METHARIZIUM ANISOPLIAE, CENDAWAN HIJAU YANG EFEKTIF MENGENDALIKAN SERANGGA HAMA
Cendawan entomopathogen merupakan salah satu agens pengendali hayati yang potensial untuk mengendalikan serangga hama. Prayogo, et.al., (2005) menyatakan bahwa Metharizium anisopliae adalah jamur entomopatogen yang termasuk dalam devisi Deuteromycotina: Hyphomycetes. Jamur ini biasa disebut dengan green muscardine fungus dan telah lama digunakan sebagai agens hayati dan dapat menginfeksi beberapa serangga, antara lain dari Ordo Coleoptera, Lepidoptera, Homoptera, Hemiptera, dan Isoptera.
Cendawan M. anisopliae mampu menginfeksi hama yang mempunyai tipe mulut menusuk dan mengisap, yaitu Riptortus linearis baik stadia nimfa maupun imago Di samping itu, M. anisopliae juga mampu menginfeksi hama yang mempunyai tipe mulut menggigit seperti S. litura. Dengan demikian terbuka peluang yang sangat luas untuk memanfaatkan cendawan M. anisopliae sebagai salah satu APH dalam program pengelolaan hama Terpadu (PHT) (Prayogo, et.al., 2005). Selain itu, M. anisopliae juga efektif mengendalikan Metarhizium anisopliae adalah salah satu jamur entomopatogen yang terbukti efektif melawan berbagai serangga dan hama termasuk rayap, kumbang, dan belalang (Singh, et. al., 2017).
Beberapa kelebihan pemanfaatan cendawan entomopatogen dalam pengendalian hama adalah mempunyai kapasitas reproduksi yang tinggi, siklus hidupnya pendek, dapat membentuk spora yang tahan lama di alam walaupun dalam kondisi yang tidak menguntungkan, relatif aman, bersifat selektif, relatif mudah diproduksi, dan sangat kecil kemungkinan terjadi resistensi (Hall, 1973 dalam Prayogo, et.al., 2005). Spesifisitas inang yang tinggi, efek yang dapat diabaikan pada organisme non-target dan produksi massal yang mudah juga merupakan kelebihan lain yang dimiliki oleh M. anisopliae (Singh, et. al., 2017).
Menurut Prayogo, et.al., (2005), kualitas dan kuantitas nutrisi dari media sangat mempengaruhi virulensi cendawan entomopatogen. Di samping kualitas dan kuantitas nutrisi, komponen substrat pada integument serangga hama juga berpengaruh terhadap proses infeksi. Sporulasi dan virulensi M. anisopliae dapat ditingkatkan dengan menumbuhkannya pada media jagung manis atau jagung lokal + gula 1%.
Keefektifan cendawan M. anisopliae dalam mengendalikan serangga hama seperti S. litura, di samping dipengaruhi oleh media tumbuh, tingkat virulensi, dan frekuensi aplikasi, juga sangat ditentukan oleh umur instar serangga tersebut. Larva instar I paling rentan terhadap cendawan M. anisopliae, karena lapisan integument serangga masih sangat tipis sehingga cendawan sangat mudah melakukan penetrasi. Di samping itu, pergantian kulit serangga juga mempengaruhi keberhasilan aplikasi cendawan entomopatogen
Kontributor: Nur Rahmi Endah Utami, SP., MA. MPA.
(POPT Ahli Muda Direktorat Perlindungan T.P.)
Pustaka
Hall, T.M. 1973. Use of microorganisms in biological control. p. 610?628. In P. Debach, (Ed.). Biological Control of Insects Pest and Weeds. Chapman and Hall Ltd., London. Dalam Prayogo, Y., W. Tengkano, dan Marwoto 2005. Jurnal Litbang Pertanian. 24 (1):20.
Prayogo, Y., W. Tengkano, dan Marwoto 2005. Prospek Cendawan Entomopatogen Metharizium Anisopliae untuk Mengendalikan Ulat Grayak Spodoptera litura pada Kedelai. Jurnal Litbang Pertanian. 24 (1):19-23.
D. Singh, T.K. Raina, J. Singh. 2017. Entomophatogenic Fungi: An Effective Biocontrol Agent for Management of Insect Populations Naturally. J. Pharm. Sci. & Res. Vol. 9(6). 2017: 830-839.