DUKUNG PEMENUHAN KEBUTUHAN UBI KAYU, TIGA CALON VARIETAS UBI KAYU UMUR GENJAH, MENGANDUNG KADAR PATI TINGGI SERTA RENDAH HCN BALITKABI DIREKOMENDASIKAN UNTUK DILEPAS
Yogyakarta (11/11), Ubi kayu merupakan salah satu komoditas tanaman pangan penghasil pati yang dapat mendukung kebutuhan pangan nasional. Selain untuk pangan dan pakan, pati pada ubi kayu juga dapat digunakan untuk berbagai macam industri seperti logam, pertambangan, kosmetik dan farmasi, kertas, konstruksi dan lain-lain.
Kebutuhan ubi kayu nasional sebagai bahan pangan dan non pangan semakin meningkat, sementara itu luas tanam ubi kayu cenderung turun. Dengan demikian produksi nasional masih belum cukup untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Untuk menjamin tercukupinya kebutuhan nasional, maka produktivitas perlu ditingkatkan dengan cara menggunakan varietas unggul berpotensi hasil tinggi.
Mengacu pada Standar Operasional Prosedur Penilaian Calon Varietas Dalam Rangka Pelepasan Varietas Tanaman Pangan Tahun 2021 yang diterbitkan oleh Kementerian Pertanian, persyaratan wajib agar suatu calon varietas ubi kayu direkomendasikan untuk dilepas yaitu memiliki potensi hasil minimal 35 ton/ha umbi basah untuk umur panen 7 bulan dan 55 ton/ha untuk umur panen lebih dari 9 bulan serta rata-rata hasil berbeda nyata dari varietas pembanding terbaik (jika yang diunggulkan produktivitas).
Pada sidang evaluasi dan penilaian calon varietas tanaman pangan yang dilaksanakan di Hotel Horison Ultima Riss Yogyakarta pada tanggal 10 November 2022, Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi mengusulkan tiga calon varietas ubi kayu klon harapan OMM 1207-57, OMM 1204-36 dan OMM 1206-112. Ketiga calon varietas ubi kayu memiliki potensi hasil umbi segar tinggi (> 35 ton/ha), kadar pati tinggi dan kandungan HCN yang tergolong rendah sehingga tidak pahit.
Selain potensi diatas, keunggulan ketiga klon tersebut dibandingkan dengan varietas ubi kayu lainnya antara lain potensi hasil umbi segar tinggi (37,80 - 50,10 ton/ha), rata-rata hasil umbi segar tinggi (33,71 – 36,42 ton/ha), berkadar pati tinggi (20,20 – 21,64%), memiliki ketahanan terhadap hama tungau merah (Tetranycus urticeae) dan penyakit busuk umbi (Fusarium spp) serta memiliki kandungan HCN rendah (6,19 – 27,44 ppm bb).
Berdasarkan hasil sidang evaluasi dan penilaian calon varietas dalam rangka pelepasan varietas tanaman pangan, ketiga calon varietas ubi kayu tersebut direkomendasikan untuk dilepas sebagai varietas unggul. Nama varietas yang diusulkan saat pelepasan adalah Ukage 1, Ukage 2 dan Ukage 3. Diharapkan calon varietas ubi kayu ini nantinya dapat dikembangkan secara luas di masyarakat dan memenuhi kebutuhan ubi kayu baik untuk industri ataupun konsumsi serta dapat mendukung ketahanan pangan dan kesejahteraan petani.
Penulis : 1. Heny Setiyowati, SP (PBT Ahli Muda)
2. Vivi Jayanti M, SP (PBT Ahli Muda)