GIAT KEMENTAN LAKUKAN GERAKAN PENANGANAN DPI DI TIGA KABUPATEN SEBAGAI UPAYA ADAPTASI DPI
GERNANG
DPI MANTAPPP !!!!! seru seluruh peserta Kegiatan Gerakan Penanganan DPI di 3
Kabupaten yaitu Kabupaten, atau Pandeglang Provinsi Banten, Subang dan Cirebon Provinsi Jawa
Barat saat ditanyakan testimoninya pada waktu mengikuti Gernang berupa
pompanisasi dan normalisasi saluran irigasi. Sekitar 60 peserta baik
itu petani maupun petugas aktif dan responsive mengikuti Gernang dari 3 titik
lokasi berbeda. Gerakan Penanganan (Gernang) merupakan salah satu program
antisipasi dan adaptasi Dampak Perubahan Iklim (DPI). Program besutan
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan ini berfokus pada upaya pengamanan
pertanaman pangan dari banjir/kekeringan melalui biaya operasional pompanisasi
saat olah tanah atau pengawalan standing
crop atau normalisasi/perbaikan/sarana pengaliran/sarana penampung
air/biopori.
Pada
kesempatan yang sama, dilakukan sosialisasi pemanfaatan aplikasi SI-KATAM
Terpadu dan pemantauan prediksi curah hujan dan iklim BMKG. Pemantauan rutin
aplikasi tersebut guna membangun sense of
crisis dan early warning system petugas
POPT di lapangan, sehingga mampu mengambil tindakan yang cepat dan tepat dalam
rangka adaptasi DPI. Apresiasi ditunjukkan
kepada Brigade Perlindungan Tanaman Pangan Provinsi Banten dan Jawa Barat yang
secara aktif dan responsif mengawal
upaya pengamanan tanaman pangan dari
gangguan OPT/DPI.
Gerakan
Penanganan (Gernang) merupakan salah satu program antisipasi dan adaptasi Dampak
Perubahan Iklim (DPI). Program besutan Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
ini berfokus pada upaya pengamanan pertanaman pangan dari banjir/kekeringan
melalui biaya operasional pompanisasi saat olah tanah atau pengawalan standing crop atau
normalisasi/perbaikan/sarana pengaliran/sarana penampung air/biopori.
Direktorat
Perlindungan Tanaman Pangan memfasilitasi kegiatan Gerakan Penanganan DPI
seluas 15 Ha di 3 Kelompok Tani (Poktan) di Kabupaten Pandeglang. Selain itu
juga, Kabupaten Cirebon dan Subang turut “ketiban” rejeki dengan masing-masing
alokasi Kegiatan Gernang seluas 20 Ha (4
Kelompok Tani) dan 10 Ha (2 kelompok tani). Pemilihan lokasi Gernang
berdasarkan laporan BPTPH Provinsi yang menyampaikan bahwa di lahan tersebut mengalami
kekeringan kategori sedang. Fasilitas
bantuan sebesar Rp. 400.000 per Ha dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk
kegiatan Gernang DPI di titik lokasi.
Ahmadi,
Koortikab POPT Kab. Pandeglang menyampaikan bahwa kegiatan Gerakan Penanganan
DPI tepat dan efektif menangani masalah di lahan 3 Poktan di Kabupaten
Pandeglang saat ini, “Gerakan Penanganan DPI ini baru pertama kali diadakan, kami sangat
bersyukur dan mengapresiasi Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan yang telah
mengalokasikan Gernang di Kabupaten Pandeglang”, ujar Ahmadi. Harapan besar
diucapkan oleh Ahmadi agar kegiatan serupa dapat diteruskan dan direplikasi
oleh Poktan lain yang terdekat. Bantuan yang diberikan oleh Direktorat Perlindungan
Tanaman Pangan dimaksimalkan dengan membeli bahan bakar untuk pengaliran lahan
dengan pompa.
Pada saat yang bersamaan, kegiatan Gerakan
Penanganan DPI juga dilaksanakan di Kec. Cipunagara, Kab. Subang. Pelaksanaan
kegiatan Gernang DPI dilaksanakan di 2 lokasi yaitu di Desa Sidajaya dan Desa
Jati. Para petani bergotong royong membersihkan saluran irigasi dari
sampah-sampah yang menumpuk disepanjang saluran air irigasi yang menghambat
arus air yang mengalir sampai ke hulu. Hal ini untuk mengantisipasi meluapnya
sungai Cipunagara jika terjadi hujan yang terus menerus, selain itu juga untuk
membagi air ke lokasi yang berada diujung sungai agar para petani juga masih
kebagian air di saat musim kemarau. “membersihkan saluran air sangat membantu
kami yang lokasi sawahnya berada diujung sungai agar sawah kami tetap kebagian
air hingga panen tiba” ungkap Raswin Heryana, seorang petani dari Poktan
Sarsanem, Desa Jati.
Seperti yang terjadi di Desa Sidajaya, keperluan
pengairan sawah di saat musim kemarau ini sangat terbantu dengan adanya bantuan
pompa dari pemerintah pusat, “Kami sangat berterima kasih pada pemerintah yang
telah meminjamkan kami sarana pompa karena dengan adanya pompa ini kami masih
tetap bisa menanam padi di musim kemarau ini” tegas Sajim, ketua poktan Jambu,
Desa Sidajaya.
Gerakan
Penanganan DPI pun dilaksanakan di Kabupaten Cirebon pada Rabu (7/6), tepatnya
pada Poktan Percobaan, Ds. Pasuruan, Kec. Pabedilan dan Poktan Bakti Tani II, Ds.
Kalipasung, Kec. Gebang, Kabupaten Cirebon. Gerakan penanganan pada
masing-masing poktan seluas 5 ha dengan bentuk kegiatan pompanisasi. Stimulan
yang diberikan Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, tentu saja menjadi angin
segar para petani di Cirebon, di tengah ancaman kekeringan yang melanda areal
pertanaman, petani didampingi petugas lapangan dapat melakukan pompanisasi
mengambil air dari sungai. Stimulan tersebut dimaksimalkan dengan membeli bahan
bakar untuk pompa guna mengaliri lahan yang terdampak kekeringan.
Tahun 2023 Gerakan
Penanganan DPI dialokasikan seluas 4.250 Ha, “Gerakan Penanganan DPI merupakan stimulant yang kami
persiapkan di saat-saat insidentil.
Penetapan lokasi kegiatan kami serahkan sepenuhnya kepada BPTPH Provinsi yang
tahu persis kondisi di wilayah kerjanya masing-masing. Kami optimis kegiatan
Gernang turut membantu mengamankan dampak DPI, khususnya dalam persiapan
menghadapi El Nino pada MK 2023”, ujar Plt. Direktur Perlindungan Tanaman
Pangan, Bambang Pamuji.
Senada dengan Bambang, Direktur Jenderal
Tanaman Pangan, Suwandi mengatakan
bahwa Kementan akan selalu siap membantu petani dalam menangani gangguan DPI di
lahan persawahannya “Seluruh stakeholder pertanian siap untuk
mengamankan produksi tanaman pangan dari gangguan DPI”, ungkap Suwandi. Gerakan Penanganan DPI menjadi bukti
konkret komitmen Kementan dalam menjaga produksi tanaman pangan. “Resiliensi mesti diciptakan dari sekarang
untuk menghadapi DPI yang berdampak
besar terhadap sektor pertanian”, pungkas Suwandi.
Hal ini sejalan dengan instruksi Menteri
Pertanian, Syahrul Yasin Limpo yang menekankan pentingnya kesiapsiagaan sektor
pertanian dalam menghadapi kuatnya perubahan iklim global. Perubahan yang
bukan hanya teori ataupun topik perdebatan para ilmuwan semata, sekarang ini
perubahan sudah dirasakan hampir di semua sektor. Utamanya di sektor pertanian,
yang diperkirakan akan terdampak sangat besar akibat Perubahan Iklim.
(Kontributor : Ir.
Rosdiana Bustam, M.Si., Novi Muhani, S,Si., Roscha Amellia, S.Si.)