DALAM ANCAMAN KRISIS PANGAN GLOBAL, EKSPOR PERTANIAN MENINGKAT 4,27%
Kerawanan pangan menjadi ancaman dunia ditengah berkecamuknya perang antara Rusia dan Ukraina. Selain berimbas pada meningkatnya harga bahan bakar minyak global, ketersediaan bahan pangan terutama gandum yang diimpor dari Ukraina menjadi tersendat. Hal ini ditambah lagi dengan banyak negara seperti India, Cina yang mulai memperketat laju keluar barang bahan pangan dari negaranya sebagai antisipasi krisis pangan. Namun, ditengah kewaspadaan kita atas ancaman kekurangan pangan, ternyata Indonesia mampu meningkatkan nilai ekspor komoditas pertanian pada bulan Juli 2022.
Perkembangan Ekspor
Nilai ekspor Indonesia Juli 2022 mencapai US$25,57 miliar naik sebesar 32,03 persen dibanding realisasi ekspor pada bulan yang sama tahun 2021. Ekspor nonmigas Juli 2022 mencapai US$24,20 miliar, naik 31,58 persen dibanding ekspor nonmigas Juli 2021. Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari–Juli 2022 mencapai US$166,70 miliar atau naik 36,36 persen dibanding periode yang sama tahun 2021. Sementara ekspor nonmigas mencapai US$157,55 miliar atau naik 36,45 persen. Hal tersebut tersaji dalam data yang dirilis BPS pada 15 Agustus 2022.
Menurut sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari–Juli 2022 naik 24,62 persen dibanding tahun 2021, demikian juga ekspor hasil pertanian, kehutanan, dan perikanan naik 14,93 persen dan ekspor hasil tambang dan lainnya naik 104,59 persen.
Total nilai ekspor nonmigas Juli 2022 ke 13 negara tujuan mencapai US$17.738,8 juta atau naik US$72,3 juta (0,41 persen) dibanding Juni 2022. Peningkatan tersebut disebabkan oleh naiknya nilai ekspor ke beberapa negara tujuan utama seperti Jepang US$252,5 juta (13,38 persen); Taiwan US$145,4 juta (19,51 persen); dan Korea Selatan US$97,7 juta (11,44 persen).
Ekspor produk pertanian, kehutanan, dan perikanan naik 4,27 persen disumbang oleh peningkatan ekspor kopi. Demikian juga ekspor produk pertambangan dan lainnya naik 6,61 persen yang disebabkan oleh meningkatnya ekspor lignit. Selama Januari–Juli 2022, ekspor nonmigas Indonesia menurut sektor industri pengolahan meningkat 24,62 persen dibanding 2021 yang disumbang oleh meningkatnya ekspor besi dan baja, ekspor produk pertanian, kehutanan, dan perikanan meningkat 14,93 persen yang disebabkan oleh meningkatnya ekspor kopi.
Perkembangan Impor
Nilai impor Indonesia Juli 2022 mencapai US$21.347,6 juta atau naik US$343,7 juta (1,64 persen) dibandingkan Juni 2022. Hal tersebut disebabkan oleh naiknya impor migas US$782,3 juta (21,30 persen) walaupun impor nonmigas turun US$438,6 juta (2,53 persen).
Nilai impor nonmigas Indonesia Juli 2022 yang mencapai US$16.892,3 juta atau turun 2,53 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Komoditas logam mulia dan perhiasan/permata merupakan golongan barang yang mengalami peningkatan terbesar, yaitu US$193,7 juta (62,51 persen); diikuti oleh mesin/perlengkapan elektrik dan bagiannya US$164,3 juta (7,59 persen); pupuk US$98,4 juta (35,78 persen); gula dan kembang gula US$68,0 juta (29,12 persen); serta serealia US$29,9 juta (10,38 persen).
Total nilai impor nonmigas dari 13 negara Juli 2022 mencapai US$13.659,0 juta atau turun US$38,4 juta (0,28 persen) dibandingkan Juni 2022. Secara kumulatif Januari–Juli 2022, impor dari 13 negara utama naik US$15.472,9 juta (20,73 persen) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
**(Dirangkum dari BRS No. 61/08/Th. XXV, 15 Agustus 2022)
Penulis: Devied Apriyanto Sofyan (PMHP Ahli Muda Direktorat Jenderal Tanaman Pangan)