Jl. AUP No. 3 Pasar Minggu,
Jakarta Selatan 12520,
Provinsi DKI Jakarta

(021) 7824 669

ID EN
Logo

Kementerian Pertanian

Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan

7

Aphelenchoides besseyi Christie NEMATODA PARASIT TUMBUHAN TERBAWA BENIH PADI

PENDAHULUAN

 

Benih padi merupakan salah satu komponen penting dalam meningkatkan produksi tanaman, termasuk padi.  Penggunaan benih berkualitas berperan sangat penting untuk menghasilkan produksi yang maksimal dengan kualitas yang baik.  Benih berkualitas tinggi memiliki mutu genetic, fisiologi dan status kesehatan benih.  Salah satu factor yang menentukan status kesehatan benih adalah benih bebas dari patogen terbawa benih/tular benih (seedborn disease) baik dari golongan cendawan, bakteri, virus dan nematoda atau patogen lainnya.  

Nematoda parasite tanaman, terutama Aphelenchoides besseyi merupakan salah satu patogen terbawa benih yang dapat menurunkan kualitas benih,  meningkatkan kematian bibit, menurunkan hasil produksi, meningkatkan perkembangan penyakit di pertanaman.  A. besseyi merupakan nematoda parasite penting pada tanaman padi, menyebabkan gejala penyakit pucuk putih (white tip) pada daun padi, malai menjadi lebih pendek sehingga jumlah bulir yang dihasilkan lebih sedikit.  Selain itu, serangan penyakit pucuh putih juga menyebabkan jumlah bulir hampa menjadi meningkat sehingga berpengaruh terhadap kuantitas dan kualitas hasil padi.  beberapa negara melaporkaan bahwa serangan penyakit ini dapat menyebabkan kehilangan hasil mencapai 54% pada varietas padi yang rentan (IPPC 2016).  

Selain pada tanaman padi, nematoda A. besseyi juga dilaporkan dapat mengifeksi komoditas lainnya antara lain jagung, kedelai, talas, ubi jalar serta beberapa tanaman hortikultura.  Berdasarkan hal tersebut, nematoda A. besseyi berpotensi menimbulkan masalah besar terhadap komoditas pertanian.  

Aphelenchoides besseyi sebelumnya dikategorikan dalam OPTK A2 atau OPT yang sudah terdapat di Indonesia namun penyebarannya terbatas di beberapa wilayah.  Namun sejak tahun 2020, berdasarkan Peratuan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2020 tentang jenis organisme pengganggu tumbuhan karantina, A. besseyi tidak lagi termasuk dalam OPTK A2.  Berdasarkan beberapa hasil penelitian menunjukkan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) tersebut telah menyebar dan ditemukan menginfeksi tanaman di lapangan.  Di Wilayah Bogor Jawa Barat, keberadaan  A. besseyi dilaporkan oleh Kurniawati dan Supramana (2016), Di Pulau Sumatera dilaporkan oleh Agmah (2017), Diana et.al (2018) melaporkan distrubusi A. besseyi di Pulau Jawa.

Nematoda Parasit  Aphelenchoides besseyi Christie.

Secara taksonomi A. besseyi termasuk dalam Domain Eukaryota, Kingdom Metazoa, Phylum Nematoda, Ordo Aphelenchida, Family Aphelenchoididae, Genus Aphelenchoides, Species Aphelenchoides besseyi.  Nematoda ini dilaporkan tersebar luas di beberapa negara penghasil padi, termasuk Indonesia.  Penyebarannya yang luas salah satunya disebabkan karena patogen tersebut terbawa benih dan menyebar melalui benih yang terinfeksi.  A. besseyi dapat menginfeksi tanaman padi di semua lingkungan produksi padi namun umumnya kerusakan lebih besar terjadi pada tanaman padi di dataran rendah dibandingkan di fataran tinggi. 

Morfologi dan Bioekologi A. besseyi

Morfologi A. besseyi baik jantan maupun betina memiliki bentuk tubuh vermiform (seperti cacing) dengan anulasi yang halus.  Nematoda betina memiliki ukuran yang lebih panjang dibandingkan dengan nematoda jantan. Dalam posisi istirahat, nematoda betina akan membentuk posisi lurus ataupun agak melengkung. Rangka kepala nematoda membulat, set off, bagian bibir agak melebar. Nematoda ini memiliki stilet yang relatif kecil (panjang 11.93 µm), hal ini terlihat dari panjang stilet dibandingkan dengan lebar tubuh nematoda pada bagian pangkal stilet. Stilet berbentuk silindris dengan basal knob yang kecil.  Median esofagus A. besseyi berbentuk oval dan melebar hingga ke dinding tubuhnya. Hal inilah yang menjadi salah satu ciri Aphelenchida. Terdapat katup di bagian tengah median esofagus. Di bagian posterior terlihat adanya vulva sebagai alat reproduksi namatoda betina. Posisi vulva ratarata berada pada 67.16% tubuhnya. Ekor A. besseyi berbentuk conoid dengan tiga buah mucron berbentuk bintang pada bagian ujung ekor.  Nematoda jantan berbeda dengan nematoda betina. Nematoda jantan memiliki posisi istirahat melengkung pada bagian posteriornya. Bagian kepala, stilet, dan bagian posterior lain memiliki ciri yang sama dengan nematoda betina. Terdapat spikula tanpa bursa pada bagian posterior sebagai alat reproduksi nematoda jantan. Ekor A. besseyi jantan juga berbentuk conoid dengan mucron di bagian ujungnya (Diana et.al. 2018).  

Siklus  hidup  nematoda  dimulai  dengan  nematoda  betina  dan  jantan  dalam fase dorman (anhidrobiotik) dalam  benih padi, berkelompok pada sisi dalam dari sekam. Pada kondisi terbaik untuk penyimpanan benih, nematoda dapat bertahan hidup selama  3  tahun.  Ketika  benih  ditanam,  nematoda akan kembali  aktif  dan menginfeksi  daun  pertama dan menyelesaikan 1 siklus hidup selama 10 ± 2 hari. Siklus  berlanjut  ke  daun  kedua  dan  seterusnya  hingga  mencapai  daun  bendera. 

Nematoda dari daun bendera kemudian menginfeksi ke malai, bereproduksi secara 

Cepat dan kembali memasuki fase dorman pada akhir musim tanam (Luc  et al. 2005)

Nematoda  A. besseyi juvenil 4 dan dewasa akan bertahan secara anhidrobiotik pada benih padi, yaitu berada di antara sekam kelopak dan sekam mahkota dengan kemampuan bertahan hingga 3 tahun, tetapi nematoda ini tidak bertahan di tanah setelah tanaman padi dipanen (Khan 2015). Infeksi melalui benih merupakan satu-satunya cara penyebaran A. besseyi secara cepat. Nematoda akan memasuki bagian malai padi dan berkembang biak dengan waktu generasi 10 hari pada suhu 25 °C.

Gejala

Aphelenchiodes besseyi adalah nematoda ektoparasit berpindah dan dapat bertahan dalam benih padi pada kondisi anhidrobiosis.  Ketika benih yang mengandung nematoda disemai, maka A. besseyi akan aktif kembali karena adanya air.  Nematoda selanjutnya bergerak menuju titik tumbuh padi dan seiring dengan pertumbuhan tanaman, nematoda tersebut akan mencapai ujung daun sehingga menyebabkan gejala putih pada bagian pucuk padi (white tip), ujung daun nekrotik dan terpilin.  Ketika padi masuk fase generative dan menghasilkan malai, nematoda bergerak menuju malai, berkembang biak dan kembali masuk fase anhidrobiosis pada saat panen.  Malai yang terifeksi nematoda A. besseyi menujukkan gejala ukuran malai lebih pendek, , jumlah bulir menurun, dan jumlah bulir hampa meningkat.  Benih yang terinfeksi A. besseyi terlihat ada warna hitam pada permukaannya, namun terkadang benih tidak bergejala atau dapat diakibatkan oleh patogen yang berbeda.  Kemampuan A. besseyi untuk bertahan pada benih menjadikan inokulum A. besseyi telah ada sebelum tanam sehingga berisiko tinggi terhadap insidensi penyakit pucuk putih di lapangan. Jumlah A. besseyi yang terbawa pada benih akan menentukan keparahan penyakit di lapangan.  Berdasarkan hal tersebut, penggunaan benih padi unggul, sehat, bebas patogen dan bersertifikat menjadi sangat penting dalam upaya pencegahan penyebaran penyakit terbawa benih.


Kontributor : Tuminem (POPT Ahli madya)

 

Daftar Pustaka

Supramana., 2017.  Status Aphelenchoides besseyi Christie nematoda terbawa benih padi di Indonesia: Penelitian di IPB.  Simposium Nasional Fitopatologi 2017.  Departemen Proteksi Tanaman, Falultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.

Luc M, Sikora RA, Bridge J.  1990.  Plant parasitic nematode in sub tropical and tropical agriculture.  Wallingford (UK).

Diana RD, Supramana, Mutaqin KH, Kurniawati F.  2018.  Distribusi nematoda pucuk putih padi Aphelenchoides besseyi di Pulau Jawa. Vol. 14(4).  Fitopatologi Indonesia.

CABI Compedium.  2021.  Aphelenchoides besseyi (rice leaf nematode).  https://www.cabidigitallibrary.org/doi/10.1079/cabicompendium.6378 Di unduh pada 26 September 2023.

Rahman RM, Munif A, dan Kurniawati F.  2018.  Deteksi dan indentifikasi nematoda Aphelenchoides besseyi dari benih padi. Vo. 14(2).  Fitopatologi Indonesia.  

 

WhatsApp


Email


Jam Pelayanan

Hari Kerja
08:00 s/d 16:00