PENYEDIAAN BENIH PADI UNGGUL LAHAN KERING
Budidaya
padi lahan kering skala nasional memiliki tantangan tersendiri, selain keragaman
biofisik dan lingkungannya, pengelolaan lahan kering juga menghadapi masalah ketersediaan
air, gangguan organisme pengganggu tanaman (OPT) dan produktivitas padi lahan
kering yang masih rendah. Rumitnya budidaya padi lahan kering ini menyebabkan
lahan kering bukan pilihan utama dalam memenuhi kebutuhan beras nasional.
Pemerintah lebih senang menginvestasikan pembiayaannya di lahan sawah, termasuk
bantuan infrastruktur irigasi, alat mesin pertanian benih dan pupuk. Akibatnya
lahan sawah sudah mencapai levelling off. Peningkatan produktivitasnya
jauh lebih rendah dibandingkan biaya yang diinvestasikan. Pemerintah harus
berani mengambil kebijakan non konvensional dengan memilih lahan kering sebagai
pilihan utama dalam pengembangan produksi padi nasional. Dipastikan delta
peningkatan produktivitasnya masih terbuka luas, jika mampu memitigasi faktor
pembatas lahan kering yang sudah lama diperjuangkan petani. Oleh karena
dukungan pemerintah dalam bentuk kebijakan yang masih rendah, dalam peningkatan
produksi padi lahan kering, maka peningkatan produksi padi nasional semakin
berat merespon laju pertumbuhan penduduk yang masih relatif tinggi dan alih
fungsi lahan sawah menjadi non sawah serta menurunnya pasokan air irigasi
akibat kompetisi dengan kebutuhan air untuk domestik, municipal dan
industri.
Tantangan
pengembangan padi lahan kering sesungguhnya dapat dibungkus menjadi satu jika
kekuatan penelitian Indonesia tangguh yaitu melalui penyediaan benih padi lahan
kering unggul. Keunggulan tersebut berupa, produktivitas yang tinggi, tahan
terhadap serangan OPT serta kebutuhan airnya rendah. Menggunakan benih yang memiliki
keunggulan lengkap mulai produktivitas, ketahanan terhadap OPT, umur genjah dan
kebutuhan airnya rendah.
Benih
Unggul Spesifik Lokasi
Keragaman
ruang (spasial) dan waktu (temporal) lahan kering yang sangat
tinggi menyebabkan sulit mendapatkan varietas unggul yang adaptif mampu
berproduksi tinggi dengan segala tantangannya. Argumennya, lahan kering
tersebar dari lahan bereaksi tanah (pH) masam (podsolik merah kuning/Ultisol),
bereaksi tanah netral (mediteran merah kuning/inseptisol), bereaksi tanah
alkalis (grumusol/Vertisol).. Demikian juga curah hujannya bervariasi dari
curah hujan tahunan 900 mm per tahun sampai lebih dari 2500 mm per tahun.
Artinya, kebutuhan benihnya perlu menyesuaikan mulai umurnya, ketahanan
terhadap penyakitnya, serta cara pengelolaannya. Cara yang paling mudah adalah
melibatkan petani setempat untuk mengumpulkan benih padi lahan kering unggul
setempat. Itu dapat diorganisir dinas yang menangani pertanian kabupaten, untuk
dikembangkan berdasarkan hasil seleksi positif, sehingga dipastikan adaptif
terhadap dinamika cekaman lingkungan (environment stress) seperti
kekeringan, kelembaban rendah, tinggi,
suhu tinggi dst. Jika benih unggul lahan kering lokal ini dapat
dikembangkan secara swadaya, maka cepat dan pasti pasokan benih padi lahan
kering dapat dipenuhi secara insitu. Dinas Propinsi dapat memback up
koleksi benih padi lahan kering dengan memanfaatkan Balai Benih Induk, Balai Benih
Utama dan para penangkar setempat. Kementerian Pertanian telah mengijinkan
sertifikasi varietas unggul lokal tidak mengikuti tata cara pengujian varietas
unggul nasional yang harus diuji multilokasi, antar musim, sehingga dapat
dikembangkan secara nasional.
Bantuan
Benih Unggul Lahan Kering Merespon Perubahan Iklim
Pemerintah
Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota dapat mengalokasikan bantuan benih induk agar
dapat dikembangkan oleh petani setempat, sehingga harganya murah dan akses bagi
petani lahan kering setempat terlayani kebutuhan benihnya. Jika benih unggul
lokal berkembang pesat, maka dipastikan Indonesia akan tahan (resillence)
terhadap guncangan produksi pangan akibat perubahan iklim. Perubahan iklim (climate
change) yang terus meningkat intensitas, frekuensi dan durasinya, hanya
bisa jika benih unggul lokal tersedia setiap saat. Ketersediaan benih unggul
lahan kering lokal yang beragam, juga menjadi pilihan yang bagus bagi petani
sesuai dengan kondisi setempat.
Pengembangan
benih unggul lokal akan menjadi terobosan insitu dalam memecahkan persoalan
dampak negatif perubahan iklim, produktivitas, ketahanan OPT. Keragaman benih
varietas unggul lahan kering dapat menjadi sumber plasma nutfah dalam
pengembangan padi berbasis sumberdaya genetika setempat. Pendekatan penyediaan
benih dalam merespon kondisi lingkungan ekstrim akibat perubahan iklim dalam
budidaya padi akan memudahkan petani dalam menyelesaikan masalahnya secara
mandiri. Selain mandiri, petani juga menjadi lebih efisien dalam berproduksi,
karena benih sebagai komponen utama dalam sistem produksi dapat diperoleh
dengan mudah dan murah.
Oleh:
Marwanti (PMHP Ahli Muda, Ditjen Tanaman Pangan)