KEMENTAN MEMASTIKAN KETERSEDIAAN BENIH KEDELAI CUKUP UNTUK PROGRAM KEDELAI ABT TAHUN 2022 DI JAWA TIMUR
Kedelai merupakan tanaman kacang-kacangan terpenting di Indonesia dan kebutuhan akan komoditi tersebut terus meningkat dari tahun ke tahun sejalan dengan meningkatnya laju pertumbuhan penduduk dan kesadaran masyarakat akan gizi makanan. Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Tanaman Pangan menargetkan kebutuhan benih kedelai untuk program ABT tahun 2022 sebanyak 15 ribu ton untuk memenuhi areal pertanaman seluas 300 ribu hektar. Pengembangan tersebar di 5 provinsi pulau Jawa sentra pengembangan kedelai serta rencana 9 provinsi di luar Jawa.
Terkait dengan pengembangan kedelai, pada tanggal 25 Agustus 2022 telah dilaksanakan Rapat Koordinasi Ketersediaan dan Penyiapan Benih Kedelai untuk Program ABT TA 2022 Provinsi Jawa Timur di Hotel Alana Surabaya. Pada kesempatan tersebut, Direktur Perbenihan Tanaman Pangan hadir dan membuka acara sekaligus menyampaikan arahan “untuk memenuhi target tanam kedelai program ABT 2022 di Provinsi Jawa Timur seluas 50 ribu hektar dibutuhkan benih sebanyak 2.500 ton, sehingga diperlukan langkah percepatan oleh Dinas Pertanian Provinsi dan Dinas Pertanian Kabupaten/Kota untuk segera mengusulkan calon petani dan calon lokasi (CPCL) serta BPSB agar mendukung proses sertifikasi benih kedelai dan Produsen Benih mendukung dalam penyediaan benihnya yang berkesinambungan”, demikian yang disampaikan Amirudin Pohan.
Informasi Suyanto, Kepala UPT PSBTPH yang mewakili Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Prov. Jawa Timur bahwa pada tahun 2022 terdapat 2 jenis kegiatan pengembangan kedelai di Provinsi Jawa Timur yaitu kedelai reguler (APBN) alokasi 12.654 ha dan Kedelai ABT seluas 50.000 ha. Sampai dengan tanggal 25 Agustus 2022, realisasi CPCL untuk Kedelai reguler seluas 12.654 ha (100%) dan Kedelai ABT seluas 13.803 ha (27,61%). Untuk memenuhi target CPCL sesuai alokasi, Suyanto menyarankan agar Dinas Pertanian Kabupaten mengoptimalkan lahan tidur (lahan marginal/lahan yang tidak dimanfaatkan) menjadi lahan budidaya, hal ini sesuai arahan Direktur Jenderal Tanaman Pangan. Selain itu menurut Suyanto terdapat 5 (lima) strategi peningkatan produksi kedelai tahun 2022-2026 di Provinsi Jawa Timur yaitu: 1) Peningkatan Produksi; 2) Pengelolaan Faktor Produksi; 3) Perbaikan Distribusi Pemasaran; 4) Peningkatan Nilai Tambah dan Daya Saing; 5) Perbaikan Manajemen Usaha Tani.
Hal senada disampaikan oleh Kholil, Pokja Sertifikasi Benih Tanaman Pangan pada UPT PSBTPH Jawa Timur merekomendasikan untuk memenuhi keperluan kekurangan benih kedelai pada kegiatan ABT dapat dilakukan sertifikasi benih melalui pemurnian varietas dari pertanaman reguler bulan Juli sd Agustus 2022. Hal ini tentu saja dilaksanakan sesuai Keputusan Menteri Pertanian Nomor 966 tahun 2022 tentang Petunjuk Teknis Sertifikasi Benih Tanaman Pangan. “Jumlah seluruh CPCL seluas 8.361 ha dengan kebutuhan benih sebesar 418,05 ton, dengan rincian: bulan Agustus 31,9 ton, September 125,60 ton, Oktober 165,10 ton, November 7,50 ton, dan Desember 87,95 ton, kebutuhan benih tersebut dapat dipenuhi dari sertifikasi pemurnian dan sertifikasi baku sebesar 1.803 ton, yaitu stok bulan Agustus 43 ton, September 1.360 ton, Oktober 405 ton”, ujar Kholil. Kholil menambahkan benih yang akan dihasilkan sebanyak 1.803 ton dapat mencukupi areal pertanaman seluas 36.060 hektar atau sekitar 72,12% dari yang dialokasikan.
Pada rapat koordinasi dilaksanakan juga workshop dengan Dinas Pertanian Kabupaten/Kota di Jawa Barat yang mendapat alokasi ABT tahun 2022 dan Produsen Benih. “Hasil workshop CPCL ABT tanggal 24 Agustus 2022, dari Agustus sampai dengan Desember 2022 seluas 8.361 hektar dan kebutuhan benih lebih kurang 418,05 ton. Sedangkan kesiapan stok benih kedelai dari Agustus sampai dengan Desember 2022 sebanyak 1.803 ton”.
Penulis : 1. Mohamad Ali Usman, SP, MSi (PBT Ahli Muda)
2. Ir. Eli Kuncoro, M.M. (PBT Ahli Madya)