Jl. AUP No. 3 Pasar Minggu,
Jakarta Selatan 12520,
Provinsi DKI Jakarta

(021) 7824 669

ID EN
Logo

Kementerian Pertanian

Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan

7

Dem DPI Terlaksana, Lahan Poktan Aman

Hampir setiap tahun, sebagian besar wilayah Kabupaten Grobogan Provinsi Jawa Tengah selalu mengalami kekeringan. Cuaca di Kabupaten Grobogan pada umumnya sangat panas dan curah hujan dengan intensitas rendah sepanjang tahun. Hal ini menyebabkan lahan sawah yang umumnya tadah hujan dan tidak memiliki saluran irigasi sering terkena kekeringan bahkan mengalami gagal panen. Oleh karena itu, perlu upaya penanganan yang serius untuk mengamankan produksi tanaman pangan dari kekeringan. Hal ini sesuai arahan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, "Untuk mengurangi dampak kekeringan maka perlu dilakukan berbagai upaya antisipasi untuk mencegah penurunan kapasitas produksi pangan akibat kekeringan," tuturnya.

 

Untuk mendukung hal tersebut, upaya prioritas yang telah dilakukan Kementan, adalah identifikasi dan pemetaan lokasi lahan pertanaman pangan yang diprediksi akan terdampak kekeringan agar segera dilakukan upaya antisipasi dan penanganannya. Selanjutnya, pada daerah-daerah yang masih turun hujan, segera dilakukan percepatan tanam. Berbagai kegiatan berupa bantuan pemerintah telah digelontorkan oleh Kementan untuk mengantisipasi kekeringan di seluruh lahan pertanaman pangan di Indonesia. Salah satu kegiatan antisipasi dan penanganan kekeringan yang telah dialokasikan melalui Direktorat Jenderal Tanaman Pangan adalah Demonstrasi Penanganan Dampak Perubahan Iklim. yang merupakan kegiatan bantuan pemerintah untuk membuat/ merehabilitasi sarana penanganan DPI, seperti sumur suntik/bor/submersible/gali atau sarana pengaliran/penampungan air atau biopori atau integrasi dari sarana tersebut. Bantuan tersebut tentu saja dapat disesuaikan dengan kebutuhan di masing-masing lokasi.

 

Lahan pertanaman padi dan jagung milik Kelompok Tani Subur Makmur yang berlokasi di Desa Trisari, Kecamatan Gubug, sering mengalami kekeringan terutama saat musim kemarau karena lokasinya jauh dari sumber air. Oleh sebab itu Poktan tersebut diusulkan sebagai salah satu pelaksana kegiatan Dem DPI tahun 2022. Kortikab POPT Kabupaten Grobogan, Dibyo mengatakan bahwa “Petani dari Kelompok Tani Subur Makmur sangat membutuhkan sumber air tambahan, karena lokasi lahan pertanaman padinya sangat jauh dari sumber air, sehingga sangat menyulitkan mereka ketika mereka mau melakukan kegiatan budidaya pada musim kemarau”. Hal ini pun dibenarkan oleh ketua Kelompok Tani Subur Makmur, Sulaeman, “Lahan kami seluas 25 ha sering terkena kekeringan pada Musim Kemarau sehingga sangat sulit untuk meningkatkan indeks pertanaman dalam mendukung peningkatan provitas”. Sebenarnya pada Musim Kemarau, kami sepakat berencana untuk menanam jagung. Namun, karena lokasi lahan kami yang cukup jauh dari sumber air sehingga sering kali tidak mendapatkan air. Pertanaman jagung seringkali puso akibat terkena kekeringan. Harapan kami, dengan menerima bantuan pemerintah dalam bentuk Dem PDPI ini, kami dapat menambah sumber air alternatif sehingga kami tetap dapat bertanam jagung meskipun pada saat musim kemarau”. Tambah Sulaeman.

 

POPT Kecamatan Gubug, Tri Anggoro Agung Nugroho menyampaikan bahwa melalui kegiatan Dem Penanganan DPI ini, Poktan Subur Makmur membuat sarana penyediaan sumber air alternatif berupa 5 unit sumur gali. Sebelumnya, Kelompok Tani Subur Makmur juga pernah menerima bantuan pemerintah berupa pompa. Sehingga dengan adanya sumur gali ini para petani dari Kelompok Tani Subur Makmur dapat mengairi lahannya menggunakan pompa dengan sumber air dari kelima unit sumur gali tersebut. “Saat ini Poktan Subur Makmur sangat menyambut baik Kegiatan Dem PDPI mereka sangat senang melaksanakannya, ditambah pendampingan dari para petugas lapangan POPT dan PPL Desa Trisari” tutur Tri Anggoro.

Hal ini sesuai arahan Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi yang mengharapkan kerjasama yang kolektif, kolaboratif, dan komprehensif diantara berbagai macam stakeholder, POPT, PPL, petani dengan petugas pengelola data kami di pusat, sehingga upaya penanggulangan dampak perubahan iklim yang semakin ekstrim dapat segera ditangani dengan lebih bijak, efektif dan efisien.

 

Perubahan Iklim yang semakin hari semakin ekstrim menjadi salah satu tantangan besar untuk sektor Pertanian Indonesia khususnya subsektor Tanaman Pangan yang harus dihadapi sebijak dan secermat mungkin. Hal ini tentunya hanya dapat dilakukan melalui langkah konkret berupa kerjasama sinergis dari seluruh stakeholder pertanian “Keberhasilan sektor pertanian Indonesia dalam menghadapi perubahan iklim yang semakin ekstrim ini datang dari seluruh pihak yang bergerak di sektor pertanian Indonesia. Saya berharap agar seluruh stakeholder pertanian dapat bekerja secara fokus dan maksimal karena tujuan akhir kita adalah menyediakan bahan pangan bagi 367 juta penduduk Indonesia” tegas Syahrul Yasin Limpo.

 Kontributor: Retno Pujihastuti dan Yunita Fauziah Rahim

WhatsApp


Email


Jam Pelayanan

Hari Kerja
08:00 s/d 16:00