KEMENTAN LANJUTKAN UPAYA PENGENDALIAN BELALANG KEMBARA DI PULAU SUMBA
Geliat upaya pengendalian belalang kembara (Locusta migratoria) kembali bergelora. Diprakarsai oleh Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan (Ditlin TP), Universitas Gadjah Mada (UGM), dan Food and Agriculture Organization (FAO), rangkaian kegiatan berupa koordinasi, bimbingan teknis, pemetaan, pengendalian, dan evaluasi hasil pengendalian belalang kembara dilaksanakan dari tanggal 29 Agustus sampai dengan 2 September 2023.
Kegiatan ini diawali dengan pertemuan koordinasi persiapan gerakan pengendalian serentak bersama dengan empat kabupaten di Pulau Sumba. Selain itu, kegiatan yang diselenggarakan oleh tripartit ini juga memberikan bimbingan teknis mengenai pemetaan populasi belalang kembara, pengendalian, dan evaluasi hasil pengendalian kepada petugas yang ditunjuk dan diberi mandat sebagai petugas pengamat dan pelaporan.
Pada hari pertama (29/8), perwakilan dari Dinas Pertanian lingkup Sumba, petugas pengamat, dan anggota brigade dari setiap kecamatan di empat4 kabupaten berkumpul di Sumba Timur dalam rangka koordinasi dan bimbingan teknis. Petugas diberikan pemahaman akan pentingnya data sebagai dasar pengambilan keputusan dan menjadi tolak ukur keberhasilan suatu kegiatan. Petugas juga dibekali bagaimana cara melakukan pemetaan yang baik dan penghitungan populasi belalang kembara di lapangan.
Prof. Andi dari UGM turun langsung memberikan bimbingan ini kepada para petugas agar senantiasa melakukan pengamatan sebagai dasar kebjiakan pengendalian. “Pembentukan satuan petugas pengamat dari masing-masing kecamatan ini bertujuan untuk memperoleh data secara lengkap dan detail mengenai populasi awal belalang kembara sebelum dilakukan pengendalian dan populasi akhir setelah dilakukan pengendalian. Ini adalah salah satu cara mengukur tingkat keberhasilan pengendalian. Data tersebut kemudian akan dievaluasi sebagai dasar langkah atau upaya yang harus dilakukan selanjutnya,” ujar Andi.
Sebagai perwakilan dari FAO Indonesia, Purba, menjelaskan bahwa FAO selalu memberikan perhatian dan berupaya membantu masyarakat Sumba dalam menghadapi serangan hama belalang kembara. Berbagai bantuan seperti insektisida, alat semprot, dan alat pelindung diri sudah diberikan pada akhir tahun 2022 dan pada tahun 2023 ini bantuan alat dan bahan pengendalian belalang akan kembali diberikan kepada empat4 kabupaten di Sumba. “Sebaran populasi belalang di Sumba Timur memang lebih tinggi dibanding kabupaten lainnya. Saat ini populasi belalang masih ada di beberapa kecamatan sehingga kita harus cepat tanggap untuk mengendalikannya. Bersama Ditlin dan UGM kami terus berupaya membantu semampu kami,” tutur Purba.
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Sumba Timur juga turut hadir dan memberikan motivasi kepada para petugas agar tidak henti-hentinya dan selalu semangat dalam mengendalikan belalang kembara demi nusa, bangsa, dan masyarakat Sumba. “Ini adalah tanggung jawab bersama masyarakat Sumba. Tidak hanya Sumba Timur namun juga tiga kabupaten lainnya harus kompak dan benar-benar melaksanakan upaya pengendalian belalang. Kalau hanya kami saja (Sumba Timur) yang melakukan pengendalian secara intensif, maka rasanya musatahil permasalahan belalang ini akan selesai,” tegas Nico Pandarangga.
Nico juga menjelaskan rencananya untuk menginisiasi membuat kesepakatan bersama antara empat4 kabupaten di Sumba berupa Memorandum of Understanding (MoU) sebagai langkah konkrit upaya penanganan hama belalang kembara di Pulau Sumba secara bersama-sama dan berkelanjutan.
Direktur Perlindungan Tanaman Pangan, Yudi Sastro, dalam arahannya yang disampaikan secara daring mengapresiasi para petugas POPT, Penyuluh, dan Dinas Pertanian yang senantiasa bekerja keras dalam mengendalikan belalang kembara ini. Yudi juga menyampaikan bahwa pengendalian belalang kembara yang sudah berlangsung dalam 3 sampai 4 tahun terakhir ini merupakan tanggung jawab bersama.
Yudi menuturkan, “Saya ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para petugas POPT, penyuluh, dan Dinas Pertanian yang tidak kenal lelah mengendalikan hama belalang kembara ini. Kami dari pusat selalu berupaya mendukung semampu kami dalam membantu menangani hama ini, salah satunya adalah kegiatan seperti yang bapak/ibu ikuti hari ini. Kami berharap agar melalui kegiatan ini dapat memberikan hasil yang baik dan bermanfaat, serta dapat dilaksanakan dengan baik sehingga permasalahan belalang kembarta di pulau Sumba berangsur-angsur dapat terkendali.”
Selaras dengan Yudi, dihubungi di tempat terpisah, Suwandi selaku Direktur Jenderal Tanaman Pangan mengatakan bahwa penanganan hama diupayakan tetap mengikuti prosedur dan sesuai dengan sistem PHT. "Saya selalu memantau kondisi serangan hama belalang kembara di Sumba dan saya sudah menugaskan jajaran perlindungan tanaman pangan baik di pusat maupun di daerah untuk terus mengamati dan melaksanakan pengendalian. Tentunya dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan," tegas Suwandi.
Suwandi juga menjelaskan bahwa perlindungan tanaman menjadi tanggungjawab bersama antara petani atau masyarakat, pemerintah daerah dan pemerintah pusat, serta stake holder terkait. Satu hal yang sangat penting menurut Suwandi adalah upaya pengelolaan hama penyakit tanaman harus dilakukan sejak pratanam sampai panen, secara intensif dan berkelanjutan.
Dalam akhir kegiatan ini disepakati rangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan selama kurang lebih seminggu ini. Petugas pengamat akan memetakan lokasi keberadaan belalang kembara di wilayah kecamatannya dan menghitung jumlah populasi awal serta stadia dari belalang kembara. Selanjutnya akan dilakukan koordinasi persiapan upaya pengendalian yang direncanakan serentak pada Hhari Kamis (31/8) di seluruh daratan Sumba. Keesokan harinya, petugas pengamat akan mengamati kembali populasi belalang kembara yang masih hidup/mati sebagai bahan evaluasi yang akan dibahas pada pertemuan evaluasi di Hhari Sabtu mendatang (2/9).
Kontributor: Mochamad Nurhidayat, SP, MSi dan Gandi Purnama, SP, MSi.