Jl. AUP No. 3 Pasar Minggu,
Jakarta Selatan 12520,
Provinsi DKI Jakarta

(021) 7824 669

ID EN
Logo

Kementerian Pertanian

Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan

7

JERAMI SEBAGAI SUMBER BAHAN ORGANIK UNTUK KESUBURAN TANAH

Menurunnya produktivitas sawah di Indonesia sebagian besae disebabkan oleh degradasi kesuburan tanah yang dicirikan oleh menurunnya kandungan bahan organic tanah. Hasil penelitian berbagai Lembaga penelitian dan perguruan tinggi menunjukkan tingkat kesuburan lahan sawah di Indonesia semakin menurun, yaitu lebih dari 65% dari 5 juta ha lahan sawah irigasi memiliki kandungan bahan organic kurang dari 2%, sedangkan dalam kondisi normal lahan sawah yang subur sedikitnya harus mengandung bahan organic minimal 3% (Suriadikarta dan Simanungkalit 2006). Menurut hasil penelitian menyebutkan bahwa penyebab menurunnya kadar bahan organic tanah sawah di Indonesia antara lain disebabkan karena kebiasaan petani yang sebagian besar hanya menggunakan pupuk anorganik atau pupuk kimia sintetis secara terus menerus dan sering kali mengabaikan anjuran dosis yang disampaikan oleh petugas. Selain itu, saat masa panen tiba petani lebih banyak yang mengangkut Jerami padi keluar sawah baik digunakan sebagai makanan ternak maupun sebagai bahan baku pembuatan kertas. Kebiasaan petani membakar Jerami agar sawahnya lebih cepat diolah juga merupakan salah satu pemicu menurunnya tingkat kesuburan lahan sawah.  

Pembakaran Jerami dan sisa-sisa tanaman di lahan sawah menjadi perhatian karena berpengaruh signifikan terhadap upaya mitigasi perubahan iklim. Pembakaran menyebabkan penurunan kualitas udara dan berbagai masalah kesehatan. Pembakaran jerami juga menyebabkan hilangnya unsur hara yang berdampak pada penurunan kesuburan tanah. Membakar jerami mempengaruhi kesuburan tanah, karena meningkatkan potensi hilangnya nutrisi yang ada di tanah. Nutrisi ini termasuk nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K), dan sulfur (S) berturut-turut berkurang 80%, 25%, 21%, dan antara 40% hingga 60%, serta kehilangan beberapa lainnya bahan organik di tanah (Rhofita, 2016). Jumlah unsur hara yang hilang selama pembakaran dipengaruhi oleh metode yang digunakan untuk membakar limbah jerami padi (Dobermann & Fairhurst, 2002). Pembakaran dilakukan oleh petani karena kurangnya pengetahuan tentang cara mengolah jerami menjadi kompos. Membakar limbah pertanian merupakan kebiasaan petani secara turun-temurun dalam mengelola limbah pertanian. Praktik ini menyebabkan petani kehilangan potensi untuk membuat kompos bahan baku untuk meningkatkan kualitas tanah. Berat limbah jerami padi merupakan indikator kemampuan tanaman padi menyerap kandungan unsur hara dalam tanah (Masganti, 2011). Peningkatan jumlah serapan hara oleh tanaman akan membantu pertumbuhan tanaman menjadi lebih baik dan peningkatan bobot tanaman. Perlakuan pemupukan memiliki efek nyata pada produksi limbah jerami, selain pengaruh varietas tanaman, cuaca, dan metode penanaman. Upaya mengembalikan limbah jerami padi ke tanah merupakan solusi untuk menghindari hilangnya kandungan bahan organik akibat budidaya intensif (Gaind & Nain, 2011).

Peran serta petugas pertanian dan instansi terkait untuk memberikan pemahaman dan bimbingan teknis pengelolaan Jerami sangat diperlukan agar petani dapat mengelola Jerami yang dihasilkan pada masa panen padi dan tidak melakukan pembakaran yang dapat merugikan petani.  

Kandungan Jerami dan Peranannya dalam Perbaikan Kesuburan Tanah

Jerami padi terdiri atas daun, pelepah dan ruas atau buku. Ketiga unsur tersebut relative kuat karena mengandung silica dan selulosa yang tinggi dan pelapukannya memerlukan waktu yang lama. Menurut Mandal et al. (2004), jerami yang dihasilkan dalam budi daya padi sebesar 7-10 ton per ha setiap musim tanam. Komposisi biokimia Jerami padi dicirikan dengan komposisi khas residu lignoselulosa dengan kandungan selulosa berkisar antara 30 – 45%, hemiselulosa 20 – 25%, dan lignin 15 -20%, serta sejumlah senyawa organic minor. Kandungan penting lainnya dalam jerami padi adalah C-organik sekitar 44,71%, N-total sekitar 1,08%, P mencapai 0,17% dan unsur K mencapai 2,7% (Indriyati et al., 2008). Kandungan nitrogen dan kalium dalam jerami padi merupakan nutrisi yang sangat dibutuhkan oleh tanaman. 

Pemanfaatan jerami padi sebagai pupuk organik ke lahan sawah merupakan upaya penting dalam menjaga ketersediaan unsur K tanah untuk memenuhi unsur K yang dibutuhkan tanaman (Pavithira et al., 2017). Kembalinya limbah pertanian ke tanah sebagai bahan organik, selain untuk menjaga ketersediaan unsur hara, juga berperan dalam pemeliharaan populasi mikroba tanah (Muliarta, 2020). Penambahan bahan organik berupa limbah pertanian yang mengandung unsur C dan N akan berdampak pada peningkatan populasi mikroba dalam tanah. Peningkatan penambahan bahan organik ke dalam tanah juga akan diikuti dengan peningkatan populasi mikroba (Nirukshan et al., 2016). Penggunaan Jerami sebagai pupuk organic untuk perbaikan kesuburan tanah merupakan salah satu upaya pengurangan dan efisiensi penggunaan pupuk anorganik. Langkah ini juga diharapkan dapat mengurangi volume dan dampak terhadap lingkungan dari pencemaran limbah pertanian (Muliarta dan Suanda., 2020).

Pengembalian jerami padi ke lahan sawah melalui proses dekomposisi dapat menjadi pilihan bagi petani dalam pemanfaatan limbah pertanian dengan teknologi yang ramah lingkungan dan upaya mengurangi biaya pupuk. Kompos dapat digunakan sebagai alternatif pengganti pupuk anorganik untuk meningkatkan produksi tanaman. Kompos jerami padi dan pemanfaatanmya pada tanah pertanian berfungsi untuk menjaga kandungan bahan organik tanah dan sifat mikrobiologi tanah. Kompos jerami padi bila digunakan akan mengurangi biaya pertanian dan akan meningkatkan kesuburan tanah. Kombinasi kompos jerami padi dengan pupuk anorganik memberikan kontribusi terhadap peningkatan populasi mikroba tanah dibandingkan dengan penggunaan pupuk anorganik saja. Dalam jangka panjang, aplikasi kombinasi kompos jerami padi dan pupuk anorganik mengakibatkan peningkatan kandungan bahan organik tanah dan penyerapan karbon dibandingkan dengan tanpa penambahan kompos jerami padi. Kombinasi pupuk organik dengan pupuk anorganik merupakan pendekatan yang menjanjikan untuk mengembangkan strategi pemupukan yang lebih berkelanjutan. Dalam implementasi di lapangan, petani memerlukan panduan kombinasi pupuk anorganik dan kompos jerami padi yang dapat menghasilkan produksi yang maksimal, biaya yang rendah dan dapat memberikan pemulihan kesuburan tanah. Muliarta (2020) dalam laporannya menyampaikan bahwa penambahan kompos Jerami dapat menurunkan kebutuhan pupuk anorganik antara 20 hingga 80% dan dapat meningkatkan produksi setara dengan yang menggunakan 100% pupuk anorganik. Kombinasi dosis kompos Jerami 60% dan pupuk anorganik 40% memberikan hasil berat gabah kering lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan 100% pupuk anorganik. Hasil ini menunjukkan bahwa aplikasi kompos Jerami signifikan menurunkan kebutuhan pupuk anorganik dan meningkatkan hasil gabah kering.

Pemberian kompos Jerami padi juga dilaporkan meningkatkan total N-tanah. Kompos Jerami meningkatkan seranpan Nitrogen sesuai dengan ketersediaanya di dalam tanah, meningkatkan pertumbuhan tanaman padi, meningkatkan jumlah anakan per rumpun, dan meningkatkan hasil tanaman padi (jumlah gabah per malai dan jumlah gabah bernas per malai). (Kaya E., 2013). Berbagai hasil penelitian tersebut menjadi bukti bahwa pengembalian Jerami sebagai kompos ke lahan sawah sangat penting sebagai upaya untuk meningkatkan kesuburan tanah dan meningkatkan hasil produksi.

Kontributor : Tuminem (POPT Madya) dan Widia Herhayulika (POPT Pertama)

DAFTAR PUSTAKA

Dobermann A, Fairhurst TH. 2000. Rice: Nutrient Disorders and Nutrient Management. Potash & Phosphate Institute of Canada (PPIC) and International Rice Research Institute. Makati City (Philippines).

Gaind, S., & Nain, L. (2011). Soil Health in Response to Bio-Augmented Paddy Straw Compost. World Journal of Agricultural Sciences, 7(4), 480–488.

Kaya Elizabeth., 2013. Pengatuh Kompos Jerami dan Pupuk NPK Terhadap N-Tersedia tanah, Serapan-N, Pertumbuhan dan Hasil Padi Sawah. Prosiding FMIPA Universitas Pattimura 2013-ISBN: 978-602-9722-5.

Mandal KG, Misra AK, Hati KM, Bandyopadhyay, Mohanty PM. 2004. Rice residue-management options and effects on soil properties and crop productivity. Food, Agriculture & Environment, 2 (1): 224-231.

Muliarta I Nengah., 2020. Pemanfaatan Kompos Jerami Padi Guna Memperbaiki Kesuburan Tanah dan Hasil Padi. Rona Teknik Pertanian : 13:2;2020.

Nirukshan, G. S., Herath, I., Wijebandara, I., & Dissanayake, P. D. (2016). Soil Microbial Population and Activity Affected by Fertilizer and Manure Addition in a coconut Growing Sandy Regosol Soil Microbial Population and Activity Affected by Fertilizer and Manure Addition in a Coconut Growing Sandy Regosol.

Suriadikarta DA, Simanungkalit RDM. 2006. Pendahuluan. Di dalam: Simanungkalit RDM, Suriadikarta DA, Saraswati R, Setyorini D, Hartatik W, editor. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian. hlm. 1-10. Bogor.







WhatsApp


Email


Jam Pelayanan

Hari Kerja
08:00 s/d 16:00