BANTUAN POMPA MEMBAWA BERKAH BAGI PETANI DI MUARO JAMBI
Kabupaten Muaro Jambi merupakan salah satu kabupaten yang
berbatasan dengan Kota Jambi. Sebagian besar wilayahnya dikelilingi oleh sungai
Batang Hari, Tanahnya subur untuk bercocok tanam namun rawan terkena banjir saat
musim hujan dan kekeringan saat musim kemarau tiba akibat topografinya yang
seperti kuali.
Salah satu lokasi pertanaman yang menjadi tandus dan tidak
pernah ditanami akibat kekeringan berada di Desa Sakernan, Kecamatan Sakernan,
Muaro Jambi. Erdi Safei, salah seorang Petani di wilayah tersebut menjelaskan
bahwa terdapat lahan pertanian seluas 32 hektar di Desa mereka setiap tahun
dilanda kekeringan sehingga tidak dapat ditanami sama sekali. Namun sejak
kelompok tani beliau mendapatkan bantuan pompa air sebanyak 5 unit dari
pemerintah pusat pada Tahun 2021 yang lalu, lahan tersebut bisa diolah kembali
untuk bercocok tanam. “sebelum ada bantuan pompa dari pemerintah, lahan seluas
32 ha ini merupakan lahan tidur nan gersang, sudah 5 tahun tidak bisa ditanami
akibat kekeringan, namun dengan adanya bantuan pompa, kami bisa bercocok tanam
lagi di lahan tersebut hingga panen” ungkap Erdi dengan penuh semangat.
Ferdinand Syafri, seorang petugas lapang POPT Sekernan
menambahkan bahwa wilayah pengamatannya memang merupakan daerah yang rawan kekeringan,
hanya bisa tanam sekali setahun, bahkan ada lahan seluas 32 hektar yang
merupakan lahan tidur, tidak bisa ditanami
akibat kekeringan. Namun dengan adanya bantuan pompa dari pemerintah,
lahan tersebut dapat diolah kembali. “bantuan pompa membawa berkah bagi petani
kami karena lahan yang tadinya kering, kini dapat ditanami kembali serta mampu
meningkatkan produksi padi di desa kami. Bantuan pompa 3’ sangat disukai petani
karena efektif, bisa diangkat kemana-mana sehingga memudahkan petani untuk pinjam
pakai di lapangan” ungkap Ferdinand.
Ditempat terpisah, Abriani Fensionita, Koordinator
Substansi PDPI, Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan mengingatkan para petugas
lapang agar siap siaga dalam menghadapi musim kemarau yang diperkirakan akan
panjang dalam kondisi El Nino.
Terkait El Nino, Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo,
menginstruksikan kepada para jajarannya agar segera melakukan upaya-upaya
konkrit dalam menghadapi pemanasan global. “Saat ini pembangunan pertanian
dihadapkan pada tantangan perubahan iklim ekstrim kekeringan (El Nino), yang
diperediksi akan menyebabkan menurunnya produksi pangan sebesar 20 – 30%”
jelasnya.
“Sebagai upaya antisipasi El Nino yang perlu diperhatikan
adalah peningkatan ketersediaan air dengan membangun/memperbaiki embung, dam
parit, sumur dalam, sumur resapan, saluran irigasi, introduksi varietas tahan kekeringan,
serta percepatan tanam untuk mengejar sisa hujan” tambah Syahrul menutup
arahannya.
Kontributor
: Ir. Rosdiana Bustam, M.Si