Jl. AUP No. 3 Pasar Minggu,
Jakarta Selatan 12520,
Provinsi DKI Jakarta

(021) 7824 669

ID EN
Logo

Kementerian Pertanian

Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan

7

KEMENTAN MEMASTIKAN KETERSEDIAAN BENIH KEDELAI CUKUP UNTUK PROGRAM KEDELAI ABT TAHUN 2022 DI JAWA BARAT

Kedelai merupakan tanaman kacang-kacangan terpenting di Indonesia dan kebutuhan akan komoditi tersebut terus meningkat dari tahun ke tahun sejalan dengan meningkatnya laju pertumbuhan penduduk dan kesadaran masyarakat akan gizi makanan. Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Tanaman Pangan menargetkan kebutuhan benih kedelai untuk program Anggaran Belanja Tambahan (ABT) tahun 2022 sebanyak 15 ribu ton untuk memenuhi areal pertanaman seluas 300 ribu hektar. Pengembangan tersebar di 5 provinsi pulau Jawa sentra pengembangan kedelai serta rencana 9 provinsi di luar Jawa. 


Terkait dengan pengembangan kedelai, pada tanggal 18 Agustus 2022 telah dilaksanakan Rapat Koordinasi Ketersediaan dan Penyiapan Benih Kedelai untuk Program ABT TA 2022 Provinsi Jawa Barat di Hotel Horison Bandung. Pada kesempatan tersebut, Direktur Perbenihan Tanaman Pangan hadir dan membuka acara sekaligus menyampaikan arahan “untuk memenuhi target tanam kedelai program ABT 2022 di Provinsi Jawa Barat seluas 60 ribu hektar dibutuhkan benih sebanyak 3 ribu ton, sehingga diperlukan langkah percepatan oleh Dinas Pertanian Provinsi dan Dinas Pertanian Kabupaten/Kota untuk segera mengusulkan Calon Petani dan Calon Lokasi (CPCL) serta Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) agar mendukung proses sertifikasi benih kedelai dan Produsen Benih mendukung dalam penyediaan benihnya yang berkesinambungan”, demikian yang disampaikan Amirudin Pohan.   


Informasi Kusnadi, Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Barat bahwa pada tahun 2022 terdapat tiga jenis kegiatan pengembangan kedelai di Provinsi Jawa Barat yaitu kedelai reguler (APBN) alokasi 13 ribu hektar, kedelai Non APBN (KUR) seluas 136.500 hektar, dan kedelai ABT seluas 60 ribu hektar. Sampai dengan tanggal 15 Agustus 2022, realisasi CPCL untuk kedelai reguler seluas 13.128 ha (100,98%), kedelai Non APBN (KUR) seluas 8 ha (0,006%) dan kedelai ABT seluas 11.334 ha (18,89%). Untuk memenuhi target CPCL sesuai alokasi, Kepala Bidang Tanaman Pangan menyarankan agar Dinas Pertanian Kabupaten/Kota mengoptimalkan lahan tidur (lahan marginal/lahan yang tidak dimanfaatkan) menjadi lahan budidaya, hal ini sesuai arahan Direktur Jenderal Tanaman Pangan.


Hal senada disampaikan oleh Yanti Hidyatun Zakiah, Kepala UPTD Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Barat merekomendasikan untuk memenuhi keperluan kekurangan benih kedelai pada kegiatan ABT dapat dilakukan sertifikasi benih melalui pemurnian varietas. Hal ini tentu saja dilaksanakan sesuai Keputusan Menteri Pertanian Nomor 966 tahun 2022 tentang Petunjuk Teknis Sertifikasi Benih Tanaman Pangan. “Adapun tiga persyaratan pelaksanaan sertifikasi benih melalui pemurnian varietas yaitu sertifikasi benih diselenggarakan oleh UPTD atas permohonan yang diajukan oleh produsen benih yang telah memperoleh keterangan kelayakan sebagai Produsen Benih dan belum menerapkan sistem manajemen mutu, jenis benih tanaman pangan yang dapat diproduksi melalui prosedur sertifikasi benih melalui pemurnian varietas adalah benih unggul tanaman aneka kacang dan aneka umbi, dan produksi benih melalui pemurnian varietas hanya dapat diberikan untuk kelas benih sebar (BR) dan tidak dapat diperbanyak lagi menjadi menjadi kelas benih BR1, BR2, BR3 dan BR4”, ujar Yanti Hidyatun Zakiah.


Lebih lanjut Yanti Hidyatun Zakiah menambahkan pertanaman kedelai yang dapat dimurnikan merupakan pertanaman konsumsi dan berdasarkan data realisasi tanam kedelai dari kegiatan reguler bulan Mei, Juni dan Juli 2022 seluas 3.256 hektar, sehingga dapat diajukan permohonan pemurnian varietas dengan pengawalan oleh Pengawas Benih Tanaman. Jika dalam satu hektar diprediksi menjadi benih satu ton, maka benih yang akan dihasilkan sebanyak 3.256 ton dapat mencukupi areal pertanaman seluas 65.120 hektar atau sekitar 108,53% dari yang dialokasikan. Sampai dengan Agustus 2022 produksi benih kedelai melalui sertifikasi baku sebanyak 66,6 ton dan melalui pemurnian varietas sebanyak 375,5 ton, sedangkan produksi benih pada bulan September dan Oktober melalui sertifikasi baku diprediksi sebanyak 397 ton yang sudah didaftarkan di BPSB.   

  

Pada rapat koordinasi dilaksanakan juga workshop dengan Dinas Pertanian Kabupaten/Kota di Jawa Barat yang mendapat alokasi ABT tahun 2022 dan Produsen Benih. “Hasil workshop CPCL ABT tanggal 18 Agustus 2022, dari Juli sampai dengan Desember 2022 seluas 10.924 hektar dan kebutuhan benih lebih kurang 546 ton. Hal ini berkurang seluas 410 hektar dari sebelumnya yaitu 11.334 hektar. Sedangkan kesiapan stok benih kedelai dari Juli sampai dengan Desember 2022 sebanyak 1.895 ton”.   


Oleh : 1. Eli Kuncoro - PBT Ahli Madya 

          2. Purwancaturita Maryani - PBT Ahli Madya


WhatsApp


Email


Jam Pelayanan

Hari Kerja
08:00 s/d 16:00