Budidaya Tanaman Sehat di Serambi Mekkah Aceh
Kegiatan Dem Area Budidaya Tanaman Sehat (BTS) bukanlah kegiatan baru di Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan. Kegiatan BTS ini sudah di lakukan sejak Tahun 2018 hingga saat ini. Minat petani untuk melakukan budidaya tanaman sehat terus meningkat. Ditambah lagi kesadaran mengonsumsi pangan sehat terus meningkat, seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatan.
Budidaya tanaman sehat merupakan salah satu prinsip Pengelolaan Hama Terpadu (PHT) yang memadukan berbagai teknologi budidaya berbasis ramah lingkungan. Teknik budidaya tanaman sehat diterapkan dengan memperbaiki kesuburan tanah, menggunakan benih varietas unggul, menanam refugia, dan pemanfaatan agens hayati sebagai bahan pengendali OPT. Sarana produksi yang digunakan pada kegiatan budidaya tanaman sehat adalah pembenah tanah, pupuk hayati, benih unggul, dan pestisida biologi. Pembenah tanah dan pupuk hayati berfungsi memperbaiki kesuburan tanah, meningkatkan serapan unsur hara oleh tanaman dan meningkatkan keragaman mikroorganisme tanah.
Kementerian Pertanian melalui Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan sangat mendukung perkembangan budidaya tanaman sehat di Indonesia. Lilik Retnowati selaku Koordinator Data dan Kelembagaan POPT Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan menyampaikan bahwa instansinya terus mendorong perkembangan budidaya tanaman sehat di Indonesia. “Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan memiliki sejumlah program unggulan untuk mendukung dan memasifkan berkembangnya budidaya tanaman sehat dan pertanian ramah lingkungan di Indonesia, antara lain kegiatan Dem Area Budidaya Tanaman Sehat (BTS) ini”, jelas Lilik.
Panen berlimpah tersebut dirasakan petani di provinsi Aceh yaitu di Poktan Tunas Harapan di Desa Tumbo Baro Kecamatan Kuta Malaka, Kabupaten Aceh Besar dengan luas lahan seluas 50 ha dan jumlah anggota sebanyak 120 orang.
Bustaman yang merupakan ketua dari kelompok tani tunas harapan menyatakan sangat gembira dan rasa syukur dengan hasil panen yang berlimpah setelah mengikuti kegiatan DEM Area BTS. “Hasil panen kami dari kegiatan budidaya tanaman sehat sangat berlimpah. Poktan kami panen meningkat daripada panen-panen sebelumnya. Dari BTS kami mampu panen mencapai 7,4 ton/Ha GKP jauh lebih besar dari yang biasanya hanya sekitar 6,4 ton/Ha GKP. Luar bisa kami sangat bersyukur”, ujar Bustaman.
“Kami Kelompok Tani Tunas Harapan berkomitmen untuk melanjutkan budidaya tanaman sehat pada musim-musim tanam berikutnya secara swadaya karena sudah kami rasakan manfaat dan keuntungannya. Harapannya kelompok tani lainnya segera mengikuti jejak kami dan merasakan manfaatnya juga”, lanjut Bustaman.
Kepala UPTD Perlindungan Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Aceh yang di wakili oleh Kasi Proteksi Tanaman Pangan, Nona Evy Maulina menyampaikan sejumlah progress menggembirakan dari kelompok tani peserta kegiatan DEM Area BTS di Provinsi Aceh. “Terdapat 17 kelompok tani yang tersebar di 8 Kabupaten/Kota di Provinsi Aceh mengikuti kegiatan DEM Area BTS yang mulai tanamnya diawal tahun 2023. Sebagian diantaranya sudah mulai memasuki masa panen dengan hasil panennya lebih tinggi dari panen-panen sebelumnya ketika masih menggunakan pupuk kimiawi yang tinggi baik pupuk atapun bahan pengendali”, ungkap Nona.
Di tempat terpisah, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi terus mendorong dan mendukung praktek-praktek budidaya tanaman sehat yang ramah lingkungan. “Dengan semakin meningkatnya kesadaran petani terhadap pentingnya budidaya tanaman sehat demi keberlanjutan pertanian, diharapkan juga kesejahteraan petani turut meningkat karenanya. Dengan demikian, hal ini turut mendukung percepatan terwujudnya pertanian maju, mandiri dan modern serta meningkatkan kesejahteraan petani juga harus dilakukan karena mereka ujung tombak ketahanan pangan negara kita", tegas Suwandi.
(Kontributor : Nurbayana, S.P)