Jl. AUP No. 3 Pasar Minggu,
Jakarta Selatan 12520,
Provinsi DKI Jakarta

(021) 7824 669

ID EN
Logo

Kementerian Pertanian

Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan

7

OPTIMALISASI PRODUKSI PADI DI LAHAN PASANG SURUT MELALUI GERAKAN PENANGANAN DPI DI PALEMBANG

Musim kemarau bagi daerah pasang surut seperti Kota Palembang merupakan musim yang ditunggu tunggu petani. Mengapa demikan? Ya karena musim kemarau bagi para petani di lahan pasang surut menandakan saatnya turun ke sawah untuk bercocok tanam padi, dimana pada saat musim hujan mereka tidak bisa bertanam karena lahannya tergenang air.   

Gerakan penanganan DPI (pembersihan saluran air) di Kota Palembang dilaksanakan dalam rangka mengantisipasi ketersediaan air yang minim di musim kemarau akibat tersumbatnya saluran air oleh sampah-sampah organik dan tumbuhan perdu liar yang tumbuh di sekitar saluran air. Pelaksanaan kegiatan dilakukan di wilayah Poktan Maju Bersama, Kelurahan Sei Lincah, Kota Palembang. Luas hamparan padi di wilayah ini seluas 18 ha namun pelaksanaan gernang DPI seluas 5 ha dari total 20 ha (pelaksanaan serentak 4 kabupaten wilayah LPHP Sukarame, Palembang).  Umur tanaman bervariasi antara 55 hst – 80 hst. Jenis varietas yang ditanam adalah IR 42 dan Inpari 32. Panjang saluran air yang dibersihkan kurang lebih 250 meter, luas permukaan bervariasi  antara 1 – 1,5 meter. Kedalaman saluran air umumnya antara 30 – 40 cm. Petani sangat antusias membersihkan saluran air dan berharap air tetap tersedia hingga panen. “Kami beryukur kepada pemerintah karena dengan adanya kegiatan ini, sawah kami bisa mendapatkan cukup air hingga panen tiba” ungkap Junaidi, Ketua Poktan Maju Bersama.

“Para petani sangat terbantu dengan adanya kegiatan Gernang DPI, sebelum kegiatan dilaksanakan, lahan sawah yang berada di muara sungai tidak bisa menanam karena air tidak sampai kesana karena terhambat oleh sampah-sampah organik/tanaman perdu yang tumbuh liar disepanjang saluran air tersebut” Ungkap Imam Muhayani, PJ LPHP Sukarame. “Provinsi Sumatera Selatan merupakan salah satu provinsi penyangga pangan di Indonesia, dimana lahan pasang surut yang lumayan luas dan hanya produktif di musim kemarau. Untuk itu kita sangat mendukung kegiatan gerakan Penanganan DPI sebagai salah satu upaya meningkatkan optimalisasi produksi pangan di wilayah kami”, Lanjut Yosi Utami, Ka BPTPH Sumatera Selatan. 

Hal senada juga disampaikan oleh Abriani Fensionita, Koordinator Substansi Penanggulangan DPI, Ditlin Tanaman Pangan bahwa berdasarkan prakiraan dari BMKG, saat ini kita memasuki musim kemarau yang mana curah hujan dibawah rata-rata sehingga kita perlu memanfaatkan air yang masih tersedia dengan bercocok tanam lebih awal agar petani masih bisa panen saat ketersediaan air menipis.

Gerakan Penanganan DPI menjadi bukti konkret komitmen Kementan dalam menjaga produksi tanaman pangan. “Resiliensi mesti diciptakan dari sekarang untuk menghadapi DPI yang berdampak besar terhadap sektor pertanian”, pungkas Suwandi.

Hal ini sejalan dengan instruksi Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo yang menekankan pentingnya kesiapsiagaan sektor pertanian dalam menghadapi kuatnya perubahan iklim global. Perubahan yang bukan hanya teori ataupun topik perdebatan para ilmuwan semata, sekarang ini perubahan sudah dirasakan hampir di semua sektor. Utamanya di sektor pertanian, yang diperkirakan akan terdampak sangat besar akibat Perubahan Iklim.

Penulis: Ir. Rosdiana Bustam, M.Si.

WhatsApp


Email


Jam Pelayanan

Hari Kerja
08:00 s/d 16:00