Jl. AUP No. 3 Pasar Minggu,
Jakarta Selatan 12520,
Provinsi DKI Jakarta

(021) 7824 669

ID EN
Logo

Kementerian Pertanian

Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan

7

KEMENTAN DORONG PENGENDALIAN HAMA PENYAKIT MELALUI PENERAPAN PENGELOLAAN HAMA TERPADU DI MUSI BANYUASIN

Lahan rawa lebak merupakan salah satu area yang potensial untuk dimanfaatkan sebagai lahan pertanian di bumi Sriwijaya, Sumatera Selatan. Pola tanam yang dikembangkan bertahap, mulai dari lebak dangkal di musim hujan dan berangsur ke lebak dalam di musim kemarau, tergantung pada tingginya genangan air. Saat lahan sawah lainnya mengalami kekeringan akibat kemarau, lahan rawa lebak dalam tetap memiliki genangan air dengan kedalaman lebih dari 100 cm.



Kelompok tani Tunas Muda, salah satu penerima bantuan kegiatan Penerapan Pengelolaan Hama Terpadu (PPHT) tahun 2023, memiliki lahan rawa lebak dalam yang berlokasi di Desa Bailangu Timur, Kecamatan Sekayu, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. Petani sangat antusias dengan adanya kegiatan PPHT di lahan sawah mereka. “Kami sangat senang ada bantuan dari pemerintah, sebelumnya kami bertanam padi di lahan rawa lebak dalam bergantung dengan kondisi alam dan tidak menggunakan teknologi apapun sehingga produktivitasnya rendah. Namun musim tanam kali ini, produktivitas meningkat lebih dari 60%, dari MT sebelumnya 4,2 ton/ha menjadi 7 ton/ha”, ungkap Royani, ketua poktan Tunas Muda. 



Menurut petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Kecamatan Sekayu, selama program PPHT berjalan, petani mendapatkan strategi PHT dari mulai olah tanah hingga nanti pasca panen. “Kelompok tani Tunas Muda ini mampu memproduksi berbagai macam saprodi yakni 1.000 kg pupuk organik trichokompos, 40 Liter PGPR,  200 liter pestisida nabati, 200 liter asam humat, dan 200 liter MOL keong. Selain itu, kelompok juga mengembangkan tanaman bunga matahari dan marigold,” terang Dian.



Kepala Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera Selatan, Yosi Utami menyampaikan bahwa kegiatan PPHT sangat bermanfaat bagi petani karena banyak petani yang mendapatkan ilmu budidaya tanaman sehat dan teknik pengendalian hama yang tepat dan sesuai dengan prinsip PHT. “Selama musim tanam kali ini, kondisi serangan hama menurun bila dibandingkan musim tanam sebelumnya, seperti serangan tikus dari 6% menjadi 2%, serangan penggerek batang padi dari 4% menjadi 1,3%, dan serangan blas dari 2,8% menjadi 0%. Harapan kami, program PPHT ini dapat lebih banyak menjamah kelompok tani lainnya,” tutur Yosi.



Dihubungi terpisah, Plt. Direktur Perlindungan Tanaman Pangan, Yudi Sastro menyatakan dukungannya untuk memassifkan kembali kegiatan PPHT di kalangan petani. “PPHT merupakan salah satu kegiatan inti Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan. Saya harap strategi PHT dapat menumbuhkan kembali semangat petani untuk budidaya tanaman sehat. Petani dapat mengelola agroekosistem dan mengurangi penggunaan bahan-bahan kimia di lahannya,” tegas Yudi.



Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi mengapresiasi setiap langkah nyata yang mendukung kegiatan pertanian ramah lingkungan. “Kita akan terus mendorong petani kreatif, inovatif, dan produktif untuk terus bergerak maju dalam menerapkan prinsip PHT dalam rangka meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani,” tutur Suwandi.



Kontributor : Ita Novianingsih, S.Si dan Wiwik Sugiharti, SP., M.Sc

WhatsApp


Email


Jam Pelayanan

Hari Kerja
08:00 s/d 16:00