SIAP UNTUK TAHUN 2023, MAMBORO PANEN BENIH PADI
Kabupaten Sumba Tengah merupakan salah satu lokasi Kegiatan Food
Estate (FE) untuk mendukung penanganan kemiskinan di wilayah tersebut.
Kegiatan FE yang dilaksanakan sejak akhir tahun 2020 telah dirasakan manfaatnya
oleh masyarakat Sumba Tengah antara lain dengan peningkatan produksi padi. Dengan lahan baku sawah di Sumba Tengah
seluas 7.601 ha, dimana 6.000 ha berada dalam kawasan FE, maka dibutuhkan benih
padi setidaknya sebanyak 190 ton. Kekurangan benih dan masalah mutu benih yang
tidak memenuhi standar masih menjadi permasalahan dalam peningkatan produksi
benih di Sumba Tengah.
Kepala UPTD Perbenihan Provinsi NTT menyampaikan bahwa penangkaran
benih padi di Sumba Tengah dan Pulau Sumba secara keseluruhan sangat
rendah. Oleh karenanya untuk memenuhi
kebutuhan benih padi, Pulau Sumba harus mendatangkan 90% benihnya dari luar
pulau. Salah satu penyebabnya adalah
adanya hama belalang yang sukar ditangani.
Menjawab tantangan ini, Direktorat Perbenihan bekerjasama dengan
Dinas Pertanian Kabupaten Sumba Tengah memfasilitasi produksi benih padi dengan
mengembangkan penangkaran benih padi seluas 25 ha di Kabupaten Sumba Tengah. Kepala UPTD Pengawasan dan Sertifikasi Mutu
Benih Provinsi NTT sangat mendukung kegiatan ini terlebih penangkaran benih
padi seluas 25 ha ini dilaksanakan oleh produsen benih baru yaitu Kelompok Tani
Ngadu Somba dan Kelompok Tani Kondu Safar 1 yang berlokasi di Desa Manuwolu dan
Wendewa Timur, Kecamatan Mamboro. Varietas yang diproduksi adalah Ciherang
(kelas BR) seluas 18,6 ha, Cakrabuana (kelas BR) 4 ha dan Inpari 32 (kelas BP)
2,4 ha.
Penanaman dimulai pada 27 Agustus 2022 dan pada 7 Desember 2022 yang
lalu calon benih mulai dipanen dengan rata-rata provitas 4,11 ton/ha GKP. Hasil ini termasuk tinggi mengingat adanya
serangan belalang yang tinggi. Langkah
penanganan belalang yang dilakukan oleh kelompok tani dan PPL membuahkan hasil
yang menggembirakan.
Gabah yang telah dipanen selanjutnya diproses untuk menjadi calon
benih di BBU Waimanu hingga dilakukan pengambilan contoh untuk uji
laboratorium, pengemasan dan pemasangan label. Hasil gabah kering panen dari
penangkaran kelas BR diperkirakan sebanyak 93 ton, dan dengan penyusutan 25%
diperkirakan akan dihasilkan benih padi bersertifikat BR sebanyak 70 ton yang
dapat digunakan untuk areal pertanaman seluas 2800 ha. Benih bersertifikat tersebut akan tersedia
dan dapat digunakan mulai akhir Januari 2023 bersamaan dengan kebutuhan benih
untuk pertanaman di lahan FE.
Pada kesempatan terpisah, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi mengungkapkan bahwa Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo telah menetapkan Sumba Tengah sebagai kawasan FE untuk menciptakan pertanian yang maju, mandiri dan modern, maka pengembangan produksi benih padi in-situ sangat sesuai dengan arahan Mentan tersebut. Dengan tersedianya benih padi hasil produksi Sumba Tengah sendiri di akhir tahun 2022, maka benih padi untuk 2023 telah siap sebagian dan pemerintah daerah harus menyiapkan pula kekurangannya
Kontributor: Dina (Pengawas Benih Tanaman Madya)