IDENTIFIKASI PENYEBARAN GALUR PADI KEBO DI KABUPATEN INDRAMAYU, JAWA BARAT
Padi merupakan tanaman yang penting di Indonesia karena sebagian penduduk mengkonsumsi nasi sebagai makanan pokok. Di Kabupaten Indramayu, padi menjadi sektor pertanian unggulan dan target produksinya selalu tercapai setiap tahun, sehingga dikenal dengan julukan sebagai lumbung padi nasional. Hal ini tidak terlepas dari hasil produksi padi tertinggi secara nasional yang diperoleh para petani di daerah Pantura Jawa Barat tersebut setiap tahunnya.
Selain itu, di Kabupaten Indramayu ditemukan beragam inovasi yang dilakukan para petani lokal untuk meningkatkan produksi padinya. Seperti yang dilakukan Darmin, petani asal Desa Sekarmulya, Kecamatan Gabuswetan, Kabupaten Indramayu. “Dari tahun 2003 telah menyilangkan padi lokal Kebo Biji Panjang dengan varietas Ciherang”. Proses pemuliaan dari galur tersebut melalui seleksi sampai F6 sehingga dipilih galur yang menghasilkan biji bulat dengan umur tanaman 110 – 115 HSS dan hasilnya dibawa ke seminar-seminar yang diadakan oleh Pusat Pelatihan, ujar Darmin kepada Staf Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan pada saat mewancarainya dalam rangka identifikasi penyebaran galur padi lokal Kebo, di Desa Gabuswetan.
Darmin juga menceritakan, bahwa dia mempunyai koleksi 5 macam galur padi hasil silangan Kebo biji panjang dengan varietas Ciherang yang di beri nama Pemuda Idaman, Kebo biji bulat, Rangbo dan Inpari 44. Ia menjelaskan, bahwa hasil silangan yang diberi nama Inpari 44 tersebut bekerjasama dengan Balai Besar Penelitian Tanaman Padi dan sudah dilepas oleh Menteri Pertanian.
“Galur padi Kebo sangat disukai oleh masyarakat di Indramayu, hampir semua petani di Kabupaten Indramayu menanam padi tersebut karena memiliki keunggulan produktivitas tinggi mencapai 10,5 ton/ha pada MT I (hujan) dan 8,5 ton/ha pada MT II (kemarau), batang keras dan tahan rebah pada saat banjir dan ada angin kencang, tahan terhadap serangan hama dan penyakit, rendemen tinggi mencapai 72- 73% per kwintal gabah, rasa beras enak dan pulen, warna beras putih”, ujar Kabid Tanaman Pangan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Indramayu.
Hasil identifikasi dan informasi dari Petugas Penyuluh Lapangan di 10 kecamatan bahwa penyebaran galur padi Kebo pada MT I dan MT II seluas 15.199 ha meliputi Kecamatan Lelea seluas 793 ha, Cikedung 812 ha, Kroya 200 ha, Gabuswetan 1.500 ha, Losarang 6.001 ha, Terisi 3.568 ha, Kedokan Bunder 196 ha, Kandanghaur 1.219 ha, Patrol 800 ha dan Lohbener 110 ha.
Memperhatikan penyebaran galur padi Kebo di Kabupaten Indramayu cukup luas, ternyata Darmin telah bekerjasama dengan Tani Center IPB University untuk mengembangkan galur padi tersebut agar dapat dilepas, karena Tani Center IPB memiliki fungsi sebagai jembatan pengetahuan dan inovasi antara kampus IPB dengan petani dan masyarakat. Sampai saat ini serangkaian pengujian galur padi Kebo masih terus dilakukan dan diharapkan dapat dilepas pada tahun 2022.
Penulis : 1. Purwancaturita Maryani (PBT Ahli Madya)
2. Wiwit Ekowati (PBT Ahli Muda)