Jl. AUP No. 3 Pasar Minggu,
Jakarta Selatan 12520,
Provinsi DKI Jakarta

(021) 7824 669

ID EN
Logo

Kementerian Pertanian

Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan

7

KEMENTAN DORONG PETANI PELAKSANA KEGIATAN PEMBERDAYAAN PETANI DALAM PEMASYARAKATAN PHT (P4) DI PROVINSI BALI UNTUK MENGEMBANGKAN BAHAN PENGENDALI OPT RAMAH LINGKUNGAN

Kegiatan Pemberdayaan Petani dalam Pemasyarakatan PHT (P4) pada Tahun 2022 salahsatunya dialokasikan di Provinsi Bali sebanyak 2 unit. “Kegiatan p4 ini tergolong masih baru di Provinsi Bali, karena baru Tahun 2022 ini Provinsi Bali mendapatkan alokasi kegiatan p4,” ungkap Sri Wahyuni, Kepala BPTPH Provinsi Bali.

Kami sangat optimis menjalankan kegiatan p4 ini, karena sudah banyak masyarakat di Bali yang beralih mengkonsumsi produk pangan sehat dari residu pestisida, disamping dinilai lebih sehat, petani juga bisa menjual hasil panennya dengan harga yang lebih tinggi,” tambah Sri Wahyuni.

Kegiatan P4 di Provinsi Bali dialokasikan di Kabupaten Buleleng, Kecamatan Kubutambahan, yaitu di Desa Bila, Subak Babakan Bila dan di Desa Bontihing, Subak Lanyahan Bontihing. Kedua lokasi memiliki topografi lahan yang berbukit dan merupakan daerah endemis serangan penyakit blas. “Melalui kegiatan ini kami harapkan dapat ditemukan agens hayati yang mampu menekan serangan penyakit blas di lapangan”, ungkap Rusman POPT pendamping kegiatan p4. 

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan selaku Pembina teknis kegiatan P4 terus mendorong petani untuk melakukan budidaya tanaman yang sehat dan menekan penggunaan bahan kimia di lahan pertanamannya. Pada kesempatan yang terpisah, Direktur Perlindungan Tanaman Pangan Mohammad Takdir Mulyadi senantiasa menegaskan bahwa Kementerian Pertanian melalui Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan akan terus mendukung dan bergerak mengawal para petani untuk belajar dan mengembangkan diri dalam menerapkan PHT. “Harapan ke depannya para petani pada umumnya dan khususnya petani pelaku p4 ini dapat menghasilkan produk-produk bahan pangan yang lebih baik, sehat dan berkualitas serta mampu menjaga kelestarian alam lingkungannya,” tegas Takdir.

Dalam mendorong ditemukannya jenis APH yang beragam dan spesifik lokasi di masing-masing lokasi, Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan selalu melakukan pendampingan dan bimbingan teknis terkait pengembangan APH baik dalam hal teknik eksplorasi, pemurnian ataupun identifikasi APHnya, perbanyakan hingga aplikasinya di lapangan. Pendampingan dilaksanakan baik melalui daring maupun langsung di lapangan. Pendampingan kegiatan p4 di Provinsi Bali kali ini dilakukan secara langsung dengan mendatangi kedua Subak yang mendapatkan alokasi, melihat progres kegiatan, serta melakukan bimbingan teknis terkait pengembangan APH dari golongan bakteri.

Secara alami, setiap spesies organisme di alam termasuk OPT memiliki paling tidak satu spesies lain yang memanfaatkannya sebagai sumber nutrisi spesies lain tersebut dan dikenal sebagai musuh alami, atau secara teknis sering disebut sebagai APH,” papar endah selaku POPT Ahli Muda Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan. “Musuh alami di satu lokasi mungkin dapat mengatur dengan baik populasi OPT, sedangkan di lokasi lain mungkin tidak. Musuh alami tersebut dapat berupa parasitoid, predator, pathogen serangga (entomopatogen), ataupun agens antagonis,” lanjutnya.

Selain itu, disampaikan juga bahwa dikarenakan lokasi pertanaman petani sering terserang penyakit blas maka diharapkan potensi mendapatkan APH dari golongan bakteri akan menjadi lebih mudah. “Salah satu alternatif pengendalian penyakit blas adalah dengan memanfaatkan bakteri Paenibacillus polymyxa. Bakteri ini ada dapat kita temukan pada bagian tanaman sehat diantara rumpun padi yang terserang blas,” ujar Ikhsan selaku POPT ahli Muda Balai Besar Peramalan OPT Jatisari. “kita akan praktekkan langsung di lapangan bagaimana cara mengambil sampel yang benar dan tertelusur serta cara mendapatkan isolate murni dari sampel tersebut,”tambah Ikhsan.

Setelah dilakukan bimbingan teknis, petani diajak melakukan pengambilan sampel langsung ke lokasi pertanaman padi mereka dengan memilih rumpun padi yang sehat pada hamparan tanaman padi yang terserang penyakit blas dengan intesitas serangan berat. Kegiatan dilanjutkan dengan praktek pemotongan bagian tanaman ke dalam media yang sudah disiapkan oleh Subak serta diskusi lanjutan mengenai berbagai jenis OPT dan teknologi pengendalian yang ramah lingkungan. 

Hingga saat ini petani baik dari Subak Babakan Bila maupun Subak Lanyahan Bontihing telah melakukan eksplorasi jamur antagonis dan didapatkan Trichoderma sp. namun belum berhasil untuk mengeksplorasi bakteri antagonis khususnya Paenibacillus sp. Dengan bimtek dari Pusat ini kami sangat optimis akan mendapatkan isolat Paenibacillus sp.,”tambah Rusman selaku petugas POPT di Kecamatan Kubutambahan.

Pada kesempatan lain Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi, memerintahkan agar Kementan terus berupaya membantu pengawalan pertanaman dari serangan hama dan penyakit. Namun tetap dengan mengutamakan pengendalian OPT yang ramah lingkungan. Metode pengendalian yang mengedepankan sistem pengelolaan hama terpadu menjadi hal yang utama dalam menjaga kualitas dan kuantitas sehingga target produksi pangan nasional dapat tercapai.

Saya berharap semua jajaran khususnya Kementan fokus terkait pengendalian OPT dengan tetap mengutamakan cara-cara yang ramah lingkungan untuk menjaga kelestarian lingkungan sehingga keberlangsungan pertanian tetap terjaga untuk anak cucu kita nanti dan sesuai arahan Bapak Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo sistem pengelolaan hama terpadu menjadi hal yang utama dalam menjaga kualitas dan kuantitas sehingga target produksi pangan nasional dapat tercapai” tutup Suwandi


Kontributor: Nur Rahmi Endah Utami, SP., MA., MPA. 

(POPT Ahli Muda Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan)


WhatsApp


Email


Jam Pelayanan

Hari Kerja
08:00 s/d 16:00