Jl. AUP No. 3 Pasar Minggu,
Jakarta Selatan 12520,
Provinsi DKI Jakarta

(021) 7824 669

ID EN
Logo

Kementerian Pertanian

Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan

7

Panen Raya Sulawesi Selatan : Presiden Senang Produksi Naik Terus

Maros, – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, potensi pertanian di Sulawesi Selatan harus mendapat dukungan dari semua pihak. Termasuk dari pemerintah pusat dalam melakukan pendampingan, akses pembiayaan dan intervensi teknologi mekanisasi.


Apalagi rata-rata produktivitas di sana mencapai 6 ton per hektare. Menurut dia, semangat dan kemauan pemerintah daerah dalam mengembangkan pangan tersebut sangat penting dan luar biasa. “Dan ini harus kita support. Saya berharap perbankan juga masuk secara masif untuk mempermudah layanan KUR,” kata dia.


Panen padi Provinsi Sulawesi Selatan perkiraan pada Maret 2023, seluas 139.622 hektare, dengan prakiraan produksi yakni 692.911 ton gabah kering giling (GKG) atau setara 399.085 ton beras. Untuk perkiraan panen padi April 174.609 hektare, prakiraan produksi:869.113 ton GKG atau setara 500.839 ton Beras. Dan Mei 85.576 hektare, prakiraan produksi: 422.188 ton GKG atau setara 243.481 ton beras.


Secara umum gambaran padi Provinsi Sulawesi Selatan yakni, Luas Baku Sawah: 654.818 hektar, Luas Panen Padi 2022: 1.038.084 hektar, Produksi Padi 2022: 5.360.169 ton GKG setara 3.075.860 ton Beras.


Produktivitas 2022: 5,16 ton/ha Proyeksi Penduduk 2022: 9.225.747 jiwa, Perkiraan Konsumsi: 1.009.020 ton Beras, Perkiraan Surplus : 2.066.840 ton Beras, Jumlah usaha penggilingan padi 14.745 dengan 157 skala besar, 848 skala menengah, 13.740 skala kecil.


SYL menambahkan, secara nasional, ketersediaan beras saat ini dalam kondisi aman. Panen raya petani di sejumlah daerah telah menguatkan pasokan dan cadangan beras Indonesia dalam menghadapi Ramadhan dan Idul Fitri. Karena itu, dia berharap kolaborasi dan sinergitas dengan Bulog dapat diperkuat untuk melakukan penyerapan.


“Tentu saja pertanian itu tidak bisa sendiri, siapapun akan membutuhkan kerjasama lintas Kementerian dengan Menteri BUMN semua pihak Bulog dan lain-lain,” ujarnya.


Dalam kesempatan itu, SYL juga mengungkapkan bahwa kondisi lahan pertanian yang terkena banjir, sedikit banyak terkena imbas. Yakni terkait tingkat produktivitasnya. Di Sulawesi Selatan, lanjut SYL, sebelumnya selalu di atas 6 ton per hekatre. “Tempat yang dikunjungi presiden kemarin, dua kali terendam banjir,” tambah SYL.


“Untuk Sulsel ini ketika kondisi normal bisa diatas 6 ton per hektare. Sekarang di kisaran 5,5 hektare. Tapi kita tetap optimis bahwa hasil akhir dari semua, lahan lahan persawahan tetap akan memiliki kemampuan untuk menghadirkan ketersediaan pangan khususnya beras untuk kepentingan nasional,” tutup SYL.


Sementara itu, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Suwandi mengatakan, pemerintah saat ini terus memacu produksi untuk menghadapi berbagai tantangan global. Di antaranya melaksanakan early warning system antisipasi dini, adaptasi dan mitigasi yang dimulai melalui mapping wilayah langganan dampak perubahan iklim maupun hama penyakit tanaman.


Presiden Senang Produksi Naik Terus


Adapun Presiden Joko Widodo (Jokowi) ketika meninjau jalannya panen raya padi di Kelurahan Baji Pamai, Kecamatan Maros Kota, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, senang lantaran produktivitas padi terus meningkat. Hal itu diketahui usai Jokowi melakukan dialog langsung dengan para petani terkait produktivitas dan musim tanam.


Diketahui, panen raya Sulawesi Selatan mengalami surplus hingga 2 juta ton dengan rata-rata produktivitas 6 ton per hektare. Dengan demikian, kebutuhan beras di sana dalam kondisi cukup hingga lebaran nanti.


“Saya datang ke Kabupaten Maros untuk memastikan bahwa sebagai lumbung beras Sulawesi Selatan, sekarang ini kita lihat Maros sudah mulai panen raya dan kita harapkan nanti hasilnya yang surplus itu bisa dibawa ke provinsi yang lain yang membutuhkan,” ujar Presiden, Kamis, 30 Maret 2023.


Presiden mengaku puas karena panen raya di maros terbilang tinggi meskipun beberapa waktu lalu sempat terkena banjir yang menyebabkan produktivitas turun di angka 5,5 ton per hektare. Tapi hal itu masih bisa ditingkatkan pada musim tanam berikutnya mengingat bibit yang digunakan merupakan bibit hibrida Inpari 32.


“Ini kenapa 5,5 ton per hektare karena di sana terkena banjir dua kali sehingga agak menurunkan tetapi 5,5 ton juga sudah hasil yang baik. Tetapi sekali lagi yang paling penting panen raya di Sulawesi Selatan ini betul-betul nanti bisa mendatangkan surplus yang banyak sehingga bisa dibawa ke provinsi yang lain,” katanya.

WhatsApp


Email


Jam Pelayanan

Hari Kerja
08:00 s/d 16:00