Dem DPI Terlaksana, Lahan Poktan Aman
Hampir setiap tahun, sebagian besar
wilayah Kabupaten Grobogan Provinsi Jawa Tengah selalu mengalami kekeringan. Cuaca
di Kabupaten Grobogan pada umumnya sangat panas dan curah hujan dengan
intensitas rendah sepanjang tahun. Hal ini menyebabkan lahan sawah yang umumnya tadah
hujan dan tidak memiliki saluran irigasi sering terkena kekeringan bahkan
mengalami gagal panen. Oleh karena itu, perlu upaya penanganan yang serius
untuk mengamankan produksi tanaman pangan dari kekeringan. Hal ini sesuai arahan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, "Untuk mengurangi dampak
kekeringan maka perlu dilakukan berbagai upaya antisipasi untuk mencegah penurunan
kapasitas produksi pangan akibat kekeringan," tuturnya.
Untuk mendukung hal tersebut, upaya prioritas
yang telah dilakukan Kementan, adalah identifikasi dan pemetaan lokasi lahan pertanaman pangan
yang diprediksi akan terdampak kekeringan agar segera dilakukan upaya antisipasi dan
penanganannya. Selanjutnya, pada daerah-daerah yang masih turun hujan,
segera dilakukan percepatan tanam.
Berbagai kegiatan berupa bantuan pemerintah telah digelontorkan oleh Kementan
untuk mengantisipasi kekeringan di seluruh lahan pertanaman pangan di Indonesia.
Salah satu kegiatan antisipasi dan
penanganan kekeringan yang telah dialokasikan melalui
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan adalah Demonstrasi
Penanganan Dampak Perubahan Iklim. yang merupakan kegiatan bantuan
pemerintah untuk membuat/ merehabilitasi sarana penanganan DPI, seperti sumur suntik/bor/submersible/gali atau sarana
pengaliran/penampungan air atau biopori atau integrasi dari sarana tersebut.
Bantuan tersebut tentu saja dapat disesuaikan dengan kebutuhan di masing-masing
lokasi.
Lahan pertanaman padi dan jagung milik Kelompok Tani
Subur Makmur yang berlokasi di Desa Trisari, Kecamatan Gubug, sering mengalami
kekeringan terutama saat musim kemarau karena lokasinya jauh dari sumber air.
Oleh sebab itu Poktan tersebut diusulkan
sebagai salah satu pelaksana kegiatan Dem DPI tahun 2022. Kortikab
POPT Kabupaten Grobogan, Dibyo mengatakan bahwa “Petani dari Kelompok Tani
Subur Makmur sangat membutuhkan sumber air tambahan, karena lokasi lahan
pertanaman padinya sangat jauh dari sumber air, sehingga sangat menyulitkan
mereka ketika mereka mau melakukan kegiatan budidaya pada musim kemarau”. Hal
ini pun dibenarkan oleh ketua Kelompok Tani Subur Makmur, Sulaeman, “Lahan kami
seluas 25 ha sering terkena kekeringan pada Musim Kemarau sehingga
sangat sulit untuk meningkatkan
indeks pertanaman dalam mendukung peningkatan provitas”. “Sebenarnya pada Musim Kemarau, kami sepakat berencana untuk menanam jagung. Namun, karena lokasi lahan
kami yang cukup jauh dari sumber air sehingga sering kali tidak mendapatkan air. Pertanaman jagung
seringkali puso akibat terkena kekeringan. Harapan kami, dengan menerima bantuan
pemerintah dalam bentuk Dem PDPI ini, kami dapat menambah sumber air alternatif
sehingga kami tetap dapat bertanam jagung meskipun pada saat musim kemarau”. Tambah Sulaeman.
POPT Kecamatan Gubug, Tri Anggoro Agung Nugroho menyampaikan bahwa melalui kegiatan
Dem Penanganan DPI ini,
Poktan Subur Makmur membuat
sarana penyediaan sumber air alternatif
berupa 5 unit sumur gali. Sebelumnya, Kelompok Tani Subur Makmur juga pernah menerima bantuan
pemerintah berupa pompa. Sehingga dengan adanya sumur gali ini para petani dari
Kelompok Tani Subur Makmur dapat mengairi lahannya menggunakan pompa dengan
sumber air dari kelima unit sumur gali tersebut. “Saat ini Poktan Subur
Makmur sangat menyambut baik Kegiatan Dem PDPI mereka sangat
senang melaksanakannya, ditambah pendampingan dari para petugas lapangan POPT dan PPL Desa Trisari” tutur Tri Anggoro.
Hal ini sesuai arahan
Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi yang mengharapkan kerjasama yang kolektif, kolaboratif,
dan komprehensif diantara
berbagai macam stakeholder, POPT, PPL, petani dengan petugas pengelola data kami di pusat, sehingga
upaya penanggulangan dampak perubahan iklim yang semakin ekstrim dapat
segera ditangani dengan lebih bijak, efektif dan efisien.
Perubahan Iklim yang semakin hari semakin ekstrim menjadi
salah satu tantangan besar untuk sektor Pertanian
Indonesia khususnya
subsektor Tanaman Pangan yang harus dihadapi sebijak dan secermat mungkin. Hal ini tentunya hanya dapat
dilakukan melalui langkah konkret berupa kerjasama sinergis dari
seluruh stakeholder pertanian “Keberhasilan
sektor pertanian Indonesia dalam menghadapi perubahan
iklim yang semakin ekstrim ini datang dari seluruh pihak yang bergerak di sektor pertanian Indonesia.
Saya berharap agar seluruh stakeholder pertanian dapat bekerja secara fokus dan maksimal
karena tujuan akhir kita adalah menyediakan
bahan pangan bagi 367 juta penduduk
Indonesia” tegas Syahrul Yasin Limpo.
Kontributor: Retno Pujihastuti dan Yunita Fauziah Rahim