Jl. AUP No. 3 Pasar Minggu,
Jakarta Selatan 12520,
Provinsi DKI Jakarta

(021) 7824 669

ID EN
Logo

Kementerian Pertanian

Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan

7

Panen Raya Padi di Pemalang, Kementan Kembali Sosialisasikan Bahan Alami Biosaka

Kabupaten Pemalang merupakan salah satu daerah penyangga pangan di Provinsi Jawa Tengah, khususnya di sektor komoditas pangan utama seperti Padi, Jagung, Kedelai, Kacang Tanah, Ubi Kayu, Ubi Jalar dan Kacang Hijau. Pemerintah Kabupaten Pemalang berkomitmen untuk terus  memajukan dan mengembangkan sektor pertanian, salah satu upaya yang dilakukan antara lain terus menerapkan inovasi-inovasi dan teknologi, kali ini dengan Dukungan Kementerian Pertanian mengadakan Sosialisasi Bahan Alami Biosaka di Gapoktan Saradan Makmur, Desa Saradan, Kecamatan Pemalang, Kabupaten Pemalang, yang dihadiri Direktur Jenderal Tanaman Pangan dan Plt Bupati Pemalang.


Kegiatan diawali  panen padi seluas 118 hektar, varietas Inpari 32 dan Ciherang, dengan Indeks Pertanaman dilakukan 3 kali dalam setahun, dengan pola tanam Padi-padi-padi. Tingkat produktifitas mencapai 8,4 ton/ha dan harga saat ini Rp. 5.500/kg GKP, sedangkan untuk biaya produksi Rp. 15.000.000/ha.


Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi m,enyampaikan bahwa 3 tahun terakhir indonesia  sudah tidak impor beras dan mendapatkan penghargaan dari IRRI nah tugas kedepan untuk menjaga swasembada padi berkelanjutan bahkan di dorong ke arah ekspor tugas lainnya yang lebih penting yaitu menjaga keberlanjutan pertanian yang menurutnya mulai dari sekarang budidaya pertanian harus diarahkan budidaya ramah lingkungan dan Biosaka diharapkan menjadi salah satu jawabanya. 


"Biosaka ini terbuat dari rerumputan yang dicampur air lalu diramu. Biosaka memiliki manfaat yang banyak yaitu, dapat mengefisien biaya produksi, hemat pupuk kimiawi, membuat hama penyakit sedikit atau hilang, hasil panen lebih bagus, tanah menjadi lebih subur, harga hasil panen menjadi bagus dan akhirnya petani mendapat untung yang besar" Jelas Suwandi


"Jadi, penyuluh dan petani dapat ikut praktek secara langsung dan di perhatikan baik-baik apa yang di sampaikan mas ansar, karena ini sangat mudah di buat tapi tetap ada SOP nya. Jika sudah ada yang bisa membuat saya pesen untuk dapat mengajarkan ke petani-petani lain dan harapannya di sini bisa berhasil penerapannya, seperti di daerah-daerah lain yang sudah lebih dahulu menerapkan Biosaka ini" tambahnya


Sementara itu, Plt Bupati Pemalang, Mansur Hidayat, S.T. dalam sambutanya berharap Biosaka ini dapat mengurangi ketergantungan petani terhadap pupuk anorganik ditengah mahal dan sulitnya mendapatkan pupuk dan dapat mengurangi biaya produksi sehingga  meningkatkan penghasilan petani dan berdampak positif terhadap tingkat kesejahteraan petani di pemalang, menurutnya hal ini memiliki fungsi dan peran yang strtegis dalam mendukung kemajuan sektor pertanian di Kabupaten Pemalang.


"Untuk itu kepada petani agar mengikuti kegiatan ini dengan sungguh-sungguh, cermati dan pahami setiap materi yang di sampaikan narasumber, sehingga bapak/ibu dapat menyerap ilmu dan menerapkannya nanti di lahan masing-masing" pungkas Bupati Mansur Hidayat.


"Jangan pernah malu untuk bertanya, jika terdapat hal-hal yang kurang jelas. Saya yakin narasumber akan dengan senang hati membantu dan membibing bapak/ibu agar dapat memahami teknologi biosaka ini  "tambahnya


Seperti kegiatan sebelum-sebelum nya turut hadir Hadir sebagai Narasumber,  Prof. Robert Manurung, akademisi dari  ITB yang  menyampaikan Biosaka bukanlah pupuk, tetapi Elisitor. Tanaman elisitor adalah suatu tanaman yang mengandung senyawa kimia yang dapat memicu respon fisiologi, morfologi dan akumulasi fitoaleksin, meningkatkan aktivasi dan ekspresi gen yang terkait dengan biosintesis metabolit sekunder.


 "Elisitor dapat menginduksi resistensi tumbuhan. Elisitor intinya memberikan signal pada tanaman dan si tanaman tersebut melakukan reaksi ditubuhnya sehingga dia bisa memunculkan sel-sel hebat dan hormon-hormon yang bagus buat pertumbuhan" papar Prof Robert


Sedangkan Prof. Iswandi Anas  Akademisi IPB mengatakan bahwa lahan pertanian di indonesia 70% sudah rusak itu diakibatkan karena penggunana bahan-bahan kimia yang sudah berlangsung berpuluh-puluh tahun maka dari itu menurutnya satu-satunya cara untuk menyehatkan kembali lahan dengan penggunaan bahan-bahan alami atau organik ia berharap penggunaan bahan-bahan alami atau pupuk organik harus terus di sosialisasikan terus, untuk dapat di terapkan di seluruh indonesia karena menurut nya pupuk organik seharusnya menjadi pupuk utama karena dapat memperbaiki semua sifat tanah yang tentunya akan mengembalikan kesuburan lahan.


"Dengan kita menggunakan pupuk organik banyak sekali manfaat yang kita dapat yang pertama tentunya biaya lebih murah yang kedua dapat menjaga keberlangsungan lahan, jadi mari sekarang kita balik logika nya pupuk organik menjadi  pupuk utama dan pupuk kimia sebagai pupuk pendukung" ucap Iswandi


Dalam kesempatan yang sama penggagas Biosaka Muhamad Ansar Menceritakan Biosaka sudah dilakukan di Blitar  sejak tahun 2018, meskipun awalnya banyak ditertawakan. Akhirnya ia memakai gerakan namanya getuk tular jadi siapapun yang sudah bisa membuktikan membuat biosaka menularkan kepada petani-petani yang lain.


 " Kita harus yakin karena ini sudah dilakukan bertahun-tahun dan berhasil, dan beberapa bulan ini sudah di lakukan beberpa demplot atau uji coba dei neberapa daerah dan sudah ada yang panen baik itu tanaman padi,jagung, kedelai dan tanaman sayuran yang allhamdulilah sejauh ini hasil nya cukup bagus. Semoga di Pemalang pun bisa berhasil seperti di daerah-daerah lain” tambahnya HMS TP

WhatsApp


Email


Jam Pelayanan

Hari Kerja
08:00 s/d 16:00