Pekan Peramalan OPT 2016
Jatisari (25/5). Sebagai perwujudan tugas dan fungsi BB-POPT dalam mendukung program pengelolaan OPT berteknologi tinggi, ramah lingkungan, dan berkelanjutan sesuai dengan tema yang diusung, Balai Peramalan OPT Tanaman Pangan menyelenggarakan kegiatan Pekan Peramalan Organisme Pengganggu Tanaman (PPOPT) II 2016 bertempat di Balai Besar POPT Jl. Raya Kaliasin Jatisari karawang jawa Barat (23-29/5).
Irjen Kementerian Pertanian Justan Riduan Siahaan yang membuka acara mewakili Menteri Pertanian menjelaskan dalam sambutannya bahwa salah satu kendala yang dapat mengganggu capaian sasaran produksi, luas panen dan produktifitas adalah adanya gangguan OPT. Kumulatif luas serangan OPT di Indonesia periode Januari-April 2016 terdapat 145.842 ha, yang meliputi luas Terkena 145.009 ha dan Puso 833ha. Serangan OPT yang terluas adalah penyakit Blas 49.354 ha, hama Penggerek Batang 33.476 ha, Tikus 24.596 ha, dan Wereng Coklat 15.397 ha. Jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu (Jan-Apr 2015 seluas 167.435 ha), serangan periode saat ini mengalami penurunan sebesar 14,80%, urainya.
Agar pengendalian OPT dapat terlaksana dengan baik maka operasional pengendalian OPT dilapangan harus mengacu pada Sistem Pengendalian Terpadu (PHT) dan jajaran perlindungan perlu meningkatkan kewaspadaan agar kejadian serangan OPT tetap terkendali. Pengawalan harus secara intensif, kontinyu, sehingga sasaran produksi padi tahun 2016 sejumlah 76,23 jt ton serta sasaran luas panen 14,27jt ha dan sasaran produktifitas 5,40 ku/ha dapat tercapai, tegasnya.
Sementara itu Kepala Balai Besar POPT Jatisari Sarsito Wahono Gaib Subroto dalam kesempatan yang sama menyampaikan tujuan diadakannya kegiatan pekan peramalan OPT untuk menyebarluaskan informasi pengamatan, peramalan dan teknologi pengendalian OPT pada tanaman pangan sekaligus untuk memasyarakatkan proses budidaya tanaman yang ramah lingkungan serta mengoptimalkan potensi tanaman untuk hasil yang lebih baik, terangnya.
Hadir juga sebagai Keynote Speech dalam acara pembukaan Prof. Dr. Ir. Y. Andi Trisyono, M.Sc. yang menjelaskan tentang PHT Lanscap Untuk Mendukung System Produksi Pertanian Yang Ramah Lingkungan Dan Berkelanjutan.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman yang berkesempatan hadir pada hari ketiga didampingi Direktur Jenderal Tanaman Pangan Hasil Sembiring, melakukan pengukuhan Petugas Pengelola OPT (PPOPT) dari 34 propinsi. PPOPT sendiri merupakan tenaga penyuluhan yang dikerahkan kesawah-sawah untuk membantu petani dalam pemberantasan hama.
Terkait upaya peningkatan produksi pangan khususnya padi di seluruh Indonesia, Mentan Amran Sulaiman mendorong dan memberi semangat kepada para petugas PPOPT untuk mendukung upaya para petani meningkatkan produksi padi.
"Ada La Nina nanti dengan hujan yang tidak putus-putus, itu waktunya OPT berkembang biak dengan baik. Tahun lalu (rasiointensitas) serangan hama 1,3%, tahun ini harus 0,5%," kata Amran dalam sambutannya, Rabu (25/5).
Sejak hari pertama pengunjung terlihat ramai bahkan saat pembukaan dan kunjungan Menteri Pertanian, sebagian peserta rela berpanas-panasan. Kegiatan ini diikuti berbagai perusahaan yang bergerak di bidang benih, pupuk, pestisida, bio hayati, sejumlah instansi pemerintah Provinsi, masyarakat, organisasi petani, perguruan tinggi, badan litbang, siswa dan siswi Kabupaten Karawang dan sekitarnya, serta unsur-unsur lain yang terkait.
Adapun agenda kegiatan yang diadakan antaranya pelatihan petugas lapangan, pelatihan petani, bazaar, seminar dengan mengahadirkan narasumber yang sangat berpengalaman, aneka lomba seperti cerdas cermat, demplot, inovasi teknologi, poster, karya tulis ilmiah, poster, stand pameran, dan debat terbuka serta aneka hiburan lokal. (Humas TP).