Pergantian Varietas, Solusi Cerdas Tingkatkan Produksi Beras
Bedasarkan hasil Sensus Penduduk 2020, jumlah penduduk Indonesia 270 juta jiwa. Apabila mengikuti tren pertambahan penduduk, maka tahun 2030 dan 2040 diprediksikan jumlah penduduk Indonesia bertambah menjadi 294 juta jiwa dan 312 juta jiwa (BPS, 2022). Pertambahan jumlah penduduk ini harus diimbangi dengan peningkatan produksi beras sebagai salah satu sumber makanan pokok di Indonesia. Nah, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah melalui pergantian varietas yang biasa ditanam oleh petani dengan varietas unggul baru yang memliki potensi hasil lebih tinggi. Saat ini rata-rata produktivitas padi nasional sebesar 5,2 ton/ha. Sementara itu, Indonesia memiliki varietas-varietas unggul baru (VUB) dengan potensi hasil di atas 6 ton/ha, seperti Inpari 32, inpari 42, Inpari 43, Pajajaran, Cakrabuana, Inpari Sidenuk dan sebagainya.
Mayoritas petani di Indonesia dalam melakukan budidaya padi menggunakan varietas ciherang (44,48%), diikuti oleh IR-64 (12,92%), mekongga (6,42%), varietas lokal (7,65%) dan sisanya menggunakan varietas inbrida lainnya (BPS, 2017). Dengan demikian bisa dikatakan bahwa capaian produktivitas padi sebesar 5,2 ton/ha salah satunya karena dominasi penggunaan ketiga varietas tersebut, terutama varietas Ciherang. Petani memilih ciherang karena rasa nasi yang dihasilkan disukai oleh petani (pulen).
Pergantian varietas padi yang ditanam oleh petani harus mempertimbangkan preferensi rasa. Selain itu juga produktivitas, umur tanaman, ketahanan terhadap hama dan penyakit, kesesuaiannya terhadap kondisi lingkungan, nilai nutrisi atau tujuan tertentu lainnya. Begitu pun dengan pemuliaan varietas baru, hal-hal tersebut menjadi pertimbangan. Dalam rangka meningkatkan produksi padi, Pemerintah berupaya untuk menghasilkan VUB dengan karakteristik yang digemari petani, namun memiliki kelebihan seperti umurnya lebih pendek, lebih tahan terhadap hama dan penyakit dan tentu saja lebih tinggi produktivitasnya.
Upaya Pemerintah dalam meningkatkan produksi beras melalui penggantian varietas tidak terlepas dari kebiasaan petani dalam menggunakan varietas existing, seperti Ciherang. VUB yang dikenalkan kepada petani untuk menggantikan varietas existing haruslah memiliki kelebihan dan dapat menutupi kekurangan varietas existing di tingkat petani. Salah satu varietas turunan dari Ciherang adalah inpari 32 HDB. Seperti varietas tetuanya, varietas ini memiliki tekstur rasa pulen, dengan kelebihan umur padi lebih pendek (120 hari HSS), lebih tahan hama dan penyakit dan hasil gabahnya lebih tinggi (rata-rata 6,3 ton/ha). Berdasarkan hasil penelitian BPTP Jawa Timur (2018), hasil panen inpari 32 lebih tinggi 0,77% dibandingkan dengan Ciherang.
Petani yang sudah bertahun-tahun terbiasa menanam varietas Ciherang, sebagian kini sudah beralih menanam inpari 32. Pemanfaatan benih inpari 32 terus mengalami peningkatan setiap tahunnya, berdasarkan data Direktorat Perbenihan berturut-turut 3,64% (2018); 5,97% (2019) dan 7,47% (2020). Bahkan pada tahun 2021, komposisi penggunaan varietas inpari 32 sudah mulai menggeser Ciherang.
Saat ini sudah banyak varietas unggul baru yang memiliki potensi hasil lebih tinggi dibandingkan dengan inpari 32 yang dilepas tahun 2013. Sebut saja varietas inpari 42 dan 43. Kedua vairitas ini dilepas pada tahun 2016 memiliki rata-rata produksi masing-masing 7,10 ton/ha dan 6,96 ton/ha lebih tinggi dibandingkan dengan varietas inpari 32. Kedua varietas ini juga tetuanya adalah Ciherang. Berdasarkan hasil penelitian BPTP Jawa Timur, hasil produksi gabah inpari 42 dan 43 berturut-turut 1,36 ton/ha dan 0,6 ton/ha lebih tinggi dibandingkan dengan varietas existing Ciherang.
Varietas lainnya dengan rata-rata produktivitas tinggi (di atas 6 ton/ha) antara lain Siliwangi Agritan (7,4 ton/ha), Cakrabuana Agritan (7,5 ton/ha) dan Pajajaran Agritan (7,8 ton/ha) yang dilepas tahun 2018. Kemudian ada varietas padi khusus seperti beras merah varietas inpari arumba (6,12 ton/ha), Pamelen (6,73 ton/ha), Pamera (6,43 ton/ha), padi hitam varietas jeliteng (6,18 ton/ha) dan IR Inpari NutriZinc (6,2 ton/ha) yang dilepas pada tahun 2019. Adopsi teknologi di tingkat petani, terutama adopsi VUB harus terus ditingkatkan. Tidak saja mengenalkan varietas inpari 32, tetapi juga VUB lainnya sesuai dengan karakteristik tipologi lahan masing-masing daerah.