Jl. AUP No. 3 Pasar Minggu,
Jakarta Selatan 12520,
Provinsi DKI Jakarta

(021) 7824 669

ID EN
Logo

Kementerian Pertanian

Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan

7

KORO PEDANG ALTERNATIF PENGGANTI KEDELAI SEBAGAI BAHAN BAKU TEMPE

Tempe merupakan makanan khas tradisinonal Indonesia yang berasal dari fermentasi kedelai. Masyarakat Indonesia menjadikan tempe sebagai makanan pendamping. Makanan ini diproduksi dan dikonsumsi secara turun temurun, khususnya di daerah Jawa dan sekitarnya. Sebanyak 50% dari konsumsi kedelai Indonesia dijadikan untuk memproduksi tempe, 40% tahu, dan 10% dalam bentuk produk lain (seperti tauco, kecap, dan lain lain) (BSN, 2012). 


Penyebaran tempe tidak hanya di Indonesia, kini telah menyebar ke beberapa negara. Pada tahun 2021 Indonesia telah mengekspor 13,8 ton tempe ke Jepang (finance.detik.com). Tingginya permintaan akan tempe tersebut, berbanding terbalik dengan ketersediaan bahan baku utama tempe, yaitu kedelai. 


Produksi kedelai dalam negeri yang masih rendah mempengaruhi ketersediaan bahan baku tersebut. Selain itu, dengan adanya perang Ukraina-Rusia berdampak pada naiknya harga kedelai impor. Hal ini menjadi tantangan bagi produsen tempe. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan adalah mengganti kedelai dengan Koro Pedang.


Dibandingkan dengan kacang-kacang lainnya koro pedang memiliki potensi besar sebagai pengganti kedelai. Koro pedang memiliki kandungan protein yang hampir setara dengan kedelai, kandungan protein koro pedang 30,36% sedangkan kedelai 35% (Puslitbangtan, 2022). Selain itu produktivitasnya cukup tinggi dibandingkan jenis kacang tanah, kacang hijau dan kedelai, yaitu Produktivitas rata-rata koro pedang sebanyak 7 ton/ha dengan potensi hasil mencapai 12 ton/ha, dapat tumbuh sampai pada ketinggian tempat 2.000 m dpl, dapat tumbuh pada lahan sub optimal dan dapat bertahan pada musim kering, memerlukan curah hujan 700 sampai 4.200 mm per tahun, tumbuh baik pada suhu rata-rata 14 oC hingga 27 oC di lahan tadah hujan atau 12-32 oC di daerah tropik dataran rendah  (Puslitbangtan, 2007). Tanaman koro-koroan tersebut mudah dibudidayakan dan produktivitas biji keringnya cukup tinggi sekitar 800 – 900 kg/ha pada lahan kering dan kurang lebih 1.000 kg/ha apabila lahan diberi pengairan (Nafi’, 2005). 

Jika dilihat dari segi harga yang jauh lebih murah dibandingkan dengan kedelai namun memiliki kandungan protein yang hampir setara, serta produktivitas yang lebih tinggi, maka koro pedang dipandang layak untuk dijadikan alternatif pengganti kedelai sebagai bahan baku tempe. 


Referensi : 

Badan Standarisasi Nasional. 2012. Tempe. https://www.bsn.go.id/uploads/download/Booklet_tempe-printed21.pdf

Nafi’ A. 2005. Tepung kaya protein (protein rich flour) dari beberapa jenis koro; kajian cara ekstraksi dan modifikasi asam. Tesis. Universitas Brawijaya, Malang.

Puslitbangtan. 2022. Koro Pedang, Bahan Pangan Alternatif Pengganti Kedelai. https://pangan.litbang.pertanian.go.id/

https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-5867724/top-ri-ekspor-138-ton-tempe-ke-jepang-rp-509-m



Penulis : 1. Annisa Istiqamah

      2. Adillah Nazir

WhatsApp


Email


Jam Pelayanan

Hari Kerja
08:00 s/d 16:00