PRODUKSI BENIH PADI DI KECAMATAN MAMBORO, SIAP MENDUKUNG FOOD ESTATE DI SUMBA TENGAH
Pengembangan Food Estate (FE) di Kabupaten Sumba Tengah telah dimulai sejak akhir tahun 2020. Hasil dari program FE ini sudah dirasakan oleh petani penerima manfaat dan dapat dilihat buktinya, salah satunya adalah peningkatan produksi padi yang semula produksinya sekitar 3 ton per hektar dengan sentuhan program FE dapat meningkat menjadi 6 ton per hektar. Hal ini menjadi kegembiraan tersendiri bagi masyarakat Sumba Tengah. Seperti yang disampaikan Bupati Sumba Tengah, Paulus S.K. Limu bahwa dalam 2-3 tahun setelah program FE ini digulirkan, Kabupaten Sumba Tengah diharapkan akan mandiri pada tahun ke-3, upaya perbaikan terus dilakukan mulai dari hulu dampai ke hilir, pada tahun 2022 ini kemandirian benih in situ padi di Sumba Tengah mulai dibangun.
Yulisu Kapu, Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Sumba Tengah menerangkan bahwa luas lahan baku sawah di Sumba Tengah seluas 7.601 ha, dimana 6.000 ha berada dalam kawasan FE. Untuk memenuhi kebutuhan benih areal pertanaman padi tersebut dibutuhkan areal penangkaran benih setidaknya seluas 65 hektar dan di Sumba Tengah tercatat baru ada penangkaran benih padi seluas 40 ha, kekurangan benih dan masalah mutu benih yang tidak memenuhi standar masih menjadi permasalahan dalam peningkatan produksi benih di Sumba Tengah.
Dina Pengawas Benih Tanaman pada pembukaan Bimtek Produksi Benih Padi menyampaikan bahwa untuk mengatasi permasalahan penyediaan benih dengan jumlah yang cukup dan bermutu, maka pada tahun Direktorat Perbenihan, Ditjen Tanaman Pangan memfasilitasi produksi benih padi dengan mengembangkan penangkaran benih padi seluas 25 ha. Luas penangkaran ini diprediksi dapat menghasilkan benih padi sebanyak 75 ton per hektar untuk memenuhi kebutuhan benih untuk lahan seluas 3.000 hektar. Penangkaran benih padi seluas 25 ha ini dilaksanakan oleh produsen benih baru yaitu Kelompok Tani Ngadu Somba dan Kelompok Tani Kondu Safar 1 yang berlokasi di Desa Manuwolu dan Wendewa Timur, Kecamatan Mamboro. Secara bertahap kegiatan penangkaran benih ini akan terus ditingkatkan baik dari luasan penangkaran maupun fasilitas sarana prosesing benih bagi para produsen dan tentunya pengawalan dari Pengawas Benih Tanaman dari BPSB Provinsi Nusa Tenggara Timur, tegasnya.
Bimbingan Teknis Produksi Benih Padi pada 25 Agustus 2022 dilaksanakan di lokasi kelompok tani yang diikuti oleh anggota kelompok tani, para penyuluh lapangan, pengawas benih dan tenaga teknis lainnya. Materi yang disampaikan dalam bimtek tersebut adalah cara produksi benih bermutu, prosedur sertifikasi benih, penanganan hama dan penyakit tanaman padi secara mudah dan pengenalan pembuatan biosaka sebagai elicitor tanaman. Narasumber berasal dari Dinas Pertanian Provinsi Nusa Tenggara Timur yaitu UPTD Perbenihan, UPTD Pengawasan dan Sertifikasi Benih, UPTD Proteksi Tanaman dan dari Ditjen Tanaman Pangan. Peserta sangat antusias mengikuti bimtek ini hingga acara berakhir dengan aktif berdiskusi dan melaksanakan praktek. Di akhir bimtek peserta membawa pulang hasil praktek pembuatan biosaka, brosur dan poster materi bimtek yang selanjutnya dipasang di posko poktan.
Ketua Poktan Kondu Safar 1, Yulis Meta menyampaikan bimtek ini sangat bermanfaat dan berharap bimbingan terus diberikan kepada para penangkar benih untuk tahap roguing dan pengolahan benih. Hal senada juga disampaikan Umbu Sina, ketua Poktan Ngadu Somba, petani berharap juga diberikan bimbingan tentang penanganan hama dan penyakit menggunakan agensia hayati dan pengolahan hasil samping dari budidaya untuk dapat meningkatkan pendapatan petani, imbuhnya.
Sehari sebelum pelaksanaan bimtek, tim Bappenas berkesampatan melakukan pemantauan di lokasi produksi benih dan menyampaikan bahwa integrasi kegiatan semacam ini sangat baik dalam melaksanakan suatu program, terlebih untuk penyediaan benih yang memiliki masa hidup terbatas dan harus diproduksi pada T-1. Pada kesempatan terpisah, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi menyampaikan bahwa mewujudkan ketahanan pangan merupakan tujuan pengembangan FE, program seperti ini merupakan salah satu upaya pemerintah dalam menanggulangi angka kemiskinan di wilayah Kabupaten Sumba Tengah dengan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Lebih lanjut mengungkapkan bahwa Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo telah menetapkan Sumba Tengah sebagai kawasan FE untuk menciptakan pertanian yang maju, mandiri dan modern, maka pengembangan produksi benih padi in-situ untuk penyediaan benih di Sumba Tengah sangat sesuai dengan arahan Mentan tersebut, pungkas Suwandi.
Kontributor: Dina dan Suharyanto (Pengawas Benih Tanaman Madya)