Jl. AUP No. 3 Pasar Minggu,
Jakarta Selatan 12520,
Provinsi DKI Jakarta

(021) 7824 669

ID EN
Logo

Kementerian Pertanian

Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan

7

Panen Raya Padi Kaya Gizi (Biofortifikasi) Kabupaten Serang Atasi Stunting

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Serang, Zaldi Dhuhana, SP, MPP.MT didampingi oleh Subkoordinator Ekstensifikasi Padi Tadah Hujan dan lahan Kering Direktorat Serealia, Koordinator Perencanaan Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Pejabat Fungsional Perencana Ahli Madya Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Althif Suuib Ramli Sekretariat Wakil Presiden, Tim TPPS Kabupaten Serang, Koordinator Bidang Produksi BPS Kabupaten Serang, Camat Karangwatu, Kades Toyomerto dan Ketua Kelompoktani Sumber Bawang melakukan panen raya padi kaya gizi (biofotrifikasi) varietas Inpari IR Nutrizinc, di Kelompoktani Sumber Bawang Desa Toyomerto Kecamatan Karangwatu Kabupaten Serang, Kamis, 18 Agustus 2022.

Setelah dilakukan ubinan pada lokasi panen raya, diperoleh hasil 6,7 kg yang setara dengan 10,72 ton/ha. Koordinator Bidang Produksi BPS menyatakan bahwa produktivitas padi Inpari IR Nutrizinc yang diperoleh sangat menggembirakan karena hasilnya cukup tinggi dibandingkan dengan produktivitas padi biofortifikasi dan varietas padi lain yang telah dipanen.

Kegiatan Budidaya Padi Kaya Gizi (Biofortifikasi) seperti dijelaskan oleh Subkoordinator Ekstensifikasi Padi Tadah Hujan dan Lahan Kering merupakan kegiatan yang termasuk dalam RPJMN 2020-2024 yang dilaksanakan oleh Kementerian Pertanian pada Direktorat Serealia Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Sasaran Kegiatan Budidaya padi Biofortifikasi Tahun 2020 seluas 10.000 ha, tahun 2021 seluas 50.000 ha, tahun 2022 seluas 100.000 ha, tahun 2023 seluas 150.000 ha dan tahun 2024 seluas 200.000 ha. Ditambahkan oleh Subkoordinator Intensifikasi Padi Tadah Hujan dan Lahan Kering menambahkan bahwa pada tahun 2022 ini kegiatan tersebar di 29 provinsi dan 154 kabupaten/kota yang menjadi Lokus Intervensi Penurunan Stunting. Koordinator Perencanaan Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan mengatakan bahwa untuk tahun 2023 telah dialokasikan anggaran kegiatan budidaya padi biofortifikasi pada lokus stunting di 33 Provinsi di Indonesia. 

Provinsi Banten termasuk daerah prevalensi stunting tinggi di beberapa kabupatennya dengan alokasi kegiatan pada tahun 2022 seluas 7.300 ha. Kadistan Kabupaten Serang menyampaikan bahwa, Kabupaten Serang termasuk salah satu kabupaten Lokus Intervensi Penurunan Stunting Terintegrasi (sesuai Keputusan Menteri PPN/Kepala Bappenas No. 10/M.PPN/HK/02/2021. Sehingga Provinsi Banten khususnya Kabupaten Serang menyambut baik fasilitasi kegiatan budidaya padi kaya gizi (biofortifikasi) dengan alokasi 4.650 ha.

Pada acara panen raya tersebut, Bu Helfis Bappeda Kabupaten Serang menyatakan bahwa pemanfaatan produksi padi biofortifikasi dapat didukung oleh program/kegiatan OPD dari K/L terkait dalam rangka upaya percepatan penurunan stunting seperti untuk kegiatan Kemensos pada penyediaan beras kelompok penerima manfaat (KPM), kegiatan Kemenkes untuk makanan tambahan, Kegiatan BKKBN dengan kegiatan Dashatnya dan kegiatan Kemendes dengan Bumdesnya serta kegiatan lain yang termasuk dalam program percepatan penurunan stunting. 

Kadistan Kabupaten Serang akan terus mendorong produksi padi biofortifikasi tidak hanya sekali tanam, namun berkelanjutan dan diharapkan dapat dimanfaatkan untuk masyarakat penderita/berpotensi stunting. 

Dengan mulai dipanennya padi biofotrifikasi di Provinsi Banten khususnya di Kabupaten Serang, Kadis KB, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak sebagai Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) berharap dapat membantu mengatasi kasus stunting atau gagal tumbuh pada anak di wilayahnya. Kasus stunting meskipun sudah mengalami penurunan (tahun 2019 sebesar 39% dan pada tahun 2021 turun menjadi 27%), namun angkanya masih cukup tinggi dibandingkan dengan angka rata-rata prevalensi stunting nasional sebesar 24,4%. 

Untuk mengatasi permasalahan preferensi padi/beras Inpari Ir. Nutrizinc, Ifan Martino dari Bappenas menyatakan bahwa sedang dilakukan kajian model bisnis pemasaran padi/beras biofortifikasi. Model bisnis ini berorientasi profit dan sosial yang akan melibatkan pihak swasta. Dengan demikian, produksi padi biofortifikasi ini akan dapat dimanfaatkan dalam upaya menekan kasus stunting dan juga dapat meningkatkan perekonomian para petani dan masyarakatnya. 

Kadistan Kabupaten Serang menutup diskusi dengan menekankan perlunya koordinasi baik di Pusat maupun di daerah dalam mendukung kegiatan pengembangan dan pemanfaatan produksi padi kaya gizi (biofortifikasi) dalam rangka keberhasilan penurunan prevalensi stunting di Indonesia.

Penulis : Yuliarmi, SP, M.Si Pengawas Mutu Hasil Pertanian Ahli Madya, Direktorat Serealia

WhatsApp


Email


Jam Pelayanan

Hari Kerja
08:00 s/d 16:00