Jl. AUP No. 3 Pasar Minggu,
Jakarta Selatan 12520,
Provinsi DKI Jakarta

(021) 7824 669

ID EN
Logo

Kementerian Pertanian

Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan

7

GENCAR GROPOYOKAN TIKUS SECARA SEREMPAK DI SUMATERA SELATAN

Tikus sawah menjadi salah satu hama utama tanaman pangan, khususnya padi yang sering di jumpai di beberapa wilayah di Indonesia khususnya di Sumatera Selatan. Perkembangbiakannya yang cepat dan kemampuan merusak pada pertanaman yang cukup parah sehingga diperlukannya pengendalian terhadap tikus ini.

Hari Kamis (23/06) UPTD Balai PerlindunganTanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera Selatan menyelenggarakan gerakan pengendalian hama tikus dengan cara gropyokan secara serempak di 8 kabupaten/kota di provinsi Sumatera Selatan yaitu OKU Timur, Banyuasin, Ogan Komering Ilir, Musi Banyuasin, Muara Enim, Musi Rawas, Lubuk Linggau, dan Palembang.

 

Gropyokan merupakan pengendalian tikus dengan cara mekanis yakni memburu langsung tikus yang berada pada lubang-lubang aktif dengan melakukan pengasapan (empos) atau membongkar lubang-lubang aktif yang memang dicurigai adanya tikus. Tikus yang keluar dari lubang akan diburu dan dimatikan dengan cara dpukul. Sementara tikus yang masih di dalam akan dikeluarkan dengan membongkar lubang aktif tersebut.

 

Dalam kegiatan ini, Direktur Perlindungan Tanaman Pangan, Mohammad Takdir Mulyadi, dan Koordinator Substansi Data dan Kelembagaan POPT, Lilik Retnowati mengikuti secara daring sehingga dapat melihat langsung kegiatan gerakan pengendalian ini. Dalam hal ini, Mohammad Takdir Mulyadi menyampaikan bahwa perlunya pengendalian tikus secara terpadu dengan memadukan semua teknik dan metode pengendalian yang dapat saling kompatibel untuk menekan populasi tikus hingga tingkat dimana tidak merugikan secara ekonomi. “pengendalian tikus dengan memadukan berbagai teknologi yang mengedepankan penggunaan bahan yang ramah lingkungan menjadi prioritas utama. Tikus terkendali, ekosistem lingkungan tetap terjaga” tegas Mohammad Takdir.

Diharapkan dengan gerakan gropyokan secara serempak ini dapat segera mengendalikan populasi tikus di 8 kabupaten/kota di Sumsel dan musim tanam selanjutnya dapat berkurang dan tidak menyebabkan kerugian pada tanaman,” sambung Mohammad Takdir.

Ditempat terpisah, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi sangat mendukung dan mendorong pengendalian OPT dengan tetap mengedepankan prinsip ramah lingkungan. “Seyogyanya pengendalian tikus menggunakan cara yang aman dan efektif. Hindari cara-cara pengendalian yang berbahaya seperti penggunaan aliran listrik, itu sangat berbahaya”, tegas Suwandi.

 

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengarahkan bahwa untuk mengamankan produksi pangan dari serangan OPT khususnya hama hendaknya seluruh jajaran dari Kementerian Pertanian baik pusat maupun daerah bersama-sama dengan petani terus berupaya menggunakan cara-cara cerdas dan aman.

 

(Kontributor: Fadhilah Rahmah Aprianti, S.P.)

 

WhatsApp


Email


Jam Pelayanan

Hari Kerja
08:00 s/d 16:00