GERNAS SOLUSI HADAPI EL-NINO
Fenomena El Nino merupakan perubahan siklus iklim yang signifikan dan dapat berdampak besar terhadap sektor pertanian. El Nino adalah bagian dari variabilitas alamiah dalam cuaca global yang mempengaruhi suhu permukaan laut di Samudra Pasifik. El Nino adalah suatu fenomena iklim alamiah yang terjadi ketika suhu permukaan laut di wilayah tengah dan timur Samudra Pasifik menjadi lebih hangat dari biasanya. Fenomena ini memiliki siklus yang tidak teratur, namun biasanya terjadi setiap 2 hingga 7 tahun sekali. Perubahan suhu laut ini memengaruhi pola angin dan aliran udara di seluruh dunia, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi pola cuaca dan curah hujan di berbagai wilayah.
Dampak El Nino pada pertanian dapat sangat bervariasi tergantung pada lokasi geografis dan intensitas El Niño itu sendiri. Beberapa dampak utama adalah (1) Kekeringan, El Nino sering kali menyebabkan penurunan curah hujan dan kekeringan di beberapa wilayah. Ini dapat mengakibatkan krisis air yang serius untuk pertanian, menghambat pertumbuhan tanaman, dan mengurangi hasil panen, (2) Peningkatan Suhu, Suhu yang lebih tinggi dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan dapat menyebabkan stres panas pada tanaman tertentu. Hal ini dapat mengurangi produktivitas tanaman dan mengurangi kualitas hasil panen, (3) Banjir dan Tanah Longsor, Meskipun El Nino dikenal dengan cuaca kering, di beberapa wilayah, fenomena ini juga dapat memicu banjir dan tanah longsor akibat curah hujan yang sangat tinggi dalam waktu singkat setelah periode kekeringan; (4) Perubahan Pola Hama dan Penyakit, Perubahan pola cuaca yang terkait dengan El Nino dapat mempengaruhi pola hama dan penyakit tanaman. Ini dapat mengakibatkan serangan hama yang tidak terduga dan penyebaran penyakit yang lebih cepat.
Tahun 2023 Indonesia di hadapkan dengan fenomena iklim El-Nino, dampak terkena secara langsung dalam bidang pertanian adalah ancaman gagal tanam di beberapa wilayah,terkait fenomena tersebut Kementerian Pertanian telah melakukan early warning stystem melalui Gerakan Nasional (GERNAS), gerakan dilaksanakan sejak Bulan April 2023 dan telah dilakukan pengawalan dan gerakan lapang selanjutnya melakukan adaptasi dan mitigasi dengan meminimalisir resiko-resiko yang timbul terhadap dampak fenomena iklim. Salah satu langkah mitigasi adalah memastikan debit air yang mengaliri ke sawah-sawah tercukupi dan tentunya melakukan pengawalan, gerakan lapang penanganan dampak perubahan iklim, mapping atau pemetaan daerah serta menggerakkan Brigade El Nino yang ada di masing-masing daerah, pelaksanaan dilakukan berjenjang dari tingkat pusat hingga Kabupaten/Kota.
Gerakan Nasional (Gernas) Penanganan Dampak El Nino yaitu dengan melakukan tambah luas tanam 500 ribu hektar di 10 provinsi dan 100 kabupaten yang akan ditanam pada bulan Agustus dan September ini, kriteria lokasi adalah Luas tanam baru, Peningkatan IP dan Percepatan tanam.
Penulis: Erisca Novriana Damayanti, S.T.P, M.P – Fungsional PMHP Madya Direktorat Serealia