GENCAR GROPOYOKAN TIKUS SECARA SEREMPAK DI SUMATERA SELATAN
Tikus sawah menjadi
salah satu hama utama tanaman pangan, khususnya padi yang sering di jumpai di
beberapa wilayah di Indonesia khususnya di Sumatera Selatan.
Perkembangbiakannya yang cepat dan kemampuan merusak pada pertanaman yang cukup
parah sehingga diperlukannya pengendalian terhadap tikus ini.
Hari Kamis (23/06) UPTD
Balai PerlindunganTanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera Selatan
menyelenggarakan gerakan pengendalian hama tikus dengan cara gropyokan secara
serempak di 8 kabupaten/kota di provinsi Sumatera Selatan yaitu OKU Timur,
Banyuasin, Ogan Komering Ilir, Musi Banyuasin, Muara Enim, Musi Rawas, Lubuk
Linggau, dan Palembang.
Gropyokan merupakan pengendalian
tikus dengan cara mekanis yakni memburu langsung tikus yang berada pada
lubang-lubang aktif dengan melakukan pengasapan (empos) atau membongkar lubang-lubang
aktif yang memang dicurigai adanya tikus. Tikus yang keluar dari lubang akan
diburu dan dimatikan dengan cara dpukul. Sementara tikus yang masih di dalam
akan dikeluarkan dengan membongkar lubang aktif tersebut.
Dalam kegiatan ini, Direktur
Perlindungan Tanaman Pangan, Mohammad Takdir Mulyadi, dan Koordinator Substansi
Data dan Kelembagaan POPT, Lilik Retnowati mengikuti secara daring sehingga
dapat melihat langsung kegiatan gerakan pengendalian ini. Dalam hal ini, Mohammad
Takdir Mulyadi menyampaikan bahwa perlunya pengendalian tikus secara terpadu
dengan memadukan semua teknik dan metode pengendalian yang dapat saling kompatibel
untuk menekan populasi tikus hingga tingkat dimana tidak merugikan secara
ekonomi. “pengendalian tikus dengan memadukan berbagai teknologi yang
mengedepankan penggunaan bahan yang ramah lingkungan menjadi prioritas utama.
Tikus terkendali, ekosistem lingkungan tetap terjaga” tegas Mohammad Takdir.
Diharapkan dengan
gerakan gropyokan secara serempak ini dapat segera mengendalikan populasi tikus
di 8 kabupaten/kota di Sumsel dan musim tanam selanjutnya dapat berkurang dan
tidak menyebabkan kerugian pada tanaman,” sambung Mohammad Takdir.
Ditempat terpisah,
Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi sangat mendukung dan mendorong
pengendalian OPT dengan tetap mengedepankan prinsip ramah lingkungan. “Seyogyanya
pengendalian tikus menggunakan cara yang aman dan efektif. Hindari cara-cara
pengendalian yang berbahaya seperti penggunaan aliran listrik, itu sangat
berbahaya”, tegas Suwandi.
Menteri Pertanian
Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengarahkan bahwa untuk mengamankan produksi pangan
dari serangan OPT khususnya hama hendaknya seluruh jajaran dari Kementerian Pertanian
baik pusat maupun daerah bersama-sama dengan petani terus berupaya menggunakan
cara-cara cerdas dan aman.
(Kontributor: Fadhilah
Rahmah Aprianti, S.P.)