Jl. AUP No. 3 Pasar Minggu,
Jakarta Selatan 12520,
Provinsi DKI Jakarta

(021) 7824 669

ID EN
Logo

Kementerian Pertanian

Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan

7

UPAYA PENANGANAN KEKERINGAN MELALUI PEMBERDAYAAN POMPA AIR DI OKI, SUMATERA SELATAN

Musim kemarau saat ini sudah berlangsung beberapa bulan, hampir tak ada hujan, kekeringan mengancam dimana-mana, lahan pertanian pun ikut merana akibat kondisi cuaca yang sangat minim curah hujan. Apa yang bisa dilakukan dalam kondisi seperti ini?

Antisipasi kekeringan telah dilakukan di berbagai daerah termasuk wilayah Provinsi Sumatera Selatan, Kabupaten Ogan komering ilir (OKI), dimana saat ini wilayah pertaniannya juga terancam kekeringan.  Salah satu upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah pusat adalah memberdayakan bantuan pompa yang telah dialokasikan ke daerah termasuk  wilayah kabupaten OKI. Petani dan petugas lapang (POPT dan PPL) berpartisipasi aktif dalam upaya penanganan kekeringan. 

"Setidaknya ada 6 poktan yang terancam kekeringan di kecamatan Jejawi, diantaranya  di Desa Tanjung Aur, Kecamatan Jejawi, OKI. Saat ini umur tanaman sudah memasuki vase generatif (50 - 70 HST) sehingga sangat perlu upaya penyelamatan dari ancaman kekeringan.  Luas baku lahan seluas 286,5 ha dan tertanami semua, diantaranya terancam kekeringan seluas 59 ha. Namun alhamdulillah dengan adanya bantuan pompa air ini, mampu mengaliri sawah seluas 227,5 ha." Ungkap Nora, POPT kec. Jejawi menjelaskan.

“Kami sangat terbantu dengan adanya pompa bantuan pemerintah terutama dari insan perlindungan tanaman yang sudah memberikan pinjaman pompa sehingga kekeringan pada tanaman kami dapat dicegah dan kami berharap masih bisa panen di musim kemarau ini” tambah Suryadi, petani dari Tanjung Harapan penuh semangat.

Ditempat yang berbeda, kegiatan penanganan DPI juga dilakukan di Desa Tunas Baru dengan menggunakan pompa air dan mengalirkan air ke areal persawahan di sekitarnya yang terancam kekeringan. Para petani sangat antusias dan berharap padinya masih bisa diselamatkan dari kekeringan karena tidak lama lagi akan panen. Jenis varietas  bervariasi dari varietas Bromo, Inpari 32, dan Ciherang. “Kami sangat bersyukur atas bantuan pompa air ini,  kami masih bisa berharap tanaman padi bertahan hingga panen” tandas Ridwan, petani dari poktan Tunas Baru.

Abriani Fensionita, Koordinator Substansi Penanggulangan DPI, Ditlin Tanaman Pangan menambahkan bahwa berdasarkan prakiraan dari BMKG, saat ini kita memasuki musim kemarau yang mana curah hujan dibawah rata-rata sehingga kita perlu memanfaatkan air yang masih tersedia dengan bercocok tanam lebih awal agar petani masih bisa panen saat ketersediaan air menipis. Hal ini tentunya sudah sejalan dengan arahan Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi yang mengharapkan kerja sama yang kolektif, kolaboratif dan komprehensif diantara berbagai macam stakeholder, POPT, PPL, petani dengan petugas pengelola data kami di pusat, sehingga upaya penanggulangan dampak perubahan iklim yang semakin ekstrem dapat segera ditangani dengan lebih bijak, efektif dan efisien.

Hal ini sejalan dengan instruksi Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo yang menekankan pentingnya kesiapsiagaan sektor pertanian dalam menghadapi kuatnya perubahan iklim global. Perubahan yang bukan hanya teori ataupun topik perdebatan para ilmuwan semata, sekarang ini perubahan sudah dirasakan hampir di semua sektor. Utamanya di sektor pertanian, yang diperkirakan akan terdampak sangat besar akibat Perubahan Iklim.

 

Penulis : Ir. Rosdiana Bustam, M.Si dan Abriani Fensionita, SP, M.Si

WhatsApp


Email


Jam Pelayanan

Hari Kerja
08:00 s/d 16:00