Kementan Gandeng Petani di Sulawesi Tengah untuk menerapkan Budidaya Tanaman Sehat (BTS)
Pengamanan produksi pangan dari serangan OPT merupakan tanggung jawab pemerintah pusat, pemerintah daerah, petani, pelaku usaha dan masyarakat sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku. Perlindungan tentunya dilaksanakan dengan sistem pengelolaan hama terpadu (PHT).
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan (Ditlin TP) merupakan salah satu instansi yang langsung bersentuhan dengan penanganan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) secara khusus pada komoditas pangan. Berbagai upaya pengamanan produksi melalui program dan kegiatan perlindungan tanaman pangan terus dilakukan setiap tahunnya guna mendukung pencapaian target produksi pangan negeri ini. Salah satu kegiatan yang diharapkan dapat menjadi percontohan dalam bercocok tanam adalah kegiatan Dem Area Budidaya Tanaman Sehat (Dem Area BTS).
Kegiatan ini dilaksanakan di beberapa provinsi dan salah satunya adalah Provinsi Sulawesi Tengah. Sekitar 44 kelompok tani di Kabupaten Banggai dan Parigi Moutong menjadi pelaksana kegiatan Dem Area BTS dengan total luas lahan yang ikut program ini sekitar 1.500 ha sawah.
”Penerima bantuan Dem Area BTS di Kabupaten Banggai tersebar di 4 kecamatan yaitu kecamatan Toili, Luwuk Timur, Batui Selatan, Toili Barat. Sedangkan di Kabupaten Parigi Moutong ada di 2 kecamatan yaitu Parigi Selatan dan Torue,” terang Guntur, Kepala Seksi Proteksi TP dari Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Sulawesi Tengah
Saat ini, kegiatan Dem Area BTS di Provinsi Sulawesi Tengah berjalan dengan baik dan kelompok P4 di kabupaten Parigi Moutong sudah memasuki masa panen.
Kelompok Tani Laela Jaya di desa Dolago Padang, Kecamatan Parigi Selatan merasakan manfaat dari kegiatan ini. “Bantuan sarana dari kegiatan ini sangat bagus. Pemberian pembenah tanah membuat tanah menjadi lebih subur, jadi tanah itu menjadi lebih gembur dan lebih hitam, bagus sekali untuk pertumbuhan tanaman, membuatnya tumbuh lebih sehat dan kuat dari serangan hama,’’ ujar Zaenal Abidin, ketua poktan dengan semangat.
Petani belajar dan didampingi petugas POPT dalam menerapkan pola budidaya tanaman sehat sejak pra tanam sampai nanti akhirnya bisa panen. Perlakuan yang diberikan seperti perendaman benih dengan agens hayati dapat membuat benih bebas dari penyakit tular benih. Pembenah tanah diharapkan mampu mengembalikan nutrisi tanah sehingga lebih subur dan mampu menyokong perkembangan tanaman.
‘’Program Dem Area di sini disambut bahagia oleh petani karena keuntungannya yang akan meningkat, selain membuat tanah lebih subur, tanaman lebih sehat, serangan hama juga tidak sebesar musim sebelum ada kegiatan. Juga terbukti dapat meminimalkan penggunaan pestisida kimia yang sebelumnya bisa memakan biaya sampai jutaan rupiah,’’ sambung Suaib, Koordinator POPT-PHP Kabupaten Parigi Moutong.
Komponen BTS yang terdiri dari penggunaan benih unggul, pembenah tanah, pupuk hayati, pestisida nabati dan pestisida biologi merupakan perpaduan yang terbukti mampu meningkatkan hasil panen. Guntur menerangkan lebih lanjut, ‘’Sebelum ada kegiatan ini, rata-rata petani panen sekitar 6 sampai 6,5 ton/ha, kalo sekarang meningkat 8 sampai 8,5 ton/ha, peningkatannya tinggi sekali sehingga petani sangat bersyukur dan antusias terhadap kegiatan ini dan berharap kedepannya program ini terus berkelanjutan.’’
Salah satu tujuan dari kegiatan Dem Area BTS adalah untuk meminimalkan serangan OPT dengan prinsip dasar PHT yaitu Budidaya Tanaman Sehat, Pemanfaatan musuh alami, pengamatan rutin dan petani ahli PHT. Proses penerapannya dimulai dari saat pra tanam sampai panen, monitoring dilakukan oleh petugas daerah dan pusat untuk memantau pelaksanaan kegiatan dilapangan sesuai petunjuk teknis yang telah ditetapkan, selain itu dilakukan pendampingan oleh petugas lapangan yaitu POPT, Penyuluh pertanian (PPL), Koordinator BPP, Kepala UPTD/LPHP, BPTP/BPTPH Provinsi dan Kementerian Pertanian (Ditlin TP).
Dihubungi di tempat terpisah, Direktur Perlindungan Tanaman Pangan Mohammad Takdir Mulyadi menjelaskan bahwa Kementerian Pertanian akan terus mendorong dan mengajak petani agak beralih ke pertanian ramah lingkungan, salah satunya dengan memberi percontohan (Demplot) kepada petani sehingga mau melakukan budidaya tanaman secara sehat.
‘’Pelaksanaan kegiatan budidaya tanaman sehat tidak hanya mampu menekan serangan OPT sejak awal tapi mampu meningkatkan hasil produksi, baik secara kualitas dan kuantitas. Hal ini perlu didorong terus agar poktan yang telah menerima kegiatan tersebut dapat tetap menerapkan pola budidaya tanaman sehat setiap musim tanam meskipun sudah tidak menerima bantuan pemerintah lagi,” ucap Takdir.
Hal ini selaras dengan Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi yang menyampaikan pentingnya usaha-usaha pengamanan produksi pertanian berbasis ramah lingkungan,
“Dengan semakin meningkatnya kesadaran petani terhadap pentingnya budidaya tanaman sehat demi keberlanjutan pertanian, diharapkan juga kesejahteraan petani turut meningkat. Kita tidak boleh egois. Kita harus memikirkan nasib anak cucu kita kelak. Kalau kita sudah mulai menerapkan budidaya tanaman secara sehat, pengendalian OPT secara ramah lingkungan maka saya yakin anak cucu kita nanti masih dapat menikmati warisan tanah yang subur, lingkungan yang asri dan berseri, produk pertanian yang sehat dan selalu tercukupi,” katanya.
Di kesempatan yang berbeda, Menteri Syahrul Yasin Limpo menyampaikan arahannya bahwa produksi pangan harus jalan terus tetapi hal hal yang dapat meningkatkan kesejahteraan petani juga harus dilakukan karena mereka ujung tombak ketahanan pangan negara
“Kegiatan yang baik ini agar dapat terus dilaksanakan dan direplikasi oleh daerah-daerah lain. Praktek-praktek budidaya ini sangat baik karena sesuai dengan tren global menggunakan bahan alami dan menyediakan pangan yang sehat dan mencukupi kebutuhan pangan bagi rakyat Indonesia. Pertanian adalah salah satu penopang perekonomian bangsa ini, laju peningkatannya positif meskipun masih dalam masa pandemi,” tegas Syahrul.
Kontributor: Marta S.Si dan Gandi Purnama, SP, M.Si.