Jl. AUP No. 3 Pasar Minggu,
Jakarta Selatan 12520,
Provinsi DKI Jakarta

(021) 7824 669

ID EN
Logo

Kementerian Pertanian

Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan

7

PENYEDIAAN BENIH PADI UNGGUL LAHAN KERING

Budidaya padi lahan kering skala nasional memiliki tantangan tersendiri, selain keragaman biofisik dan lingkungannya, pengelolaan lahan kering juga menghadapi masalah ketersediaan air, gangguan organisme pengganggu tanaman (OPT) dan produktivitas padi lahan kering yang masih rendah. Rumitnya budidaya padi lahan kering ini menyebabkan lahan kering bukan pilihan utama dalam memenuhi kebutuhan beras nasional. Pemerintah lebih senang menginvestasikan pembiayaannya di lahan sawah, termasuk bantuan infrastruktur irigasi, alat mesin pertanian benih dan pupuk. Akibatnya lahan sawah sudah mencapai levelling off. Peningkatan produktivitasnya jauh lebih rendah dibandingkan biaya yang diinvestasikan. Pemerintah harus berani mengambil kebijakan non konvensional dengan memilih lahan kering sebagai pilihan utama dalam pengembangan produksi padi nasional. Dipastikan delta peningkatan produktivitasnya masih terbuka luas, jika mampu memitigasi faktor pembatas lahan kering yang sudah lama diperjuangkan petani. Oleh karena dukungan pemerintah dalam bentuk kebijakan yang masih rendah, dalam peningkatan produksi padi lahan kering, maka peningkatan produksi padi nasional semakin berat merespon laju pertumbuhan penduduk yang masih relatif tinggi dan alih fungsi lahan sawah menjadi non sawah serta menurunnya pasokan air irigasi akibat kompetisi dengan kebutuhan air untuk domestik, municipal dan industri.

Tantangan pengembangan padi lahan kering sesungguhnya dapat dibungkus menjadi satu jika kekuatan penelitian Indonesia tangguh yaitu melalui penyediaan benih padi lahan kering unggul. Keunggulan tersebut berupa, produktivitas yang tinggi, tahan terhadap serangan OPT serta kebutuhan airnya rendah. Menggunakan benih yang memiliki keunggulan lengkap mulai produktivitas, ketahanan terhadap OPT, umur genjah dan kebutuhan airnya rendah.

 

Benih Unggul Spesifik Lokasi

Keragaman ruang (spasial) dan waktu (temporal) lahan kering yang sangat tinggi menyebabkan sulit mendapatkan varietas unggul yang adaptif mampu berproduksi tinggi dengan segala tantangannya. Argumennya, lahan kering tersebar dari lahan bereaksi tanah (pH) masam (podsolik merah kuning/Ultisol), bereaksi tanah netral (mediteran merah kuning/inseptisol), bereaksi tanah alkalis (grumusol/Vertisol).. Demikian juga curah hujannya bervariasi dari curah hujan tahunan 900 mm per tahun sampai lebih dari 2500 mm per tahun. Artinya, kebutuhan benihnya perlu menyesuaikan mulai umurnya, ketahanan terhadap penyakitnya, serta cara pengelolaannya. Cara yang paling mudah adalah melibatkan petani setempat untuk mengumpulkan benih padi lahan kering unggul setempat. Itu dapat diorganisir dinas yang menangani pertanian kabupaten, untuk dikembangkan berdasarkan hasil seleksi positif, sehingga dipastikan adaptif terhadap dinamika cekaman lingkungan (environment stress) seperti kekeringan, kelembaban rendah, tinggi,  suhu tinggi dst. Jika benih unggul lahan kering lokal ini dapat dikembangkan secara swadaya, maka cepat dan pasti pasokan benih padi lahan kering dapat dipenuhi secara insitu. Dinas Propinsi dapat memback up koleksi benih padi lahan kering dengan memanfaatkan Balai Benih Induk, Balai Benih Utama dan para penangkar setempat. Kementerian Pertanian telah mengijinkan sertifikasi varietas unggul lokal tidak mengikuti tata cara pengujian varietas unggul nasional yang harus diuji multilokasi, antar musim, sehingga dapat dikembangkan secara nasional.

 

Bantuan Benih Unggul Lahan Kering Merespon Perubahan Iklim

Pemerintah Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota dapat mengalokasikan bantuan benih induk agar dapat dikembangkan oleh petani setempat, sehingga harganya murah dan akses bagi petani lahan kering setempat terlayani kebutuhan benihnya. Jika benih unggul lokal berkembang pesat, maka dipastikan Indonesia akan tahan (resillence) terhadap guncangan produksi pangan akibat perubahan iklim. Perubahan iklim (climate change) yang terus meningkat intensitas, frekuensi dan durasinya, hanya bisa jika benih unggul lokal tersedia setiap saat. Ketersediaan benih unggul lahan kering lokal yang beragam, juga menjadi pilihan yang bagus bagi petani sesuai dengan kondisi setempat.

Pengembangan benih unggul lokal akan menjadi terobosan insitu dalam memecahkan persoalan dampak negatif perubahan iklim, produktivitas, ketahanan OPT. Keragaman benih varietas unggul lahan kering dapat menjadi sumber plasma nutfah dalam pengembangan padi berbasis sumberdaya genetika setempat. Pendekatan penyediaan benih dalam merespon kondisi lingkungan ekstrim akibat perubahan iklim dalam budidaya padi akan memudahkan petani dalam menyelesaikan masalahnya secara mandiri. Selain mandiri, petani juga menjadi lebih efisien dalam berproduksi, karena benih sebagai komponen utama dalam sistem produksi dapat diperoleh dengan mudah dan murah.

Oleh: Marwanti (PMHP Ahli Muda, Ditjen Tanaman Pangan)

WhatsApp


Email


Jam Pelayanan

Hari Kerja
08:00 s/d 16:00