Jl. AUP No. 3 Pasar Minggu,
Jakarta Selatan 12520,
Provinsi DKI Jakarta

(021) 7824 669

ID EN
Logo

Kementerian Pertanian

Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan

7

Lakukan Penelitian Lebih Mendalam Tentang Biosaka, Para Pakar Kumpul di Bogor

Bogor 26/12, - Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian amat concernt untuk membantu penemuan Biosaka ini sebagai elisitor dengan melakukan uji lebih mendalam lagi tentang cairan Biosaka tersebut. Direktur Serealia Ismail Wahab hadir Bersama beberapa professor riset  yang ahli di bidangnya masing-masing yaitu Prof. Dr. Iswandi Anas, M.Sc (IPB)dan  Prof. Dr. Ir. Robert Manurung, M.Eng (ITB)  serta Kepala Balai Penelitian Tanah Dr. Ir. Ladiyani Retno Widowati,M.Sc. Selain itu juga hadir secara daring,  Prof. Dr. Bustanul Arifin, M.Sc. Serta dari fakultas pertanian di beberapa universitas Negeri antara lain Universitas 11 Maret, IPB Bogor, UGM Yogyakarta, Universitas Soedirman juga Universitas Brawijaya.  


Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi secara Daring menyampaikan bahwa biosaka merupakan inovasi yang lahir atau berasal dari petani kita. “ Biosaka terbuat dari bahan alami, yaitu rerumputan yang dengan mudah didapatkan di lingkungan sekitar dan yang terpenting ini gratis" katanya.


Lebih lanjut Suwandi juga mengatakan “Paradigma kita harus berubah, kalau terus dengan kimia apakah kita tidak sayang dengan lingkungan kita. Pertanian organik itu bagus, harganya tinggi, petani yang mau beralih ke organik akan kita bantu dan fasilitasi“ jelas Suwandi.


Dr. Ir. Damanhuri, MS dekan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya menyatakan, ” Sebagaimana disampaikan Bapak Dirjen TP bahwa biosaka ini adalah harmoni. Yang perlu kemudian untuk dijawab atau dikaji adalah bagaimana kriteria harmoni dari segi fisik sehingga bisa dilakukan pengaplikasian ke tanaman?. Apakah dengan tanaman yang berbeda, responnya juga beda? “tukasnya.  "Pertanyaan-pertanyaan tersebut harus dijawab, karena penting untuk menegaskan klaim di lapangan yang dengan aplikasi biosaka penggunaan pupuk bisa dikurangi sampai 30%” tambah Damanhuri.


Ditempat yang sama Prof. Samanhudi dari Fakultas Pertanian UNS menyampaikan bahwa sisi ilmiah Biosaka harus dibuktikan. "Senyawa apa yang terkandung di dalamnya?. Walaupun bukan pupuk, mengapa bisa berpengaruh ke pertanaman" ujarnya. 


Dibutuhkan pembuktian balik, perlu keterlibatan ahli kimia, biokimia serta cara ekstrasinya juga memerlukan scientifikasinya, sehingga bisa dipastikan dengan betul dari berbagai jenis rumput sehingga semuanya bisa berkolaborasi. “Dengan sumber yang banyak di sekitar kita dapat mengefisienkan pupuk sehingga tidak diragukan manfaatnya. Namun bagaimana secara ilmiah harus bisa disampaikan apa yang terkandung di dalam rumput itu, dipublikasikan dengan tepat, sehingga semua dapat dipertanggungjawabkan", tandasnya.


Senada, Subejo, Phd Wakil  Dekan Fakultas Pertanian Universitas Gajah Mada berpendapat bahwa Biosaka ini sangat layak untuk diteliti lebih jauh lagi.  ” Ada uji komponen, silahkan berpartner dengan UGM. Secara esensial kandungan yang ada punya potansi yang strategis ” pungkasnya.


Menindak lanjuti hal tersebut Direktorat Jenderal Tanaman Pangan pada bulan Januari 2023 , akan melakukan pertemuan yang juga melibatkan para praktisi dan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia, agar Biosaka tidak lagi menjadi pertanyaan besar bagi siapapun terutama para ilmuwan, tetapi Biosaka akan menjadi elisitor yang akan membawa dampak harmonisasi bagi  petani Indonesia.


(Devied Apriyanto Sofyan, Fungsional PMHP Muda)

WhatsApp


Email


Jam Pelayanan

Hari Kerja
08:00 s/d 16:00