Jl. AUP No. 3 Pasar Minggu,
Jakarta Selatan 12520,
Provinsi DKI Jakarta

(021) 7824 669

ID EN
Logo

Kementerian Pertanian

Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan

7

TANAM PADI DENGAN TEKNOLOGI JAJAR LEGOWO SUPER MENGHASILKAN 14,7 TON/HA

Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) bersama Komisi IV DPR RI menggelar panen padi sawah irigasi potensi hasil tinggi melalui demonstrasi area (dem-area) teknologi jajar legowo super di Desa Karanggetas, Kecamatan Bangodua, Indramayu, Kamis (7/4/2016)

Hadir dalam acara tersebut Kepala Badan Litbangtan, Kementan, Muhamad Syakir mewakili mentan, Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Herman Khaeron, Bupati Indramayu, Anna Sophanah, Staf Ahli Menteri Pertanian Bidang Inovasi Teknologi, Mat Syukur, dan Kepala Biro Humas dan Informasi Publik, Kementan, Agung Hendriadi beserta seluruh jajaran eselon II Kementan dan SKPD Kab. Indramayu.

Cara tanam padi dengan teknologi jajar legowo merupakan salah satu teknik penanaman padi yang dapat menghasilkan produksi yang cukup tinggi serta memberikan kemudahan dalam aplikasi pupuk dan pengendalian organisme pengganggu tanaman.

Dem-area teknologi jajar legowo super merupakan salah satu teknologi Balitbangtan untuk meningkatkan produksi padi di lahan 50 hektare (ha).

M. Syakir Kabadan Litbangtan Kementan mengatakan “Untuk mencapai produksi nasional maka salah satu jalur yang efektif kita tempuh adalah melalui peningkatan produktifitas, maka disitu perannya suatu inovasi, oleh karena itu kementan melalui Badan Litbangtan tidak pernah berhenti dan terus menyuguhkan sebuah inovasi teknologi. Sekarang ini di Indramayu kita lihat biasanya cara tanam padi dengan teknologi jajar legowo bisa mencapai 7 ton/ha dan rata nasional 5,28 ton/ha. Tetapi dengan teknologi jajar legowo super ini bisa mencapai 14,7 ton/ha GKP (gabah kering panen). Ini suatu lompatan yang bagus, manakala kita menerapkan teknologi secara utuh maka mampu mengalami peningkatan produktifitas 60%-90% sekaligus inovasi ini tidak berkolasi dengan peningkatan biaya tetapi justru menurunkan biaya 2%-3% dari aspek lingkungan.

Secara teknis yang membedakan jajar legowo super dengan jajar legowo menurut keterangan kabandan litbangtan kementan adalah jajar legowo super ini dapat meningkatkan potensi genetik tanaman juga memberikan sentuhan modifikasi agronomik juga masalah tanah jadi memberikan kesuburan tani yang seimbang menggunakan dekomposer, pupuk hayati, pestisida nabati sekaligus mempercepat tanaman. Oleh karena itu IP semakin longgar kita menerapkan 2 – 3 IP pertahun. Varietas yang digunakan untuk jajar legowo super ini adalah inpari 30, inpari 32, inpari 33, inpari 43 itu adalah kelanjutan yang berkualitas sama dengan ciherang.

Dalam sambutannya Bupati Indramayu Anna Sophanah mengatakan cara tanam padi dengan teknologi Jajar legowo super ini menghasilkan 14,7 ton/ha meningkat dari biasanya sekitar 7 ton/ha dan hasil panen ini langsung dibeli oleh Bulog. Saat ini Kab. Indramayu telah memiliki perda lahan abadi yaitu perda yang memberi kelangsungan untuk bertani terus, sehingga kami mohon kepada Kementerian Pertanian tolong perhatikan masalah irigasi di Kab. Indramayu ini, karena target dari menteri pertanian untuk serapan gabah Bulog 500 ribu ton sampai dengan 1 Juni 2016, sehingga disini kami membentuk tim agar para petani dapat menjual gabahnya kepada Bulog.

“beliau juga menyampaikan “bahwa alat mesin pertanian yang digunakan pada saat panen yang diperagakan baik untuk potong padi maupun menanam padi ini bukan diberikan kepada pemilik tanah tetapi diberikan kepada para buruh sehingga para buruh ini tidak kehilangan pekerjaannya, jadi para buruh nanti berkelompok dan bantuan dari pemerintah ini nantinya dikelola oleh para buruh. Ketika para buruh ini tidak diberikan kesempatan maka pengangguran di Kab. Indramayu ini akan semakin banyak”. Sebetulnya semua upaya pemerintah pusat ini muaranya adalah meningkatkan kesejahteraan para petani”.ujarnya

Dalam kesempatan yang sama wakil  ketua komisi IV DPR RI Ir. Herman Khoiron mengatakan komisi IV DPR RI yang membidangi masalah pertanian terus berupaya mendorong sesuai dengan tugas dan fungsinya, bahwa kita ingin mewujudkan kedaulatan pangan, kemandirian, ketahanan dan keamanan pangan.

“Saya kira mengenai harga mudah-mudahan kedepan kami akan menemukan formulasi yang tepat, bahwa tidak semestinya kemudian seluruh institusi negara harus terlibat diharga, tetapi juga pada saat yang sama kita tidak membiarkan harga itu jatuh dan kemudian pasar merespon terhadap harga ditingkat konsumsinya menjadi terlalu tinggi”. Ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama pula Direktur Serealia Ditjen Tanaman Pangan Kementan Nandang Sunandar mengatakan” Pertama saya mengucapkan selamat kepada Badan Litbangtan Kementan yang telah menunjukkan teknologi baru terkait dengan jajar legowo yang menyangkut hibrida, hibrida ini kita pandang dari dulu sebagai satu sumber pertumbuhan tetapi persolannya ketersediaan benih. Jika hari ini dirilis varietas hibrida jatim 2, saya pikir ini jawaban bagaimana domestik  bisa memenuhi kebutuhan benih.

Benih tanaman pangan sendiri tahun ini ada 200 ribu ha pengembangan hibrida dengan jajar legowo dan ada 4 juta ha pengembangan inbrida dengan jajar legowo, saya pikir ini nanti dapat memperkuat kebijakan bagaimana peningkatan produksi di tahun 2017 sehingga opsinya untuk peningkatan produksi menjadi lebih banyak. Akan tetapi jenis padi hibrida ini tidak dapat langsung diproduksi oleh petani, tetapi harus melalui bimbingan tertentu dan teknik secara khusus” Ujarnya. (HUMAS TP)

WhatsApp


Email


Jam Pelayanan

Hari Kerja
08:00 s/d 16:00