DUKUNGAN BAPPENAS DAN K/L LAINNYA DALAM PENURUNAN ANGKA STUNTUNG MELALUI PROGRAM PADI BIOFORTIFIKASI DAN FORTIFIKASI

BAPPENAS melalui Direktur Pangan dan Pertanian, mengadakan Rapat Analisa, Evaluasi dan Proyeksi Pelaksanaan Skala Luas Fortifikasi dan Biofortifikasi di Hotel Swiss Bell Bogor, Tanggal 28 Desember 2022. Rapat dipimpin Sekretaris Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan dihadiri oleh Plt. Direktur Pangan dan Pertanian Bappenas, Direktur Pemberdayaan Ekonomi, BKKBN, Koordinator dan Subkoordinator Padi tadah Hujan dan Lahan Kering. Rapat juga dilaksanakan secara zoom meeting dengan perwakilan dari Bappeda dan Dinas Pertanian Provinsi/Kabupaten/Kota pelaksana kegiatan budidaya padi kaya gizi (biofortifikasi) tahun 2022.

”Petani kita yang sudah menanam padi Biofortifikasi ini jangan sampai kesulitan dalam menjual hasil panen nya, sehingga akan nantinya menurunkan minat petani kita menanam padi biofortifikasi”, kata Sesditjen Tanaman Pangan Kementan. Jadi disini perlunya model percontohan daerah yang harus bisa menjadi contoh dalam hal penurunan angka stunting mulai dari hulu sampai hilir (kelompok stunting).

BAPPENAS juga menghadirkan kelompok akademisi dari UGM untuk bisa berbagi pengalamannya dalam hal menangani rantai pasok bahan pangan (bergizi) untuk sampai ke masyarakat yang membutuhkan.

Peran Serta dari Kementerian lain, seperti BKKBN juga sangat diperlukan, yang dalam hal ini juga mempunyai program nasional penurunan angka stanting tersebut, seperti proram yang mereka sebut DASHAT (Dapur Sehat) yang sudah dimulai di Kab. Kulonprogo DIY.

Hasil dari pertemuan tersebut merumuskan bahwa perlu adanya koordinasi yang lebih intensif oleh Lembaga/Kementerian terkait dalam hal penurunan stunting, dan juga menetapkan lokasi khusus (lokus) yang ditetapkan sebagai ploting area di Provinsi Jawa Tengah (Wonosobo, Brebes dan Tegal) dan DIY (Kulonprogo).

Penulis: Putu Surya Dhana, SP(PMHP Muda Direktorat Serealia)