuhan pokok masyarakat
Indonesia perlu ditingkatkan pula produksinya. Tantangan lain adalah penyusutan
lahan pertanian akibat alih fungsi lahan, efek pemanasan global, iklim ekstrim
seperti kemarau panjang atau kebanjiran, intrusi air laut ke lahan pertanian
dan peningkatan serangan hama dan penyakit tanaman. Hal ini Perlu didukung teknologi
yang selalu di update para peneliti untuk mengatasi permasalahan
tersebut. Salah satu teknologi yang dihasilkan adalah menciptakan varietas
unggul padi yang adaptif terhadap kondisi lingkungan serta sesuai preferensi
petani dan masyarakat konsumen.
Direktur
Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi mengungkapkan bahwa teknologi budidaya padi
salah satunya adalah perbenihan, dan varietas benih sudah dirilis sejak dulu
dengan jumlah hampir mencapai 500an varietas. Setiap tahun terus digali
varietas unggul dengan berbagai temuan sehingga diperoleh Varietas Unggul Baru
(VUB). “Seperti yang kita ketahui bersama benih merupakan pondasinya
pembangunan pertanian dan penciri produktivitas. Kami selalu mendukung dan
memberi peluang – peluang kepada pemulia agar melakukan riset untuk merakit
varietas unggul padi “tambahnya.
Bapak
Menteri Pertanian RI meminta agar pemulia selalu melakukan inovasi dan kreatif
sehingga ketemu VUB yang lebih adaptif serta merakit varietas padi yang sedang
diminati petani seperti varietas super genjah. Target kedepan Kementan adalah
mempertahankan swasembada beras, yang telah dicapai selama tiga tahun ini, yaitu
sejak tahun 2019 sampai sekarang tidak ada impor. Capaian ini menjadi prestasi
petani yang luar biasa dan tentunya berkat pendampingan petugas dilapangan.
Dr. Yudhistira Nugraha,
S.P, M.P
selaku Kepala Pusat
Riset Tanaman Pangan pada Organisasi Riset Pertanian dan Pangan Badan Riset dan
Inovasi Nasional (BRIN) menyampaikan bahwa tantangan dalam budidaya padi setiap
tahun semakin bervariasi sehingga perlu dilakukan pergiliran atau pergantian
varietas dengan VUB yang memiliki keunggulan dibanding varietas lokal atau
varietas sebelumnya seperti produksi lebih tinggi, lebih adaptif, ketahanan
terhadap hama penyakit, lebih responsif terhadap pemupukan.
Kedepan
BRIN berkomitmen untuk mendukung peningkatan produksi padi dengan merakit
varietas dengan input teknologi agar potensi genetik dari VUB dapat terekspresi
dengan optimal. Selain itu VUB tersebut dapat memiliki kandungan nutrisi dan
vitamin, multi toleran terhadap stress lingkungan, teknik budidaya yang lebih
modern, potensi hasil mendekati jagung dengan merubah sistem fotosintesisnya.
“Penggunaan
VUB merupakan komponen teknologi yang paling efektif dalam peningkatan
produktivitas hingga mencapai 30-35%. VUB padi yang direkomendasikan adalah
padi yang tahan terhadap cekaman abiotik, tahan terhadap cekaman biotik,
memiliki potensi hasil tinggi, padi khusus dan padi umur genjah untuk
peningkatan Indeks Pertanaman (IP)” jelas Arif Surahman, S.Pi, M.Sc, Ph.D, Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
(BPTP) Jawa Tengah.
Nasihin,
Ketua Kelompok Tani Gangsa I Majalengka mengenalkan VUB dengan cara melakukan
sosialisasi dan penyuluhan ditingkat petani, petugas lapang dan POPT, serta
membuat display varietas. Kegiatan lapang seperti display varietas dilakukan
untuk uji adaptasi VUB pada lahan strategis (dipinggir jalan) agar dapat
menjadi percontohan petani atau masyarakat. Poktan melakukan uji preferensi di
depan petani dengan menampilkan fisik VUB, kesesuaian dengan deskripsi,
produksi (gabah, beras), serta rasa nasi. Selain itu juga melakukan diseminasi
VUB ke wilayah Jawa dan luar Jawa dengan mempertimbangkan kondisi lahan masing
– masing wilayah.
Diharapkan
dengan penggunaan VUB lebih adaptif terhadap perubahan lingkungan, meningkatka
produksi dan produktifitas, antisipasi dinamika organisme pengganggu tanaman,
respon terhadap perubahan preferensi konsumen serta memperkuat daya saing di
pasar global.
Kontributor
: Vivi Jayanti (PBT Muda)