KEMENTAN KAWAL PENGENDALIAN HAMA TANAMAN PADI DI JOMBANG
Kementerian Pertanian (Kementan) terus aktif mengawal pengendalian hama dan penyakit yang
menyerang tanaman padi di semua wilayah sentra produksi padi di Indonesia, termasuk
di wilayah Jombang Jawa Timur. Pengamanan produksi padi
di kabupaten Jombang dari hama dan penyakit berjalan dengan baik, itulah
sebabnya saat ini kondisi pertanaman padi di kota santri ini tumbuh subur, aman
dan terkendali dari serangan hama penyakit atau organisme pengganggu tumbuhan (OPT).
Koordinator petugas Pengendali Organisme Pengganggu
Tumbuhan (Kortikab POPT) Kabupaten Jombang, Sutami menerangkan bahwa saat ini
kondisi pertanaman padi di Kabupaten ini dalam kondisi aman dan terkendali dari
serangan OPT. “Alhamdulilah
berkat kerja keras kita semua bersama petani di Jombang, saat ini kondisi
pertanaman padi kami tumbuh subur dan aman dari serangan OPT, dan insyaAllah sampai saatnya nanti panen, pertanaman padi di Jombang
aman dari ancaman serangan OPT”, ungkap Sutami.
Lebih lanjut dijelaskan oleh pria yang akrab dipanggil
Pak Tami tersebut, bahwa kondisi pertanaman padi yang sedang dipantaunya di
lahan persawahan Kelompok Tani Plosogerang Desa Plosogeneng Kecamatan Jombang
berada dalam keadaan sehat, subur, dan hijau segar. “Kondisi pertanaman padi di wilayah Desa Plosogeneng ini,
yang saat ini berada pada kisaran umur 30 hari setelah tanam (hst), kondisinya
normal
dan aman dari serangan OPT, tidak ditemukan serangan hama wereng batang cokelat
(WBC), tikus, Kresek, atau hama penyakit padi lainnya” , terang Tami.
Senada dengan hal tersebut, Kepala Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura
(BPTPH) Provinsi Jawa Timur, Puji Sanyata, menyatakan bahwa pihaknya terus aktif dalam mengawal pelaksanaan
kegiatan pengamanan produksi padi dengan melakukan pengendalian OPT di
lapangan. “Populasi atau intensitas serangan OPT di lapangan tetap ada, namun berada
dalam keadaan terkendali karena kami aktif melakukan pengamatan OPT secara rutin dan
gerakan-gerakan pengendalian OPT di lapangan. Luas total pertanaman padi di
Kabupaten Jombang yang terserang
OPT utama (penggerek batang padi, WBC, tikus, blast, dan kresek)
dan mengalami puso terhitung kecil yakni 0,42 ha saja selama periode Januari – Mei Tahun 2023”, terang Puji.
Dan untuk mengamankan produksi padi di wilayah Jombang
dari ancaman serangan OPT, selama Tahun 2023 telah dilaksanakan gerakan
pengendalian OPT di lahan-lahan pertanaman padi seluas 243 ha, yang tersebar di
12 kecamatan. Gerakan Pengendalian OPT ini merupakan kegiatan
fasilitasi dari Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, Ditjen Tanaman Pangan
Kementan bekerja sama dengan BPTPH Jawa Timur dan petani.
Dihubungi terpisah, Plt. Direktur Perlindungan Tanaman
Pangan, Bambang Pamuji menyatakan Kementan siap mengawal
penuh pengamanan produksi padi dengan berbagai upaya
pengendaliannya.
“Kami mendukung penuh pengamanan produksi padi dengan fasilitasi
berupa dukungan petugas POPT yang aktif memantau
OPT, bahan pengendali OPT dan sarana pendukung lainnya yang
tersedia di BPTPH maupun gudang Brigade Pengendalian OPT, serta bimbingan-bimbingan teknis
pengendalian OPT yang terus kita berikan kepada petugas lapangan dan petani merupakan bentuk komitmen kami untuk terus mengawal pengamanan
produksi pangan di semua sentra produksi pangan”, papar Bambang.
Sementara itu, Direktur Jenderal Tanaman Pangan,
Suwandi mewanti-wanti kepada semua petugas
POPT dan penyuluh pertanian untuk
terus aktif melakukan pengawalan pengamanan produksi padi dari
ancaman serangan OPT. “Kepada
seluruh BPTPH dan jajarannya, terutama kepada semua petugas POPT yang menjadi
ujung tombak pelaksanaan pengamanan produksi tanaman pangan kita, saya minta
untuk terus aktif mendampingi dan mengawal petani dalam usaha mengamankan
produksi padinya sampai panen. Serangan-serangan
hama dan penyakit tanaman yang ada harus sedini mungkin dikendalikan secara pre-emtif agar tidak meluas serangannya
dan menimbulkan kerugian yang besar’, tegas Suwandi.
Hal ini selaras dengan arahan Menteri Pertanian
Syahrul Yasin Limpo (SYL)
bahwa untuk mengamankan produksi pertanian
dari ancaman OPT, jajaran Kementan dari pusat sampai
daerah harus terus aktif turun, berkolaborasi bersama mendampingi
petani agar serangan OPT terkendali, tidak menimbulkan kerugian ekonomi dan mengancam produksi
pangan nasional.
(Kontributor
: Suparni, S.P., M.Sc. dan Wiwik Sugiharti
S.P, M.Sc).