Jl. AUP No. 3 Pasar Minggu,
Jakarta Selatan 12520,
Provinsi DKI Jakarta

(021) 7824 669

ID EN
Logo

Kementerian Pertanian

Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan

7

SUKSES PPDPI DI SUMATERA BARAT : PANEN NAIK HINGGA 2 KALI LIPAT

Kementerian Pertanian melalui Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan menjawab tantangan dampak perubahan iklim di pertanaman pangan dengan kegiatan Penerapan  Penanganan Dampak Perubahan Iklim (PPDPI). Program ini merupakan program pemberdayaan petani dalam menerapkan upaya penanganan DPI (Banjir/Kekeringan) di lahan usaha taninya melalui teknologi adaptasi yang spesifik lokasi. Pada Tahun 2020, Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan mengalokasikan 550 Ha yang tersebar di 22 provinsi di seluruh Indonesia.  Salah satu provinsi yang mendapatkan “berkah” program PPDPI adalah Provinsi Sumatera Barat yang mendapatkan 2 unit yaitu di Poktan Nusa Indah, Kec. Luak, Ds. Sungai Kamuyang, Kab. Lima Puluh Kota dan Poktan Fajar Baru I, Kec. Lima Kaum, Ds. Parambahan, Kab. Tanah Datar. Hingga saat ini, keberlanjutan program PPDPI masih terjaga dan dikelola dengan baik.

Dengan adanya program PPDPI lahan poktan yang sebelumnya sering gagal tanam karena akses air yang sulit, saat ini terjadi peningkatan produktivitas yang signifikan, “Dahulu lahan kami sulit untuk mendapatkan air karena akses dari hulu sangat susah. Tetapi alhamdulillah dengan adanya program PPDPI ini, yang semula kami hanya 1 kali tanam saat ini bisa 3-4 kali tanam dengan pola tanam padi-padi-palawija” terang Ketua Poktan Nusa Indah, Elnida.

Demi menjaga keberlanjutan program PPDPI, poktan Nusa Indah berinistiatif untuk menambah unit pompa yang dibangun dengan dana swadaya, “Kami sadar bantuan ini hanya stimulus saja, maka kami berinisiatif untuk melakukan swadaya dengan membeli 1 unit pompa hasil swadaya, sehingga total saat ini kami memiliki 5 pompa air, dimana 4 pompa air murni dari kegiatan PPDPI” jelas Elnida. Lebih lanjut, saat ini kelompok tani sedang mengajukan proposal kepada Wali Nagari (read- Kepala Desa) untuk penambahan pompa menggunakan dana desa. Menariknya, Wali Nagari ingin menduplikasi kegiatan tersebut di beberapa titik kelompok tani lain.

Lahan sawah di poktan tersebut sebelumnya termasuk dalam kategori lahan rawan kekeringan pada Musim Kemarau. Dengan dibuatnya sumur, maka kekurangan air di areal tersebut dapat diatasi sehingga berpeluang meningkatkan produktivitas dan IP. “Dulu, bahkan kami tidak bisa menanam padi karena akses air sangat sulit, tetapi saat ini kami sudah memproduksi padi dan hasil panen sekitar 8 ton/Ha, meningkat 2 kali lipat dari sebelumnya” terang Elnida. Dalam keterangannya, untuk biaya listrik kelompok tani akan bergotong-royong dengan beberapa kelompok tani di sekitarnya yang ikut memanfaatkan air dari pompa kegiatan PPDPI.

Sementara itu, dihubungi secara terpisah Direktur Perlindungan Tanaman Pangan menyampaikan bahwa dengan program PPDPI, para petani dapat menaikkan produktivitas lahannya karena terbukanya akses air di lahan masing-masing, “Program PPDPI ini merupakan salah satu program andalan kami dalam penanangan damapak perubahan iklim. Fokus dari kegiatan ini adalah peningkatan kapasitas pengetahuan petani dalam adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. ” jelas Takdir Mulyadi.

Sejalan dengan Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi yang mengungkapkan bahwa dalam mengantisipasi dampak iklim ekstrem maka dibutuhkan program yang tepat dan solutif, “Sektor pertanian adalah sektor yang paling rawan terkena dampak iklim ekstrem. Petani lah yang tahu permasalahan di lahannya masing-masing, melalui program PPDPI maka petani dapat mengidentifikasi masalahnya dan mencari teknologi adaptif spesifik lokasi” jelas Suwandi. Program PPDPI turut berkontribusi dalam program indeks pertanian OPIP dengan meningkatkan produksi dan produktivitas lahan ‘’Dengan pemilihan teknologi adaptasi spesifik lokasi sesuai dengan permasalahan lahan, maka petani dapat panen lebih dari 3-4 kali setahun. Ketika petani berdaya, maka negara jaya” jelas Suwandi

Hal ini selaras dengan komando dari Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo untuk terus mendorong program penerapan program adaptasi perubahan iklim di berbagai daerah guna mendukung kesuksesan program OPIP, “Tingkatkan luas tanam, jaga produksi dan hasil akhirnya ketahanan pangan. Kita harus berani untuk menyukseskan amanat UUD untuk kedaulatan pangan, mari seluruh stakeholder pertanian kerja keras dan kerja cerdas. Bertani itu hebat” seru SYL.

(Kontributor : Roscha Amellia, S.Si)

WhatsApp


Email


Jam Pelayanan

Hari Kerja
08:00 s/d 16:00